Happy Reading🎀
***
Dari meja sebrang, Esha terus mengamati gerak-gerik Gavy yang sedang bersama teman-temannya. Dia terus berpikir dan mengingat-ngingat apakah dirinya berbuat salah kepada cowok itu.
"Hey!!"
Esha melirik sekilas ke arah dua sahabatnya lalu kembali lagi menatap Gavy. "Perasaan gue nggak punya salah sama Gavy." ucap Esha.
Ara meminum teh nya lalu berkata, "perasaan lo aja kali, Sha."
"Gue merasa ada yang aneh di diri dia. Seakan-akan dia menghindar dari gue," Esha tersenyum hambar.
Vina mengerutkan keningnya seraya menatap Esha lama. "Bagus dong, Sha. Jadi lo nggak harus capek-capek ngasih tau soal perjodohan lo," ucapnya dengan hati-hati.
"Tapi Vin, gimana sama perasaan gue?"
"Lama-lama lo bakal terbiasa," sahut Ara mengusap punggung tangan sahabatnya.
***
Hari sudah sore, Esha baru saja keluar dari ruang musik dengan lesu. Hari ini Gavy tidak masuk untuk berlatih. Banyak yang bilang kalau Gavy mengundurkan diri, dan jabatan wakil ketua eskul nyanyi kini Esha yang memegangnya.
Esha berjalan sambil menunduk. "Nggak, gue nggak sedih. Hanya saja kehidupan gue kembali seperti dulu, sebelum mengenal Gavy lebih jauh," gumam cewek itu mencoba menguatkan dirinya sendiri. Dia mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah.
"Den?" Esha kaget ketika dia melihat Zayden yang berada di atas motornya sambil memainkan ponsel.
Zayden tersenyum. "Lama banget, ada eskul, kah?" tanya cowok itu sambil menyodorkan helm kepada Esha.
Esha membalas senyuman itu seraya mengangguk. Mungkin ini saatnya untuk dia mencoba membuka hati untuk Zayden.
"Pegangan. Gue nggak mau tanggung jawab kalau jatuh." Esha refleks mengeratkan kepalan tangannya di jaket Zayden.
Setelah perjalanan kurang lebih sepuluh menit, motor Zayden berhenti di sebuah rumah lantai dua. Esha turun dari motor itu dibantu Zayden.
"Istirahat yang banyak, kamu keliatannya capek banget hari ini," celetuk Zayden.
"Makasih, Den," balas Esha sambil memberikan helm yang tadi dipakainya.
"Simpen aja di kamu, Sha. Pake kalau mau jalan sama gue aja,"
Esha menarik kembali helm itu. Dia mengamati benda itu sekejap. Sepertinya helm ini baru, apakah Zayden sengaja membelinya hanya untuk Esha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Dan kalo lo suka matahari, gue bakal jadi awan putih yang berada di bawah sinar matahari." -Ervin Garavy Albirru. Awan yang mendung dan sering mengeluarkan hujan, yaitu awan yang tidak pernah cerah. Nimbostratus, awan berwarna kelabu gelap yang t...