43. Kebahagiaan itu kapan menjemputnya?

158 12 0
                                    

"Bukan Tuhan gak tau lo sedih, tapi tuhan tau kalau lo kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan Tuhan gak tau lo sedih,
tapi tuhan tau kalau lo kuat." -Faizan

Happy reading!!

***

Enam remaja cowok berjalan menyusuri koridor sekolah. Mereka melangkah melewati ruang-ruang kelas yang sudah dipenuhi oleh murid kelas dua belas, karena kelas sepuluh atau pun kelas sebelas diliburkan agar tidak menganggu kakak kelas mereka yang akan melaksanakan Ujian.

Hari ini, kelas XII akan melaksanakan Ujian Akhir sekolah. Setelah melewati perjalanan yang panjang, mereka akhirnya sampai di mana harus mempersiapkan diri dan mengejar nilai yang sempurna untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Siulan kecil terdengar dari mulut Razzen. Sesekali dia menyugar rambutnya ke belakang dan merapikan dasi yang mengikat lehernya. Apakah julukan Playboy cap Kodok itu kini berpindah kepada cowok itu?

Sakya bergidik ngeri.

Razzen tidak peduli. Di justru melangkah menuju anak tangga yang membawanya ke lantai dua. Kini, hanya tersisa antara Gavy dan Razzen, karena keempat sahabatnya yang lain sudah memasuki kelas mereka yang berada di lantai satu.

"Gav?" panggil Razzen.

"Hm?" sahut Gavy.

"Menurut lo. Setelah ujian selesai, kita bakal ngapain aja di sekolah?" tanya Razzen.

Gavy menaikkan kedua bahunya tanda tidak tahu. "Kalo lo si kayaknya full rapat," celetuk Gavy sambil tertawa.

"Muak gue lama-lama jadi anggota osis. Digaji kaga capek iya," gerutu cowok itu sampai akhirnya sampai di pintu ruang kelasnya.

"Mamam!"

***

Entah dapat dorongan dari mana. Saat ini Gavy sedang berjalan di sekitar taman sekolah. Cowok itu memberhentikan langkahnya saat melihat seorang cewek yang akhir-akhir ini selalu menganggu hatinya. Dengan langkah ragu, dia pun berjalan untuk menghampiri cewek yang sedang duduk sendirian di sebuah kursi taman itu.

Gavy tersadar. Dia memejamkan matanya sejenak lalu membalikkan kembali badannya. Namun langkahnya terhenti ketika cewek itu mengeluarkan suaranya.

"Vy? Kenapa balik lagi?" tanya Esha yang berada di belakang tubuh Gavy. "Lo mau di sini? Kalau iya, biar gue yang pergi," sambungnya. Esha tersenyum ketika Gavy membalikkan badannya.

"Nggak. Lo boleh tetap di sini," balas Gavy.

"Vy?" panggil Esha lagi.

Gavy hanya diam menunggu cewek itu melanjutkan bicaranya.

"Gue kangen lo."

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang