38. Missing

202 17 3
                                    

"Pada akhirnya kenyataan lebih menyakitkan dari pada mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada akhirnya kenyataan lebih menyakitkan dari pada mimpi." -Esha

Happy Reading
🌟🐧

•••

Hari ini, tim basket SMA Yasti sedang mengikuti tournament tingkat Kabupaten. Razzen dan Faizan membawa nama Valorous untuk mewakili sekolahnya. Akan tetapi kondisi Faizan saat ini tidak memungkinkan untuk bermain, cowok itu hanya duduk di kursi pemain cadangan. Razzen mengistirahatkan tubuhnya di pinggir lapangan sambil mengipas-ngipasi wajahnya menggunakan tangan.

"Zan! Lempar minum yang ada di samping lo itu," titah Razzen kepada Faizan.

Razzen menangkap botol itu dengan sempurna. Setelah beberapa menit, peluit berbunyi pertanda permainan kembali dimulai.

"MAIN YANG BENER ZEN!!" teriak Sakya yang berada di tribun.

Tidak sedikit siswa Sma Yasti yang ikut menonton pertandingan tersebut. Gavy, Sakya, Adnan, dan Raymond termasuk ke list siswa yang menyaksikan pertandingan itu. Tepat di depan kursi keempat inti Defender, ada Esha, Ara serta Vina yang tidak ada henti-hentinya berteriak mendukung tim.

"Yah apaan si, masa skornya unggul lawan. Gak bener nih si Razzen." gerutu Adnan saat skor yang didapatkan tim Razzen lebih rendah dibanding lawan.

"6 menit terakhir dengan skor 9-13. Saat ini poin keunggulan dipegang oleh Feeders. Mampu kah bagi Valorous menyamakan kedudukan?"

"Ayo, Zen! 4 point bisa lah!" ujar Raymond sambil menepuk-nepuk pahanya.

"Gimana si! Ketinggalan jauh banget ini. Itu si Rakha mainnya nggak kayak biasanya pas lagi latihan." serocos Sakya.

Sedari tadi Gavy sedang membatin. Dia berharap semoga Faizan tidak main. Dia khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

"Pergantian pemain dari Valorous. Valdi keluar, digantikan Faizan."

"Kenapa lo main, sialan!" umpat Gavy yang bisa didengar oleh orang di sekitarnya.

Sakya yang sedari tadi terus berceloteh, kini cowok itu hanya diam. Adnan dan Raymond saling tatap satu sama lain. Kenapa harus Faizan? Jika cowok itu kenapa-napa bagaimana?

Selama Faizan bermain, Gavy hanya diam memperhatikan sambil terus-terusan memaki cowok itu.

"Satu menit terakhir dengan skor 15-15. Yeah! Bola saat ini dikuasai oleh nomor punggung 7 dari Valorous, nomor punggung 7 melakukan dribbling, dia dikepung lawan, dan!! masuk pemirsa!!! Jump Shoot yang sangat sempurna oleh nomor punggung 7."

Riuh tepuk tangan pun terdengar meriah saat Faizan mencetak poin akhir. Pertandingan dimenangkan oleh Valorous--Sma Yasti. Dengan semangat 45, keempat orang cowok itu pergi menghampiri Faizan dan Razzen yang sedang berada di pinggir lapangan.

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang