29. Sinarnya yang meredup

320 16 1
                                    

Jangan lupa vote + komen yaww!!!

Jangan lupa vote + komen yaww!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading🎀 🌻
~~~

***

Pukul sepuluh pagi, seorang cowok tengah menatap dirinya sendiri di hadapan cermin. Rambutnya yang acak-acakan, kantung mata yang menghitam, serta bibirnya yang pucat.

Semalaman, Gavy tidak tidur. Semua beban hidupnya terus menghantui cowok itu. Pagi ini, dia memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena Faizan pun tidak masuk. Banyak sekali pesan dan panggilan masuk dari sahabatnya yang Gavy abaikan.

Memang benar, apa yang kita punya di dunia tidak akan abadi dan terus bersama. Contohnya kebahagiaan yang Gavy rasa, bahkan itu tidak bertahan lama. Hidupnya mulai meredup setelah salah satu cahaya yang dia punya, diambil tuhan dari dunia untuk selamanya. Namun, ketika hidupnya mulai bersinar kembali, dua hal yang membuatnya kehilangan semangat untuk hidup.

Tidak semua orang paham bagaimana hidup yang terus dihantui dengan rasa bersalah.

"Kalau gue nggak dengerin apa kata mama, mungkin papa masih ada, dan mama juga tidak merasakan kehidupan di dalam rumah sakit jiwa," lirih Gavy. Air matanya mungkin sudah terkuras, hingga sekarang tidak lagi bisa menetes.

"Jangan terus nyalahin diri lo sendiri, ini semua sudah takdir," ucap seseorang yang berada di ambang pintu.

Gavy terkejut, dia membalikkan badannya. Hal pertama yang dia lihat adalah sahabatnya yang sedang berdiri dengan senyuman tipis yang dia tunjukkan kepadanya.

"Faizan?" panggil Gavy.

"Iya, ini gue," sahut Faizan, dia mendekat ke arah Gavy dan merangkul sahabatnya itu.

"Jangan lemah kayak gini..., gue gak suka," celetuk Faizan.

Gavy masih bingung. "Lo kenapa bisa ada di sini?" tanya Gavy.

"Gue sakit biasa, bukan koma." jawab Faizan dengan kekehan ringan yang diciptakannya.

"Jelas-jelas lo sakit serius," timpal Gavy.

Faizan bungkam tidak bisa menjawab. "Yang penting gue masih dikasih hidup sama Tuhan," jawab Faizan tidak suka.

"Bolos?"

"Hm." Gavy menjawabnya hanya dengan deheman.

Faizan tertawa kencang. "Wajah lo, kayak mayat hidup, Gav," ejek Faizan.

Nimbostratus || Garavy [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang