Bruuummm
Mobil BMW berwarna hitam tersebut melaju dengan begitu kencang. Sang pengemudi terlihat mengemudi dengan raut wajah penuh amarah.
"Tidak ada yang bisa kupertahankan lagi! Semuanya sudah berakhir! Aaarrghhh!!!"
Gadis tersebut mengatakannya dengan nada penuh kemarahan, terselip juga rasa sedih dan sesal. Perasaan yang bercampur aduk. Ia menyesal, telah menyesal merusak dirinya sendiri. Di umurnya yang ke 17 tahun ini..ia mengalami banyak peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi pada dirinya.
Dia..gadis itu...telah kehilangan segalanya. Akhirnya ia jatuh dalam kegelapan yang tak berkesudahan. Air mata penyesalan yang sudah tak berguna. Hanya satu yang akan ia lakukan demi hidupnya yang sudah tak berguna itu.
Menemui malaikat mautnya.
Sore itu, langit terlihat begitu cerah. Apakah kebahagiaan sang protagonis sampai mempengaruhi langit? Hingga sang langit selalu terlihat cerah, cerah bagi kebahagiaan sang protagonis. Itu memuakkan.
"Sudah tidak ada yang dapat kulakukan.." lirih gadis itu.
Ia terus memajukan mobilnya. Tujuannya adalah pembatas jalan yang berhadapan langsung dengan lautan di depan sana. Dengan begitu ia dan mobil ini..satu-satunya harta yang tersisa, tenggelam bersamanya. Biarkan laut membawa dirinya serta.
Hingga kedua bola matanya melebar ketika tiba-tiba melihat seseorang berdiri dalam keadaan linglung di depan sana. Sosok itu muncul hanya dalam sekejap mata."Goblok!" umpatnya dan mencoba menghentikan laju mobilnya menggunakan rem mobil.
Tak tak tak
"Eh?" responnya dengan tatapan kosong ketika rem tersebut tak berfungsi sama sekali.
"Yang benar saja, padahal kematianku harus sakral bersama mobil kesayanganku ini.." batinnya sampai sangat ingin menangis karena kematian sakral yang ia inginkan malah akan kacau karena kemunculan seseorang di depan sana.
Bruuummm
"MIIINGGIIIRRR SIALAANN!!!" serunya dari dalam mobil ketika jarak mereka semakin dekat.
Sosok yang ada di depan sana malah terlihat baru sadar. Dan akhirnya mendongak menatap sebuah mobil melaju ke arahnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Demi dewa Kr*sh* yang pernah dituntut ke pengadilan, aku kan baru saja dapat kecelakaan sialan!" ungkapnya dengan kedua mata yang terlihat melotot.
Mau menjauh tapi rasanya sudah tak sempat. Itu hanya berlangsung selama beberapa detik.
CKIIITT!
BRAKKK!
Angin sore itu, berhembus secara pelan. Sepoi-sepoi. Kepulan asap berwarna hitam terlihat pada pembatas jalanan.
Bruk!
"Uhuk uhuk!" seorang gadis terlihat bersusah payah keluar dari dalam mobil kesayangannya.
Kepalanya terlihat berdarah, begitu pun kedua lengan dan kedua kakinya yang terlihat lecet.
"Haahhh haahhh haahhh" nafasnya tersengal-sengal.
Ia mencoba berjalan menjauhi mobil kesayangannya itu. Kepalanya terasa pusing, mual, ia merasa mual. Rasanya menyakitkan. Ia berencana mati tanpa rasa sakit. Tapi sepertinya waktu tak mengizinkannya. Gadis itu menatap nanar ke arah pembatas jalan tersebut. Depan mobilnya terlihat penyok, tapi penyok seperti baru saja ditahan oleh sesuatu. Kaca mobilnya bagian depannya memang pecah. Dan pembatas jalanan itu, terlihat penyok juga, namun tak sampai kehilangan bagian barang sedikit pun..palingan engsel penahannya yang terlepas barang dua biji.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Yuri Story
General FictionBerisi cerita-cerita pendek tentang yuri atau girls love. Warning! GL Area! Random Update!