Mata Indri terlihat menajam ketika melihat beberapa anak laki-laki berseragam yang sama dengannya tengah berdiri di depan Olivia.
"Ngapain mereka? Lagi nagih hutang? Perasaan Olivia gak pernah ngutang ke mereka deh.." gumam Indri.
Kembali ke beberapa anak laki-laki yang menyebut diri mereka sebagai geng, dengan nama geng Verzamor. Terlihat salah seorang dari mereka mulai berbicara kepada Olivia.
"Masih gak ada kapok-kapoknya menganggu, heh. Sekarang nyewa antek-antek baru untuk ngerusuh." ucapnya dengan nada yang terdengar meremehkan.
Olivia terlihat menukikkan kedua alisnya. Rasanya ia sangat ingin menampar pria di depannya ini. Tapi ia masih mencoba bersabar.
"Huh, tidak ada gunanya mencari gara-gara dengan Saya. Minggir kalian, sebelum antek Saya yang loyal menampar pipi kalian satu per satu!" ujar Olivia yang entah mengapa menekankan beberapa kata terakhirnya.
Sementara beberapa pria di depannya malah terlihat tertawa pelan seakan meremehkan.
"Oh ya? Silahkan saja, suruh antek kau itu untuk menampar kami satu per satu!" ucap pria yang lainnya ikut meremehkan.
Olivia terlihat makin kesal. Ia tidak suka tatapan yang mereka layangkan ke arahnya. Sebelum ia menoleh, berniat untuk memanggil Indri, Indri telah berada di sampingnya sambil menatap datar ke arah anggota geng Verzamor.
"Antek Anda siap menerima perintah Anda!" ucap Indri dengan tatapan datarnya.
Anggota geng Verzamor tentunya terkejut akan kemunculan Indri yang tiba-tiba. Bukankah ia tidak ada tadi disini? Kenapa ia mendadak muncul?!
"Tampar mereka.." ucap Olivia lirih.
"Siap laksanakan!" sahut Indri membuat Olivia langsung tersadar.
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!!!
Dugh!
"Huh..?" Olivia terlihat melongo melihat kejadian barusan.
"Semuanya sudah beres!" ucap Indri sambil memberikan jempol kanannya.
Dan Olivia hanya bisa memiringkan kepalanya dengan mulut yang menganga. Gadis mungil itu..gadis mungil itu..dengan tangan kurusnya memberikan pelajaran kepada para berandalan sekolah. Olivia dengan muka cengonya menatap Indri yang tengah menyugarkan poninya ke arah atas hingga terlihat agak berantakan.
"Bocah, cari masalah lagi, kuladeni sampai kalian bersusah payah memanggil malaikat maut kalian!"
Olivia tak mengerti. Rasanya ia seperti menyaksikan kebangkitan sosok yang tak terduga.
"Lagian juga, dia kan bukan manusia." ingat Olivia dalam hatinya.
Olivia ingat akan kemunculan Indri yang secara tiba-tiba itu. Ia bertanya-tanya tentang dari planet mana asal si Indri ini. Soalnya sikapnya malah terlihat layaknya manusia pada umumnya. Tapi kekuatan fisiknya malah terlampau melebihi tampang fisiknya.
"Jangan sampai aku ketar ketir karenanya!" batin Olivia.
"Anyway, Saya lupa mengerjakan tugas matematika!" kata Indri tiba-tiba sambil melirik ke arah Olivia.
Olivia yang mendengarnya langsung merasa dongkol. Dengan kesalnya ia menjewer telinga Indri.
"Aw aw aw, sakit, aww!" keluh Indri.
"Ayo balik ke kelas!" ucap Olivia sambil terus menjewer telinga Indri.
Selama mereka berjalan, keduanya jadi pusat perhatian. Selama sebulan ini sepak terjang Indri sebagai anteknya Olivia telah tersebar. Olivia ngomong pelan aja kalau udah mengarah ke kekerasan fisik langsung dilaksanakan sama Indri tanpa nego-nego lagi. Malah membuat Olivia senam jantung mulu. Setelah duduk di bangku masing-masing, Olivia segera membuka tasnya dan mengeluarkan buku matematikanya. Ia membuka buku tugasnya lalu menyodorkannya kepada Indri.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Yuri Story
General FictionBerisi cerita-cerita pendek tentang yuri atau girls love. Warning! GL Area! Random Update!