Terasa Manis - 1

534 44 8
                                    

Byurr

Jus berwarna hijau itu meluncur dengan lancar dari puncak kepala gadis berkacamata dan berpenampilan sederhana itu. Pelaku yang meluncurkan jus hijau itu hanya terlihat tersenyum puas melihat keadaan gadis itu. Dia tinggi, cantik, rambut hitam yang panjang dan bergelombang, halus, hidung mancung dan juga berkulit putih. Sedangkan sang korban begitu pendek, hidung mancung ( ke dalam), berkulit sawo matang, dan agak kurus.

"Now, I know the juice isn't really tasting good so I match it with you..and...it's perfeeect!" ucap gadis tinggi itu selaku sang pelaku.

Gadis pendek itu hanya diam dan masih sama pada posisinya, yaitu duduk namun berhenti menikmati nasi goreng pesanannya. Rasanya sudah hambar, ia bisa memberikan bintang satu jika diminta menilai saat itu juga. Orang-orang di sekitarnya hanya diam menyaksikan, bahkan mengabaikannya, seakan kejadian itu memang sudah biasa terjadi.

Gadis pendek itu memegang gagang kacamatanya, buram, itu karena jus alpukat milik sang pelaku.

"Cih, bauu. Ayo pergi sebelum baunya semakin meresap!" ajak sang pelaku kepada temannya.

Ketika gadis cantik yang tinggi itu telah pergi, sang gadis pendek pun beranjak pergi dari dalam ruang kantin. Ia berjalan lalu memasuki toilet.

Menyalakan keran air. Meletakkan kacamatanya yang kotor karena jus. Kemudian membasuh mukanya beberapa kali. Menutup keran air tersebut lalu menatap pantulan dirinya dalam cermin toilet.

"Hah.." gadis itu hanya bisa menghela nafasnya.

Sudah dua bulan..ya, sudah dua bulan dia menjadi target perundungan. Hanya karena ia ketahuan menyodorkan tissue kepada salah satu korban perundungan di toilet ini. Dan sekarang ia malah menjadi salah satu dari mereka.

"Masa remajaku sepertinya sudah ternodai.." gumamnya dan akhirnya kembali menyalakan keran air.

Krieet

Sshaa

Gadis itu kembali membasuh mukanya beberapa kali. Dan kali ini ia refleks menyugar poninya ke arah atas. Ketika ia kembali menatap ke arah cermin, kedua matanya sedikit melebar ketika melihat ada yang menatap ke arahnya.

"Bertingkah narsis secara diam-diam." ucap gadis yang telah melihat tampilan lain darinya.

Tapi lawan bicaranya hanya diam dan mulai fokus membersihkan kacamatanya menggunakan sebuah sapu tangan.

"Kkhh!" geram gadis yang diabaikan itu.

Brak!!

Suara pintu toilet yang ditutup dengan kasar membuat bahu sang pembersih kacamata jadi bergidik naik.

Sshaa

Hanya suara air yang mengalir keluar dari dalam keran mendominasi dalam toilet tersebut.

Glek

"Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa auranya terasa sangat berbeda dari aura-aura kemarahan yang sebelumnya?!" pikirnya yang tanpa sadar berhenti melap kacamatanya.

"Anda.." ucap sang gadis dengan mengluarkan sedikit geraman dari dalam mulutnya.

Ia sekarang telah berada dekat di belakang korban yang telah ia rundung selama dua bulan terakhir itu.

Tap!

Gadis cantik itu menarik bahu kiri korbannya dengan maksud membuatnya membalikkan badan. Maksudnya terpenuhi dan sekarang, korbannya itu telah menghadap ke arahnya dengan tatapan yang sedikit terkejut.

"Helena Slavard..tatap Saya lebih lama lagi!"

Entahlah. Ucapan yang barusan, perintah yang barusan itu, memang terdengar aneh. Tapi gadis yang bernama Helena Slavard itu tetap menuruti apa yang dikatakan oleh perundungnya itu.

It's About Yuri StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang