Ceklek
Pintu kamar dibuka oleh seseorang. Sepatu boot berwarna hitam, celana jeans, baju kaos berwarna hitam dan kemeja lengan panjang berwarna biru pudar.
Tap Tap Tap
Ketukan sepatu menggema dalam kamar tersebut.
Sang pemilik sepatu berjalan mendekati ranjang bertingkat. Surai abu-abunya terlihat sedikit berantakan. Netra biru kelamnya menatap dingin ke arah gumpalan yang terlihat ditutupi selimut dengan sempurna. Beberapa bekas memar, sepertinya gadis ini baru saja berhasil melewati bahaya.
"Apa kamu adalah teman kamarku?"
Tiba-tiba gumpalan itu bersuara. Perlahan selimut ia turunkan, sehingga kepala yang tersembunyi itu, akhirnya terlihat juga.
Pemilik netra biru kelam itu sedikit terkejut ketika melihat betapa mudanya fitur wajah si gumpalan itu.
Rambut yang berantakan, netra coklat kayu yang menatap dengan menyipit. Gumpalan ini, masih belum selesai mengumpulkan nyawanya secara keseluruhan.
Gadis pemilik surai abu-abu itu hanya diam tak merespon. Sang gadis akhirnya memutuskan untuk naik ke atas ranjangnya, yang ada ditingkat 2.
"Tunggu! Lepas sepatumu!"
Gadis mungil itu mengingatkannya sambil bangun dari aktivitas rebahannya.
"Jawab pertanyaanku dengan cepat, siapa namamu?"
Gadis bersurai abu-abu itu menatap gadis mungil sejenak.
"Rachel."
Jawaban yang singkat namun itu tak membuat sang gadis mungil merasa kesal atau apa. Ia hanya menganggukkan kepalanya sebanyak 3 kali.
"Eunike."
Berbalas.
Eunike memutuskan bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
"Jangan lupa lepas sepatumu!"
Hal sepele yang masih Eunike ingatkan pada Rachel.
Rachel memperhatikan tubuh mungil Eunike menghilang dibalik pintu kamar mandi.
"Jadi rumor itu memang benar? Ada anak kecil yang imut di asrama."
Dan anak itu sekarang sekamar dengan Rachel. Rachel menyunggingkan senyum tipisnya. Akhirnya ia melepas sepatunya, seperti apa yang Eunike katakan.
Tok Tok Tok
Tepat ketika Rachel menaruh sepatunya di rak sepatu, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Ceklek
"Rachel, katanya kamu habis bertengkar dengan kakakmu?! Kamu terluka?? Apa parah?? Mana?? Sini aku obatin!"
Rachel hanya diam sambil mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Gadis yang tingginya sedikit pendek darinya terlihat begitu mengkhawatirkannya.
"Kamu mau masuk, Frey? Tapi jaga sikap ya, ada teman kamarku di dalam."
Lain yang dipertanyakan lain yang dijawab. Tetapi, Freya mengetahui maksud dari ajakan tersebut. Freya mengangguk dan Rachel mempersilahkannya masuk. Tepat ketika Freya meletakkan sepatunya di rak sepatu, Eunike keluar dari dalam kamar mandi.
Eunike berhenti sejenak dan memperhatikan ada orang asing dalam kamarnya.
"Siapa?"
Pertanyaan singkat, padat, nan jelas ia layangkan pada Rachel.
"Pacarku. Namanya Freya."
Jawaban Rachel sukses membuat Eunike menaikkan salah satu alisnya. Ini baru sehari, tapi kamarnya sudah kedatangan tamu lainnya selain yang mengantarnya tadi. Dan itu adalah kekasih dari teman satu kamarnya. Rasanya Eunike seperti tergarami, mungkinkah ia akan menjadi obat nyamuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Yuri Story
General FictionBerisi cerita-cerita pendek tentang yuri atau girls love. Warning! GL Area! Random Update!