Eksistensi Sang Figuran - 1

545 43 15
                                    

Byur!

"Oh?" gumam seorang gadis berseragam SMA.

Saat ini, di SMA Cahaya telah berlaku waktu istirahat. Kantin terlihat begitu ramai dan berisik.

Plakk!!

Kedua netra hijau daun yang terlihat menatap dengan tatapan datar tanpa minat. Dalam netra yang dihalangi oleh kacamata itu, dapat terlihat pantulan objek yang tengah tertangkap olehnya.

"Gak nyangka gue, rupanya lo yang udah naruh uang kas kelas di tasnya si Moza!"

Dua objek, berbeda gender, sang gadis terlihat menyedihkan dalam keadaan terjatuh di lantai. Menyedihkan dalam artian ia telah disirami oleh kuah bakso miliknya sendiri, lalu dapat tamparan nan keras dari sang laki-laki. Padahal, pentolannya masih tersisa beberapa tadinya.

Rahang sang laki-laki terlihat mengetat, tatapannya begitu tajam. Sementara sang gadis terlihat diam seakan berusaha menahan dirinya. Sang gadis akhirnya mendongak dan menatap laki-laki itu dengan tatapan yang tersakiti.

"Gio,,aku cinta banget sama kamu! Harusnya kamu itu sama aku! Bukan sama si culun itu!" ungkap gadis tersebut.

Entah sudah ungkapan yang ke berapa kalinya, yang jelas gadis bernetra hijau daun yang sedari tadi hanya memerhatikan mulai merasa lelah. Lelah dengan drama adu bacot, bully, saling tampar, adu kekuasaan, adu tersakiti, marah-marahan. Dia yang selaku figuran merasa sangat lelah hanya dengan memerhatikan, apalagi para tokoh utama.

Perhatian, kepada murid yang bernama Anggrainy Delvoza Harriet, kelas 11 IPS 1 agar segera menuju ruang BK, SEKARANG JUGA! GAK.PAKE.LAMA!

"Hmmm, akhirnya.." gumam gadis pemilik netra berwarna hijau daun tersebut.

Ia merasa lega. Karena novel telah berada di bab akhir. Di akhir bab, Voza akan dikirim ke luar negeri oleh sang kakek karena kelakuan Voza yang selalu keluar masuk ruang BK. Prestasi yang semakin menurun, dan kelakuan bucin tololnya yang membuat sang kakek merasa malu. Sedangkan protagonis pria dan protagonis wanita semakin lengket saja, setelah lulus sekolah, protagonis pria akan melamar protagonis wanita dan mereka berdua hidup bahagia selamanya.

Bagaimana dengan antagonis wanita? Voza usai lulus di Kanada, ia langsung dijodohkan dengan orang pilihan sang kakek. Dan cerita benar-benar tamat.

Gadis bernetra hijau daun tersebut terlihat tengah memasukkan beberapa koin perak ke dalam mesin minuman. Ia mengambil dua kaleng susu beruang kaleng, lalu melengos begitu saja.

Begitu banyak murid SMA yang berhamburan keluar dari dalam kelas sambil membawa tas sekolah mereka. Pertanda bahwa mereka akhirnya bisa pulang ke rumah mereka atau pun pergi keluyuran entah kemana (jangan ditiru wahai anak sekolahan).

Berbeda dengan mereka yang ingin keluar dari lingkup sekolah, gadis bernetra hijau daun tersebut malah berjalan menuju rooftop sekolah. Tas punggung dimana sebuah gantungan berbentuk huruf F terlihat bergoyang kesana kemari, ke atas ke bawah, kemana saja hati author senang menulis cerita gaje ini.

Ceklek

Gadis itu membuka pintu dan terlihat sedikit memicingkan kedua matanya karena sinar matahari pada sore itu, terlihat begitu terik dan terasa begitu panas. Ia berjalan. Langkah demi langkah dan akhirnya mulai memelankan langkahnya, ketika kedua kakinya berhenti tak jauh dari sebuah sofa panjang, dimana seorang gadis berseragam terlihat tengah tidur, sambil menutupi wajahnya dengan satu lengan. 

Pemilik netra hijau daun itu akhirnya memantapkan pilihannya.

Ini tidak akan berefek, sekali-kali berbuat baik, Fira.

It's About Yuri StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang