"Kiri! Kanan! Kulihat saja, banyak, kendaraannya, aa!"
Bagus, bagus, lagunya sudah kalian modifikasi.
Normalnya, korban penculikan hanya akan diam, gemetaran, trauma atau semacamnya. Tapi, apakah harus kuberikan ribuan jempol kepada 7 bocah ini? Karena mereka sekarang malah bernyanyi ria kecuali si datar yang sedang menatapku sedari tadi di sampingku.
Kenapa 7 bocah? Karena salah satu dari 8 tadi itu adalah seorang agen. Mana wanita dewasa lagi, tubuhnya saja yang mungil.
Namanya Kanaan dipanggil Kana.
Sepanjang perjalanan hanya dihiasi dengan nyanyian random para bocah. Aku menolak disebut bocah meski aku yang paling kecil di antara mereka.
"Kenapa kamu tidak ikut nyanyi?"
Nah, mulai lagi si muka datar ini.
Ketimbang melakukan perkenalan ia malah bertanya blablabla kepadaku tanpa mau menyebut namanya maupun namaku.
"Aku malas."
Pout Pout
Duh, mulai lagi kan dia! Tusuk aja terus pipiku sampai bolong!
Tarik
Huh??
Salah satu bocah yang tadinya menyanyi sekarang malah mulai menarik-narik hidung mungilku.
"Katakan niat terselubungmu, wahai anak manusia?"
Netra dengan warna yang sama seperti warna langit senja menatap ke arahku.
"Hidungmu menggemaskan! Selagi masih dalam masa pertumbuhan, lebih baik biarkan aku menarik-nariknya agar hidungmu mancung sedikit!"
Mincing sidikit.
"Masalahnya susah nafas hoii!"
Plak
Si datar menggeplak tangan pemilik netra senja.
"Jangan begitukan hidungnya, lubang pernafasannya kan jadi tertutup, nanti dia mudah mati, anak rapuh ini, harus dijaga sebaik mungkin.."
Haloooo!
Jasa kematian instant! Apakah anda eksis??
Setelah beberapa jam akhirnya kami sampai pada sebuah bangunan yang lumayan jauh dari wilayah perkotaan.
"Waah, apakah ini akan jadi rumah baru kami??"
Salah satu dari 7 bocah bertanya kepada Kana.
"Iya, ini akan jadi rumah baru kalian, bukan, tapi kita! Ini rumah baru kita!"
"..rumah baruku dan bayi-bayi manisku! Hihihi."
Wah, gumaman aneh apa yang barusan kudengar itu?
Kami masuk ke dalam rumah, Kana dan si paman yang bernama Albert menyuruh kami untuk mandi. Sebenarnya, bukan hanya paman Albert yang menyelamatkan kami waktu itu..ada 5 orang dan paman Albert lah yang tertua dari lima orang ini.
"Yeyy, mandi mandi!"
Aku pikir, lebih baik kulambat-lambatkan saja langkahku agar aku yang paling terakhir masuk. Tapi bocah-bocah ini malah menarikku masuk ke dalam kamar mandi.
"Heiii, hentikaan!"
Protesku dari dalam kamar mandi.
"Eh? Kalungmu bagus juga!"
Hah?
Kalung?
Aku baru sadar kalau aku ada pakai kalung.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Yuri Story
Ficção GeralBerisi cerita-cerita pendek tentang yuri atau girls love. Warning! GL Area! Random Update!