Olivia menatap bingung ke arah gadis asing yang tengah bermain PS bersama sepupu perempuannya yang tomboy.
"Kampret! Lempar granat kok letoy!" umpat gadis asing tersebut.
"Kepencet jingan!" balas sepupu tomboynya tak mau disalahkan.
Pagi-pagi sekali mansion sudah terdengar ribut saja karena ulah dua manusia tersebut.
"Heh! Pagi-pagi sudah mendosa saja kalian!" tegur sepupu laki-laki Olivia.
"Dosa kami, kami tanggung sendiri, ya gak tuh Dri, keren kan kalimatku!" sahut sang sepupu tomboy sambil beralih membicarai gadis asing yang ia panggil 'Dri'.
"Menurut Saya sih gak ada keren-kerennya tuh!" ujar gadis tersebut kemudian tertawa tanpa suara.
"Kau ini tidak bisa diajak kerja sama barang sedikit saja sih, Indri!" kesal sang sepupu tomboy.
"Zefa, Indri!"
Bahu keduanya bergidik naik ketika mendengar suara tersebut. Zefa dan Indri segera membalikkan badan mereka dan melihat tuan besar Herlambang tengah berdiri sambil menatap tajam ke arah mereka.
"Hi-ik!" suara Indri yang tiba-tiba saja dilanda cegukan.
Membuat semua perhatian mengarah kepadanya.
"Hi-ik! Anyi-iiikk!"
"Pffttt"
Tuan besar Herlambang tengah berusaha menahan tawanya.
"Aihihihi! Kena karma kau hohahaha!" ledek Zefa sambil memukul-mukul bahu Indri.
"Hii-ikkk!"
Olivia memperhatikan semuanya. Bagaimana gadis asing tersebut bisa dengan cepat menciptakan suasana hangat dalam keluarganya. Akhirnya ia memantapkan dirinya.
"Ya! Aku harus dekat-dekat dengannya dan mencuri ilmunya!" batin Olivia dengan mata penuh tekad.
Ketika matahari mulai merangkak naik, semua anggota keluarga Herlambang, yang kebetulan sedang ada di mansion tengah duduk berkumpul di ruang makan. Semua mata tertuju pada Indri yang merupakan eksistensi asing dalam keluar Herlambang. Indri duduk berdekatan dengan Olivia dan Zefa. Olivia terlihat menatap Indri dengan tatapan membara sementara Zefa hanya peduli pada makanan yang tersedia dihadapannya.
"Ehem! Baiklah, sebelum sarapan pagi dimulai, pasti banyak yang bertanya-tanya mengenai kemunculan gadis asing dalam ruangan ini." ucap tuan besar Herlambang dan direspon anggukan oleh seluruh anggota keluarga Herlambang, bahkan Indri ikutan ngangguk.
"Kau ngapain ikutan ngangguk?" bisik Zefa.
"Refleks." balas Indri berbisik.
Sementara Olivia masih setia menatap Indri penuh tekad baja.
"Gadis asing ini adalah orang yang telah menyelamatkan Olivia. Oleh karena itu, keluarga Herlambang berhutang nyawa padanya. Nama gadis pemberani ini adalah Indri." jelas tuan besar Herlambang sementara Indri terlihat begitu bangga akan dirinya sendiri.
Olivia yang tengah menatap Indri penuh dengan tekad baja seketika terkejut dengan penjelasan sang kakek.
"Jadiii sosok yang ingin aku curi ilmunya itu adalah penyelamatku?!" batinnya terkejut.
Sampai Indri menoleh dan memberikan senyum bangga ke arah Olivia. Olivia yang melihat senyum bangga itu entah kenapa merasa kesal. Tak lama setelahnya kedua mata Indri terlihat melotot ke arah Olivia. Raut wajah begitu mengeras, seperti sedang menahan pup.
"O em ji.." ucapnya lirih meski suaranya masih bisa didengar oleh tuan besar Herlambang, Olivia, dirinua sendiri, dan Zefa.
Tuan besar Herlambang terlihat bingung. Ia akhirnya memberikan kode kepada Zefa. Dan Zefa akhirnya mengangkat kain yang mengalasi meja makan mereka ke arah atas. Akhirnya Zefa tahu penyebab mengapa Indri mengucapkan kata itu. Rupanya kaki Indri tengah diinjak dengan sepenuh hati oleh kaki Olivia yang sudah dibaluti dengan sepatu sekolah. Zefanya merasa kasihan terhadap Indri, tapi rasa ingin ngakaknya begitu besar dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's About Yuri Story
General FictionBerisi cerita-cerita pendek tentang yuri atau girls love. Warning! GL Area! Random Update!