#7🌴

70 2 2
                                    

Pagi harinya mereka mulai disibukkan oleh aktivitas masing2, Ken yang tengah memasangkan atribut di seragam dinasnya dan Sella yang sudah selesai, sedang menyiapkan sarapan berupa roti dan selai. Tak lupa dengan dua gelas teh dan air putih sebagai minuman mereka. Setelah berkaca dan memastikan pakaiannya sudah rapi, Ken lalu menyusul Sella di dapur.

"Maaf ya mas, Sella cuman sempat buat sarapan ini. Tapi kalo bekal udah aku siapin kok, meskipun cuma tumis kangkung sama ikan goreng kemarin." ucap Sella merasa bersalah. Ken lalu tersenyum dan mendekat ke Sella, ia lalu menangkup wajah Sella,

"Apapun yang kamu buat akan saya makan, meski cuma minyak garam." ucapnya lembut membuat Sella menyunggingkan senyum kecil, ia yang sadar jika telah membuang waktu menyingkirkan tangan Ken dan kembali ke mode dinginnya.

"Sudah ayo makan." Ken hanya terkekeh, dan ikut makan bersama Sella.
****
Hari ini Sella tidak membawa mobilnya karena ia akan diantar jemput oleh Ken menggunakan mobil dinas.

"Ingat, nanti mas jemput kamu. Jadi jangan pesan ojol atau minta jemput sama orang. Apalagi kalau orangnya itu cowok, nanti dia modus sama kamu." ucap Ken dengan nada posesifnya. Sella hanya bisa menghela nafas pasrah, namun ia menyukai sifat posesif suaminya itu.

"Iya mas, iya, ngerti kok." Ken lalu mengulurkan tangan dan dibalas oleh Sella, tak lupa ia mencium singkat kening Sella.

"Jaga diri kamu baik2, kalo capek istirahat, jangan dipaksain kerja."
Sella hanya mengangguk singkat.

"Jangan ngangguk aja, jawab dong." dengan sedikit malas Sella menjawab,
"Iyah mas ku sayang. Udah aku mau keluar." ucapnya tanpa sadar membuat Ken senyum2.

Kenapa lagi ni anak? Batin Sella.

"Udah, jangan senyum2. Aku pamit ya mas, Assalamualaikum." pamit Sella sembari membuka pintu mobil.

"Waalaikumsalam." setelah memastikan mobil Ken tak lagi terlihat, Sella pun masuk ke dalam kantornya.
****
Kini jam telah menunjukkan angka 5 yang artinya jam pulang bagi karyawan2 di kantor termasuk Sella. Ia pun mengemas barang2 nya kedalam tas selempang kecil, kemudian berjalan ke luar kantor untuk menunggu jemputan Ken. Tak lama mobil Ken pun terlihat, segera ia masuk kedalam.

"Udah lama ya nunggunya?" tanya Ken saat ia melajukan mobilnya.

"Tidak juga." ucap Sella singkat. Ken tiba-tiba menggenggam tangan kanan Sella, Sella menatap Ken heran.

"Kenapa? Tadi pagi udah hangat, pas siang sudah dingin lagi."

"Entahlah mas, aku juga tidak tau. Mungkin sifat dingin udah mendarah daging."

"Hmm, lain kali cobalah hilangkan itu. Mas gak suka kamu dingin begitu, terutama sama mas. Kalo cowok lain sih boleh2 aja."

"Hem, baik."
****
Mereka telah sampai di rumah, segera Sella berjalan kearah kamar mandi, karena ia merasa jika badannya sudah sangat lengket. Sementara Ken sedang melepaskan atribut dan baju dinasnya, membuat otot2 yang ada di tubuhnya terlihat dengan jelas.

"oh ya ampun." teriak Sella yang baru saja keluar dari kamar mandi sembari menutup wajahnya.

"Apa? Ada apa?" tanya Ken dengan nada panik, namun ia seketika terdiam saat melihat tubuh Sella hanya terbungkus handuk sampai batas dada. Dan memperlihatkan bahunya yang putih bersih, Ken meneguk salivanya dengan susah payah. Tentu saja, pria mana yang tidak akan tergoda dengan pemandangan seperti ini, termasuk Ken. Ia pun menggelengkan kepalanya dan bergerak menuju kamar mandi.

Huft, hampir aja tadi. Batin Ken.
Duh, tegang banget tadi. Batin Sella.
****
Setelah solat isya, kini Sella dan Ken sedang duduk di kursi ruang keluarga. Ken merasa canggung dan masih terbayang2 dengan kejadian tadi. Sementara Sella juga masih canggung, namun ia berhasil mengendalikannya.

"Ken." panggilnya dan Ken pun menoleh.

"Kita makan diluar aja ya?" ucapnya karena ia tidak sempat membuat masakan untuk sore tadi. Ken pun hanya mengangguk dan beranjak mengambil kunci motor.

Kini mereka tengah mencari restoran terdekat, selain itu mereka juga berencana untuk membeli makanan cepat saji untuk besok. Akhirnya mereka berhenti disebuah warung nasi uduk.

"Kamu pakai ayam yang bagian sayap atau dada?" tanya Ken kepada Sella.

"Mm, pakai yang dada aja deh."

"Oke, bentar ya." sembari menunggu Sella hanya memainkan hpnya dan melihat pesan dari adik sepupunya yang sedang kuliah di Amerika.

Kak Sella, besok aku mau sidang skripsi nih. Doain ya kak, jadi bentar lagi kakak gak perlu capek2 buat ngantor.

Fyi: Memang Sella sebenarnya tidak menginginkan kerja kantor namun ia terpaksa karena wakil pimpinan ayahnya di kantor sudah memasuki masa pensiun dan membuat Sella menjadi CEO untuk sementara sampai adik sepupunya lulus dari kuliah jurusan bisnis.

"Kamu lagi mikirin apa Sel?" tanya Ken melihat Sella termenung sambil memandang hp. Sella lalu menatap Ken,

"Tidak ada, hanya saja. Sebentar lagi adik aku bakal lulus kuliah. Artinya bentar lagi aku gak akan kerja lagi."

"Mmm, emang kamu rela kalo perusahaan ayah kamu dikasih ke sepupu kamu?"

"Selagi dia keluarga aku, kenapa nggak?" tanya balik Sella, Ken lalu tersenyum dan menggenggam tangan istrinya itu.

"Mas cuma gak mau kamu menyesal nantinya. Apalagi perusahaan itu milik almarhum ayah kamu, takutnya kamu merasa keberatan." Sella hanya mengangguk, benar juga pikir Sella.

"Mas bener, tapi aku sudah memikirkannya matang2. Lagipula jika aku tetap bekerja dikantor, aku jadi makin berat buat ngelupain ayah, ditambah lagi, aku juga ingin berbakti sama mas." ucap Sella yakin.

"Hmm, baiklah kalo itu keputusan kamu, mas cuma bisa dukung. Semoga tiap langkah yang kamu putuskan akan membawa kamu kearah yang benar." ucap Ken lembut. Hingga tak terasa makanan mereka akhirnya tiba.

"Mas, mbak, ini makanannya, silahkan dinikmati." ucap penjual itu sopan. Setelah ia pergi, Sella dan Ken lalu menikmati makanan mereka dengan khidmat.
*
Sementara itu dilain tempat, seorang wanita sedang berpikir keras bagaimana mendapatkan Ken seutuhnya. Ya, wanita itu bernama Fara.

"Bagaimana cara aku bisa dapatin Ken ya? Gimanapun aku mencintai dia, dan satu2 nya yang boleh milikin Ken itu aku, bukan orang lain." ucapnya sambil berpikir keras dan mengatukkan jari ke dagunya. Tiba-tiba ayahnya datang, dan menghampiri putrinya itu.

"Sayang, kamu kenapa? Kok malam2 belum tidur?" ucap sang ayah. Fara menoleh sebentar lalu kembali menatap keluar jendela.

"Aku tu bingung pa, aku suka sama orang, tapi dia udah nikah sama orang lain."

"Kenapa gak cari yang lain aja? Kamu maunya yang gimana? Biar papa carikan."

"Aku gak mau yang lain pa, aku cuma mau Ken!" ucap Fara meninggikan suaranya.

"Jadi kamu maunya papa ngapain?"

"Aku ingin papa singkirin istrinya Ken." sang ayah nampak kaget namun setelah itu digantikan dengan senyuman smirik.

"Ya udah, tunjukkin aja fotonya. Biar papa suruh anak buah papa buat habisin dia sekarang." mendengar itu Fara langsung kegirangan dan memeluk ayahnya itu.

"Makasih pa, papa memang yang terbaik."
Akhirnya gue bisa milikin Ken seutuhnya. batin Fara sambil tersenyum miring.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang