#31🌴

26 1 2
                                    

3 minggu berlalu akhirnya Ken telah diperbolehkan untuk pulang. Setelah mereka berdua pulang kerumah, banyak sekali teman satu kantor Ken yang datang menjenguk.

"Assalamualaikum." ucap seseorang didepan pintu rumah. Melihat orang itu, seketika Ken memberikan hormat padanya. Sementara yang diberi hormat hanya terkekeh kecil lalu menyuruh Ken untuk kembali duduk.

"Waalaikumsalam pak komandan." ucap Ken dan Sella setelahnya.

"Jadi.. kamu sudah diperbolehin pulang ya Ken?" tanya komandan Ken yang bernama Bripka Ibnu.

"Iya pak, alhamdulillah setelah sekian lama saya dirumah sakit akhirnya dokter mengizinkan saya untuk pulang." pak Ibnu hanya mengangguk mengerti. Ia lalu menatap kearah Sella.

"Memang kamu anak yang beruntung ya Ken." pernyataan itu membuat Ken merasa bingung.

"Kenapa pak?"

"Kamu punya istri seperti Sella."

"Bapak tau istri saya?" tanya Ken sambil menatap bingung pak Ibnu.

"Saya kenal dengan ayahnya, dia selalu cerita ke saya tentang putri kesayangannya Sella." Ken lalu menatap kearah Sella, lalu Sella hanya mengangguk mengiyakan.

"Berarti bapak udah kenal lama dengan keluarga Sella?"

"Iya.. sayang sekali dia dan istrinya harus mati dengan begitu sadisnya." ucap pak Ibnu dengan nada sedih.

"Siapa yang membunuh mereka pak?" namun baru saja ingin dijawab, Sella sudah memotong ucapan pak Ibnu.

"Sebaiknya jangan dibahas, karena jujur saya masih merasa sedih sampai sekarang." mendengar itu pak Ibnu hanya bisa tersenyum mewajarkan.

"Maafkan saya, karena sudah membuat nak Sella sedih." ujarnya menyesal.

"Gak apa² pak, lagipula itu sudah jadi masa lalu kelam saya."

"Ya." tak lama pak Ibnu mendapatkan telepon dari kantor.

"...."

Ya, waalaikumsalam ada apa?

"...."

Oh.. begitu, iya ya saya segera kesana.

Setelah menutup telepon, pak Ibnu menatap Ken dan Sella bergantian.

"Nak Ken, nak Sella, saya pamit dulu ya. Oh ya Sella, besok kamu ke kantor ya, saya ingin bicara sedikit dengan kamu." ucapnya lalu keluar dari rumah.

"Pak Ibnu mau bicara apa sama kamu?" tanya Ken yang hanya dijawab dengan Sella yang menaik turunkan bahunya.

"Kita lihat aja besok." ucap Sella, kemudian terdengar suara deru mesin mobil yang berhenti didepan rumah mereka.

"Halo semuanya, kami kembali!" ucap Paul dengan nada agak heboh.

"Oh.. tidak." gumam Sella yang didengar oleh Ken membuatnya tertawa kecil.

"Darimana saja kalian?" tanya Sella.

"Tentu saja dari warung nasi Padang."

"Astaga.. sepertinya kalian sangat rindu dengan makanan itu." ucap Sella datar. Ia berpikir mungkin karena sudah lama tak tinggal di Indonesia membuatnya rindu dengan makanan itu.

"Tentu saja, rasanya enak sekali."

"Ya, itu benar sekali, sampai² kau membeli dua bungkus untuk dirimu sendiri." ucap Baron membuat Sella dan Ken kaget.

"Hehe maaf, ya sudah.. ayo kita makan." ucap Paul lalu menaruh makanan itu di meja.

****
Malam terasa sangat dingin bagi Ken membuatnya tidak bisa tidur.

"Dimana Sella?" gumamnya saat menyadari Sella tak ada disamping kasurnya. Ia lalu beranjak keluar dari kamar sembari melihat-lihat seluruh foto yang ada disana. Namun setelah mencari ke setiap ruangan, Ken tetap tidak menemukan Sella sama sekali.

"Apa aku cek aja ya ke halaman belakang?" gumamnya pada diri sendiri, namun mengingat halaman belakang rumah Sella yang dipenuhi pepohonan membuatnya agak takut. Tapi dengan sekuat tenaga ia mengumpulkan keberaniannya dan segera membuka pintu belakang.

Ceklek..

"Loh? Gak terkunci ternyata." hal ini membuat Ken yakin jika Sella pasti berada di halaman belakang. Langkah demi langkah ia ambil membuatnya semakin merasa takut, pasalnya sedari tadi ia merasa seperti ada yang mengawasinya.

Hal itu ditambah dengan adanya salah satu daun pisang yang terus bergerak seakan memberi salam padanya, padahal tak ada angin yang berhembus disini. Tiba² ada yang menepuk bahu Ken membuatnya kaget, dengan perlahan Ken berbalik dan melihat sesuatu yang sangat ia takuti. Dan ternyata sosok itu merupakan kuntilanak.

"Mas nyari siapa? Mau aku temenin gak? Hihihihi.. " suara tawa itu benar² terdengar melengking membuatnya sedikit terhuyung kebelakang. Namun ia merasa seperti menabrak sesuatu yang besar tapi bukan terasa seperti sebuah pohon. Saat ia mendongak, saat itulah ia melihat sesosok makhluk yang sangat besar, dipenuhi bulu hitam dan mata merah menyala.

Ken kemudian berteriak kencang dan langsung berlari kedepan, namun disana terdapat sesosok pocong dengan wajah yang tak kalah seramnya dengan kuntilanak tadi. Jelas sekarang Ken sudah terkepung oleh makhluk² itu dan tentu saja membuat Ken benar² takut. Namun secara perlahan ia mengumpulkan keberaniannya dan segera berbalik menantang mereka. Tapi semakin keras ia mencoba, makhluk itu justru semakin mendekat padanya. Hal ini membuatnya takut dan perlahan berjalan mundur.

"Kumohon.. aku hanya pendatang disini. Aku tak bermaksud mengganggu kalian." lirih Ken dengan terbata-bata.

"Mas?" suara itu.. suara tenang yang berhasil membuat Ken berani memutar badannya untuk melihat siapa orang itu. Ternyata dibelakangnya sudah ada Sella dengan membawa sebuah lentera. Segera setelah melihat itu, Ken langsung memeluk istrinya erat.

"Mas diganggu ya?" tebak Sella yang tidak dijawab oleh Ken, Sella yang mengerti akhirnya hanya bisa mengelus punggung Ken berharap bisa memberi sedikit ketenangan. Tak lama semua teman Sella datang dan langsung bisa menebak apa yang sudah terjadi. Setelah Ken melepas pelukannya akhirnya ia menjawab "Ya."

"Sella mengerti." Ia lalu melihat seluruh makhluk itu yang sedang mengintip dari balik pohon.

"Maaf mas.. sebenarnya kejadian tadi itu merupakan cara mereka buat nyambut kamu. Tapi mungkin karena kamu belum pernah liat mereka mungkin itulah yang buat mereka agak jahil pas kenalan sama kamu." jelas Sella yang hanya digubris dengan gelengan takut Ken.

"Ya sudahlah... mas masuk aja."

"Mas mau sama kamu." pinta Ken yang membuat Sella menatap heran padanya.

"Apa?"

"Mas masih takut, mas mau dianterin sama kamu."

"Tapi Sella sama masih ingin diluar dengan kawan² Sella mas. Kalo mas ingin sama aku, ikut ngobrol aja sama kami."

"Gak, mas gak mau, mas mau masuk aja. Mas takut disini, mas mohon sayang, temenin mas ya sampai mas tidur." ucap Ken dengan nada memelas, Sella yang merasa tiada gunanya menolak akhirnya hanya bisa berkata, "Oke, Sella temani."

****
Sumpah menurut aku 2 part ini gaje vanget. Mohon maaf ya kalo kurang seru:)

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang