Kini mereka semua telah berkumpul di hotel, membahas tentang apa saja yang mereka alami selama melaksanakan tugas.
"Ya ampun kawan, hampir saja aku mati ditembak penjaga mansion itu." ucap Surya yang tugasnya mengumpulkan informasi seputar perdagangan manusia di sebuah mansion.
"Kalau aku bahkan lebih sulit lagi, seandainya saja jika aku tidak keluar dari kapal selam itu, mungkin sekarang aku sudah mati." ucap Baron yang ditugaskan untuk meledakkan sebuah kapal selam pengangkut bahan peledak.
"Kenapa begitu?" tanya Anne.
"Karena bom yang kupasang di kapal selam meledak lebih cepat dari yang kuperkirakan."
"Ouh, untungnya kau bisa keluar dengan cepat."
"Ya.. untung saja. Kau sendiri bagaimana?"
"Yah.. kalau kau tanya aku, rasanya biasa saja." jawab Anne yang ditugaskan untuk menjadi mata² disebuah gedung yang diduga mempunyai lab rahasia yang berkaitan dengan bahan kimia yang berbahaya.
"Ouh.. bagaimana denganmu Sella? Kau tidak memiliki sesuatu untuk diceritakan?" tanya Surya.
"Seperti Anne kawan, tidak ada sesuatu yang menegangkan."
"Hmm.. tampaknya tidak semua dari kita memiliki tantangan dalam misi ini." ucapan Baron dianggupi mereka semua.
"Ya, mungkin karena kita semua telah melakukan misi besar lainnya, sehingga tidak ada lagi misi seperti yang kita inginkan." ucap Sella.
"Padahal aku berharap kita mendapatkan misi lebih dari ini, tapi mungkin benar apa yang diucapkan Sella. Bahwa mungkin karena dulu kita banyak menyelesaikan misi berbahaya. Sekarang hanya tinggal misi² kecil yang tersisa." ucap Surya mengiyakan Sella.
"Ya.. mungkin itu benar." gumam Sella pelan.
****
Sementara di Indonesia, Ken kini sedang menaiki motornya dan hendak pulang ke rumah dinasnya."Ken!" panggilan wanita itu membuat Ken badmood karena ia tau bahwa itu adalah Fara. Dengan malas Ken hanya berdehem keras.
"Kamu ingin pulang ya?" ucap Fara lembut, namun itu tetap tidak membuat mood Ken berubah.
"Gak, aku pengen ke Hong Kong." ucap Ken asal membuat Fara tertawa kecil.
"Kamu ini ada² aja deh."
"Udah ah, aku pengen pulang." ucap Ken sembari menyalakan mesin motornya. Namun dengan cepat Fara menghentikannya.
"Ya ampun kamu ini... marah² aja sih, kenapa? Ada masalah?" melihat Fara yang tidak mau pergi membuat Ken semakin kesal.
"Gue gak ada masalah Fara.. jadi tolong ya jangan ganggu gua.. dan jangan halangi gua pulang!" ucap Ken dengan nada agak meninggi.
"Aku gak ganggu kamu, kok kamu malah marah, harusnya kamu senang dong."
"Fara, gue mohon.. gue pengen pulang, plis jangan bikin gue kesal sekarang, gue pengen pulang, udah sana pergi!"
"Ih! Padahal aku masih mau sama kamu, aku mau ngasih tau sesuatu ke kamu."
"Apa itu, kalo kamu suka sama aku? Eh Fara, aku udah muak ya denger itu, bahkan mungkin kodok juga muak dengernya, pengen cepet² pulang ke habitatnya."
"Ih.. kok gitu sih jawabnya. Gak ah, bukan soal itu Ken."
"Jadi apa?" tanya Ken dengan nada pura² penasaran.
"Ini tentang istri kamu Sella." mendengar itu Ken langsung merasa penasaran.
"Emang ada apa dengan Sella? Gak terjadi apa² kan sama dia?" ucapnya dengan nada khawatir.
"Dia gak papa, harusnya lo sendiri yang harus lo khawatirkan." Ken hanya mengernyit heran.
"Ini mungkin nyakitin hati lo, tapi lo harus kuat."
"Langsung to the point aja Fara, apa yang terjadi dengan Sella?" dengan segera Fara membuka galeri hpnya dan membuka gambar dimana Sella dan Baron sedang turun dari mobil.
"Nih liat." ucapnya menunjukkan gambar itu pada Ken. Sementara Ken sendiri terdiam melihat gambar itu. Jujur ketika melihat itu hati Ken terasa teriris.
"Kenapa kamu nangis Ken?" tanya Fara ketika melihat Ken menitihkan air matanya. Dengan cepat Ken segera menghapusnya dan bergegas meninggalkan Fara.
"Eh Ken kok malah pergi sih?!" tanya Fara sedikit berteriak saat Ken sudah agak jauh. Namun sedetik kemudian sebuah senyum jahat kemudian terbentuk di wajahnya.
"Gak sia² aku suruh anak buahku pergi ke Jerman. Sekarang langkahku untuk mendapatkan Ken semakin dekat." setelah bergumam, ia akhirnya pergi dari sana.
Sementara saat sudah sampai dirumah, Ken terus kepikiran soal foto itu. Bahkan sampai disaat ia hendak tidur, ia tetap memikirkannya. Ken kemudian mengambil hpnya yang berada diatas nakas, kemudian membuka galeri dan melihat foto pernikahan antara dia dan Sella. Ia kembali merasa teriris ketika membayangkan kembali foto itu. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menelepon Sella. Namun sayang, telepon Sella sedang tidak aktif membuat Ken tambah stress. Akhirnya Ken kembali menatap foto yang ia lihat tadi.
"Sella, jika mas tanya kamu sekarang, apa kamu bakal jawab pertanyaan mas? Karena sekarang mas perlu penjelasan dari kamu. Banyak pertanyaan yang hadir di pikiran mas, mas perlu kamu disisi mas sekarang. Kamu ada dimana sekarang? Kenapa kamu gak ada pamitan pergi sama mas? Kamu ada keperluan apa pergi kesana? Kenapa kamu pakai gaun seperti untuk pernikahan? Dan yang paling penting, siapa pria itu Sella? Dia menatap kamu penuh dengan kekaguman, mas cemburu Sella, mas takut kamu berpaling dari mas. Mas sadar kalau mas gak punya apa² jika dibandingkan dengan kamu, tapi seenggaknya hargai mas sebagai suami kamu. Kita bicarakan ini dengan baik² sayang, jangan buat mas stress gini." gumam Ken pada diri sendiri, tanpa terasa air mata telah mengalir dari matanya.
Sungguh ia merasa cemburu melihat pria itu menatap istrinya dengan penuh kekaguman. Namun ia juga tidak bisa menutup rasa kecewanya terhadap Sella, bagaimana mungkin ia tidak memberitahu Ken tentang kepergiannya? Sungguh Ken benar² merasa pusing dengan ini semua, tanpa terasa ia telah menghabiskan 1 menit hanya untuk menangis hingga ia mulai merasa kelelahan dan akhirnya tertidur.
****
Sementara Sella yang sedang melihat jendela luar tiba² teringat akan Ken."Kenapa perasaanku gak enak ya soal Ken? seperti ada rasa bersalah. Memang aku gak pamitan ke dia, tapi aku rasa itu gak terlalu penting. Tapi kenapa justru aku khawatir? Rasanya ingin sekali aku kembali ke Indonesia dan mengecek keadaannya sendiri. Ah.. mungkin ini cuma efek karena aku lagi kangen sama Indonesia." gumam Sella pada diri sendiri, meskipun masih khawatir, namun Sella memutuskan untuk mengabaikannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sempurna Bersamamu
Teen FictionSella, seorang wanita cantik yang menikah dengan seorang Polisi tampan bernama Khenzi Mahendra atau sering dipanggil sebagai Ken. Pernikahan yang awalnya Sella anggap akan baik-baik saja seketika berubah saat ada seorang wanita yang hendak merebut K...