#46🌴

22 0 0
                                    

Sella tidak tau harus melakukan apa, ia hanya terdiam disana selama beberapa menit. Tak lama ia melihat Ken mulai membuka matanya, ia langsung menatap kearah Sella. Melihat pandangan Ken wanita itu langsung membalikkan badannya.

"Oh.. maaf, aku tidak tau kau ada disana, sini duduklah." ucapnya sambil berdiri hendak membantu Sella.

"Tidak, kumohon jangan. Aku kesini hanya untuk menemui temanku." Ken yang mendengar dirinya dipanggil seperti itu menjadi agak bingung.

"Tapi tidak sopan rasanya jika aku membiarkanmu berdiri seperti itu." Sella hanya menggeleng,

"Tidak apa², syukurlah aku sudah melihatnya sadar sekarang. Aku akan keluar, aku perlu menemui dokterku. Bisa tolong jaga temanku?" wanita itu terdiam sebentar lalu mengangguk, sementara Ken menggeleng lemah mengisyaratkan pada Sella untuk jangan pergi. Namun baru saja Sella membuka pintu ia langsung bertabrakan dengan Qadri. 

"Aduh.."

"Eh.. maaf dek, abang gak tau kalau kamu mau keluar juga." Qadri langsung membantu Sella untuk berdiri, ia lalu menatap kearah depan, ia mengernyit heran.

"Delia?" panggilnya pada wanita itu, sementara dibelakang Qadri muncul Surya yang ternyata ikut ke ruang rawat Ken, ia merasa penasaran dengan nama yang dipanggil oleh Qadri. Saat menatap kearah yang sama ia terdiam, ia berpikir sebentar kemudian ikut memanggil nama yang mungkin nama dari wanita berjas putih itu.

"Delia?" Mereka berdua lalu mendekat kearah Delia yang juga sama terkejutnya dengan kehadiran mereka tanpa mempedulikan Sella yang masih terdiam kaku didekat pintu.

"Surya? Qadri? Bagaimana kalian ada disini?"

"K-kami disini untuk menjenguk Ken. Bagaimana denganmu? Bukankah kau sudah meninggal 5 tahun lalu?" Qadri berbicara seperti tidak percaya dengan Delia yang dikatakan sudah meninggal.

"A.. A-ku minta maaf, sebenarnya.. aku sengaja memalsukan kematianku. Karena.. aku ingin menghindari pernikahanku."

"Tapi bukankah kau setuju dengan pernikahan itu?" tanya Surya, yang diangguki oleh Delia.

"Sebenarnya.. aku melakukan ini karena orang tuaku. Mereka ingin kalau aku menikah dengan laki² kaya raya, mereka bilang masa depanku akan lebih terjamin jika bersama orang itu." Surya, Qadri maupun Ken hanya terdiam mendengar penuturan itu, Delia juga mulai menitikkan air matanya. Sementara Sella sendiri sudah menebak apa yang akan ia dengarkan selanjutnya.

"Jadi itu kenapa kau meninggalkan Ken?" tanya Surya yang hanya dijawab 'ya'. Sella disitu hanya bisa menahan pedih dalam hatinya, namun ia tak boleh meneteskan air matanya, tidak disini.

"Alasanku yang lain adalah karena aku ingin membuka lembaran baru dalam hidupku. Sejak aku meninggalkan Ken, aku merasa sepi, tiap hari aku selalu diliputi oleh rasa sakit, aku merasa marah dan kecewa pada diriku sendiri, kenapa aku tidak bisa membantah perintah orang tuaku? Kepatuhanku membuatku kehilangan cinta dalam hidupku." tangisan Delia tumpah saat itu juga, begitupun dengan Sella, air mata sudah jatuh membasahi pipinya. 

"Itu bukan salahmu Del, sebagai anak.. aku tau bagaimana posisimu saat itu. Maafkan aku, saat itu aku berpikir bahwa kau wanita yang hanya mengejar kekayaan." Qadri benar² merasa bersalah karena menuduh Delia yang tidak², Surya juga ikut mengucapkan permintaan maafnya

"Aku juga minta maaf padamu, kau pasti mengalami masa² berat saat itu." 

Sella melihat kedekatan mereka hanya bisa menangis tertahan, ia dapat merasakan sesak pada bagian dadanya. Ia seperti kehilangan seluruh jiwanya, jika saja ia tak kuat mungkin ia sudah jatuh dan pingsan. Tak ingin menyakiti dirinya sendiri, dia perlahan-lahan keluar dari ruangan tanpa diketahui. Meski sakit, ia tak ingin mengganggu mereka, diluar semua orang langsung mengarahkan pandangan mereka kearah Sella. Tentu saja karena saat itu wajahnya sudah basah oleh air mata. 

"Mbak nggak papa?" tanya salah satu perawat, namun Sella hanya menatapnya sebentar, ia hanya menyeka air matanya lalu berjalan cepat kearah luar rumah sakit. Sempat ada beberapa teman Qadri maupun Ken yang bertanya kenapa namun Sella selalu menggeleng. Sampai diluar, ia menuju keluar dari gerbang rumah sakit. Untungnya saat itu ia tidak memakai pakaian pasien sehingga ia bisa pergi tanpa dicurigai. Ia hanya berjalan dengan tatapan kosong kedepan, ia hanya fokus terhadap isi pikirannya. 

Jika memang Delia adalah mantan Ken, kenapa ia tidak pernah menceritakannya? Apa hanya karena tugas, Ken bertingkah seperti mencintai dirinya? Agar Sella membantunya? Selain itu ia juga bisa melupakan wanita itu? Apakah disini Sella hanya sebagai alat yang dimanfaatkan? Jika memang begitu kenapa teman dan abangnya sendiri tega membiarkan semuanya terjadi? Tapi dari semua hal itu, ia berpikir jika Ken dan Delia berpisah hanya karena orang tua Delia, ia seperti menjadi orang egois jika ia tetap mengharapkan kehadiran Ken dalam hidupnya. Bagaimanapun Delia adalah pasangan sejati dalam hidup Ken. 

Sella menatap langit yang saat itu sudah malam. Tak jauh dari posisinya ia mendengar sebuah masjid yang sedang mengumandangkan adzan isya. Ia pun berpikir untuk menjernihkan pikirannya disana sekaligus melaksanakan shalat isya dan maghribnya yang tadi terlewat. Setelah selesai melakukan shalat, ia berdoa, dan didalam hatinya ia berbisik pada Tuhannya dengan penuh kerelaan 'ya Allah, hamba berterima kasih padamu karena engkau telah menghadirkan sesosok suami yang sangat baik untuk hamba. Hamba sangat bersyukur atas kehadirannya, walaupun hamba tau bahwa engkau membenci hamba karena dosa² yang telah hamba lakukan. Dia telah memberikan rasa kasih sayangnya pada hamba, meski hamba juga ragu apakah dia memang jujur dan tulus dalam melakukan semua itu. Ya Allah, jika memang hubungan kami hanya sampai disini hamba ikhlas, hamba tidak ingin menjadi egois, jika memang kau ingin menyatukan mereka kembali.. maka jangan pernah pisahkan mereka. Biarkanlah mereka bersatu untuk selamanya tanpa ada masalah yang akan membuat mereka terpisah lagi. Hamba hanya memohon padamu, berikanlah hamba kekuatan dan ketegaran, bantulah hamba dalam menemukan jalan hidup hamba yang baru. Hamba berjanji tak akan pernah mengganggu hubungan mereka, walau hamba sendiri mengakui jika hamba masih mencintai mantan suami hamba. Hamba mohon dengarlah doa hamba, supaya semuanya berjalan dengan semestinya. Aamiin..' Sella menutup doanya dan dengan pikiran yang masih berantakan, ia mulai membereskan diri dan keluar dari masjid.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang