#39🌴

44 1 0
                                    

Sepanjang malam aku hanya memiliki satu pikiran. Entah sudah beberapa kali kukuatkan diriku namun tetap semua akan tetap sama. Masih sama, orang yang sama, dan dengan rasa yang akan tetap sama. Kutatap langit malam dari jendela apartemenku. Kulihat langit yang dipenuhi bintang sudah hadir menemaniku. Perasaanku kembali tersiksa, saat kuingat segala kenangan antara aku dan Ken.

Rasa sesak kembali menyelimutiku saat ini, entah apa dan kenapa rasa ini tetap ada walau kau sudah pergi dari hidupku. Karena asal kau tau aku masih memikirkanmu saat ini, aku terus bertanya-tanya kenapa engkau pernah hadir dihidupku. Aku selalu mengingat hal buruk tentangmu. Hanya agar diriku membencimu, tapi kenapa aku justru merasa sebaliknya? Aku tidak ingin mengingatmu lagi, tapi entah kenapa aku juga merasa tidak ingin berpisah denganmu.

Kita bersama hanya sebentar, lalu kenapa sulit bagiku? Jika kau masih ada disini mungkin aku akan memukulmu dengan keras. Aku tidak pernah mempercayai hal ini, tapi aku juga ingin tau mengapa... mengapa setelah kita dekat kau malah memutuskan ikatan kita? Mengapa kau selalu berjanji meski kau tau kau tak akan bisa menepatinya? Mengapa aku selalu merasa senang saat kau ada disisiku? Dan mengapa kau kita harus berpisah dengan cara seperti ini? Mengapa aku harus menangis untukmu? Aku menyeka air mataku, berusaha untuk tetap tegar walaupun nayatanya tak bisa.

Aku kembali menatap langit lalu berpikir.. jika memang kita tidak ditakdirkan bersama.. baiklah, aku akan menerimanya. Aku harap kita akan menemukan kebahagiaan masing², meski tak bersama. Namun jika memang kita dipersatukan kembali.. aku akan menerimamu kembali, dan aku harap tak akan ada kata perpisahan untuk yang kedua kalinya. Setelah mengatakan itu entah mengapa seluruh tubuhku terasa sangat lelah. Akhirnya aku membaringkan tubuhku di kasur dan perlahan masuk ke alam mimpi.

****

Esok harinya aku bekerja seperti biasa di kantor. Hingga sampailah pada jam istirahat aku memutuskan untuk membeli makanan di restoran dekat kantor. Sembari menikmati makanan aku melihat kearah jalanan yang dipenuhi oleh mobil dan pejalan kaki. Setelah selesai aku langsung berdiri menuju ke kasir dan kembali ke kantor. Namun baru saja berdiri..

Bruk...

Aku menabrak seseorang yang membuatku sedikit terhuyung ke belakang.

"Aku-" baru saja ingin bicara aku langsung terkejut dengan siapa yang ada didepanku. Siapa lagi? Orang yang menjadi pokok pikiranku semalam. Aku langsung menetralkan pikiranku saat Fara datang menyusul Ken.

"Maaf, aku tidak sengaja." ucapku datar pada mereka berdua.

"Lain kali perhatikan langkahmu." ucap Ken dengan nada agak emosi. Aku hanya mengangguk singkat lalu berjalan melewati mereka berdua.

"Hei Sella! Kenapa kau buru² pergi?" oh ya ampun, aku benci wanita ini.

"Ada apa?" jawabku dengan nada datar, sementara dia tersenyum miring.

"Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kau sudah memiliki suami yang baru? Sebaiknya sudah.. karena aku tak ingin kau dekat dengan suamiku." aku hanya menatap datar Fara, dia lalu tertawa mengejek.

"Oh ya aku lupa.. kau seorang Rosella, kau pasti sulit untuk mencari pendamping hidup yang baru bukan? Oh.. kasihan sekali, untungnya nasibku tidak sepertimu." ucapnya lalu menatap Ken. Aku hanya memutar bola mataku malas, aku lalu menatap jam tanganku dan berpikir untuk pergi saja. Aku lalu menuju ke kasir dan membayar makananku.

"Sella?" aku lalu menatap ke arah samping dan melihat Surya sedang menatapku.

"Hai." jawabku seadanya lalu menuju keluar, tak disangka ternyata ia mengikutiku.

"Hei Sella! Bagaimana kabarmu sekarang?" tanyanya saat melihatku membuka pintu mobil.

"Aku baik." Surya hanya mengangguk pelan mendengar jawabanku.

"Tapi hatimu tidak bukan?" tebaknya membuatku terdiam sebentar, dengan cepat aku tersadar kembali lalu segera masuk ke mobil.

"Aku akan menghubungimu nanti." ucapnya tepat sebelum aku menginjak gas kemudian menjauh dari tempat itu.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang