#6🌴

48 2 1
                                    

Sepulang dari mall, kini mereka sedang menuju ke tempat makan terdekat. Suasana didalam mobil terasa sangat sunyi dikarenakan dua insan yang saling diam.

"Sella?" tanya Ken sembari melihat Sella sekilas lalu kembali menghadap ke depan.

"Hmm?" jawab Sella tanpa mengalihkan pandangan dari jendela.
"Lihat saya Sella." dengan terpaksa Sella menuruti permintaan Ken dan mengarahkan pandangan padanya.

"Apa?" ucapnya datar.

"Kamu marah sama saya?"

"Kenapa ?" Sella balik bertanya ke Ken.

"Soal tadi di mall."

"Saya tidak marah."

"Tidak Sel, kamu marah sama saya. Gak papa kok, saya terima kalo kamu mau marah."

"Hem, bagaimana bisa kamu beranggapan kalau saya marah."

"Biasanya kalau cewek bilang tidak berarti iya." ucap Ken yang telah mempelajari sifat wanita.

"Saya gak marah Ken, dia teman kamu, jadi saya gak bisa cemburu karena itu. Toh, kamu juga suami saya, kalo kamu gak cinta sama saya, kenapa kamu masih disamping saya sekarang." ucap Sella panjang lebar meyakinkan Ken jika ia tidak cemburu. Ken yang mendengar itu tersenyum lega sekaligus senang karena akhirnya Sella mau bicara panjang lebar padanya dan ia pun tidak merasa marah akan kejadian tadi di mall.

****
Kini mereka telah sampai di rumah, merekapun lalu membereskan barang belanjaan kedalam kulkas. Barang2 itu berupa sayur, buah dan beberapa makanan dan minuman. Tepat saat mereka telah selesai membereskan barang2, adzan zuhur berkumandang menandakan jika waktunya bagi mereka melakukan kewajiban sebagai seorang muslim. Seperti biasa Ken berperan sebagai imam dan Sella makmumnya. Setelah selesai, Ken pun mengulurkan tangannya dan Sella yang mengerti langsung menyambut uluran tangan suaminya.

"Sella?" panggilnya saat Sella hendak berdiri dan membuatnya kembali duduk. Dan seperti biasa Sella hanya menjawab dengan deheman singkat.

"Saya-" ucapannya terpotong oleh Sella.

"Mau minta maaf soal tadi?" tebaknya dan Ken pun menganggukkan kepalanya. Sella menghela nafas sebentar lalu berkata,

"Jangan dipikirkan, saya tidak cemburu. Jika ia suka sama kamu itu wajar, kalian sudah lama berteman. Saya tidak bisa menyalahkan siapapun soal itu. Tapi kalau saya boleh saran, kalo besok ketemu sama Fara, kamu bilang aja yang sejujurnya tentang perasaanmu padanya." ucap Sella panjang lebar menasehati Ken, ia hanya bisa mengangguk lemah, ia tidak menyangka jika Sella akan menanggapi masalah ini dengan bijak. Dia menyangka jika Sella akan langsung marah padanya.

"Sella ?"

"Apa lagi ?" ucap Sella malas.

"Bisa kamu hilangkan sedikit sikap dinginmu ?" Sella diam sebentar lalu berkata,

"Entahlah saya juga tidak tau, semenjak kematian orang tua saya. Saya jadi tidak pernah berkata banyak." ucap Sella jujur, Ken hanya mendengarkan lalu menggenggam tangan istrinya itu. Sella kemudian menatap serius Ken.

"Karena itulah saya hadir, meski saya punya banyak kekurangan tapi saya akan mengusahakan untuk selalu membahagiakan kamu. Kamu mau kan, membuka diri kamu buat saya? Mungkin akan sulit tapi, ini adalah cara terbaik untuk kita berdua." ucap Ken tulus, Sella yang melihat itu lalu mengangguk pelan. Ken lalu membawa Sella kedalam pelukannya, Sella agak kaget melihat tindakan Ken kepadanya namun ia biarkan saja hal itu. Toh, dia juga ingin membuka diri untuk Ken.

****
Sesuai perkataannya, Sella mulai berusaha untuk menjadi pribadi yang baik untuk suaminya. Dan tidak lagi dingin kepadanya, mungkin jika ia bisa membuka hatinya, ia bisa mendapatkan kebahagiaannya. Setelah berbincang sebentar diruang keluarga, kini mereka berada di kamar dan bersiap untuk tidur. Sella sudah menunggu di atas kasur dan menunggu suaminya menyusul.

"Nungguin mas ya?" Ken mengubah panggilan dari 'saya' ke 'mas' saat berbincang tadi, dan Sella menyetujuinya. Mereka berusaha untuk lebih dekat dengan satu sama lain, dan itu adalah salah satu caranya.

"Iya, M-mas." ucap Sella agak gugup, karena jujur saja ini pengalaman pertamanya.

Cup..

Ken mengecup singkat kening Sella,
"Mas sudah disini, jadi tidurlah. Jangan mimpiin mas ya, nanti gak mau bangun2 lagi." ucapnya sambil terkekeh, Sella yang mendengarnya hanya berkata dalam hati,

Ngarep banget lu ngab.

Akhirnya Sella menutup matanya dan akhirnya tertidur.
****
Sella terbangun dari tidurnya, namun ia menyadari sesuatu yang aneh. Ya, ia terbangun bukan dirumah Ken, namun dirumah lamanya. Ia pun turun dari ranjang dan memutar knop pintu.

"Om? Bang? Ken? " tanya Sella saat berada di depan kamarnya. Suasana rumah sangat sepi sampai..

Dor..

Suara tembakan menggema di seliruh ruangan diikuti oleh teriakan seorang wanita. Sella pun langsung menuju ke ruang tamu dan mendapati ayahnya tertembak di bagian dada kiri. Sementara ibunya terlihat sedang memapah ayahnya, Qadri terlihat berada disampingnya dan memeluknya, sementara 2 adiknya memeluk badan ayah yang sudah tak bernyawa lagi.

Terdapat 5 orang bersenjata disekeliling mereka, dan salah satunya melihat Sella. Sella mencoba lari namun tertangkap, pria itu lalu menyeretnya dan menghempas Sella ke keluarganya. Ibu Sella lalu berdiri dan berusaha melawan penjahat itu namun mereka malah menodongkan pistol ke arah ibunya dan..

Dorr..

"TIDAAAAKK!!" teriak Sella saat terbangun dengan berlinang air mata. Sontak Ken yang tadinya tertidur langsung terbangun.

"Ada apa Sella?" tanya Ken dengan nada khawatir, namun Sella tiba-tiba memeluknya. Dapat Ken rasakan bajunya yang basah karena air mata Sella.

"Kamu mimpi buruk?" Ken bertanya sembari mengelus lembut rambut Sella dan sesekali menciumnya sebentar.

"Ibu.. Ayah.." lirih Sella, Ken lalu melepaskan pelukannya dan melihat wajah Sella penuh dengan air mata, ia lalu menghapus air matanya lalu berkata,

"Sella, kamu kenapa nangis? Kamu rindu sama orang tua kamu?" tanya Ken, namun Sella hanya diam. Akhirnya Ken kembali memeluk Sella,

"Tidak apa Sella, Mas disini, apapun keadaannya." ucap Ken mencoba menenangkan Sella. Lama kelamaan tangis Sella mulai mereda dan digantikan oleh suara nafas yang teratur. Saat Ken melihatnya, ternyata Sella sudah tertidur, ia terkekeh sebentar lalu membaringkan Sella kembali ke posisi tidurnya. Ia mengecup singkat kening Sella, kemudian menyusul sang istri ke alam mimpi.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang