#11🌴

43 2 1
                                    

03.45

Itulah yang ia lihat di layar hpnya, entah kenapa ia terbangun di waktu seperti ini. Buasanya ia akan terbangun pukul 5 pagi, ia pun melihat ke samping tempat tidurnya.

Kosong..

Dimana Ken? Harusnya ia sudah pulang. Sella bertanya-tanya dengan dirinya sendiri. Akhirnya ia pun menuju ke teras depan, dan benar saja, di parkiran, Ken tertidur di bangku depan mobilnya.

Tampak bahwa pria itu sangat kelelahan, karena ia bahkan tidak sempat untuk mengunci pintu mobilnya. Karena tak ingin mengganggu tidurnya, akhirnya Sella ikut masuk kedalam mobil dan duduk dibangku sebelah Ken. Tak disangka Ken bergerak dan akhirnya bersandar di bahu Sella. Sella hanya terdiam sembari menatap setiap inci wajah tampan yang dimiliki oleh pria itu. Tak lama, Sella yang masih mengantuk ikut tertidur.

Suara adzan subuh telah membangunkan mereka berdua. Ken melihat kesamping dan melihat Sella yang juga sedang melihatnya juga. Mereka terpaku untuk sejenak, hingga akhirnya Ken menggelengkan kepalanya dan memutus kontak mata mereka.

"K-kamu kenapa bisa disini Sella?"

"Harusnya aku yang tanya mas, kenapa mas disini?"

"Mas tanya kamu, jawab dulu."
Sella menghela nafas malas lalu menjawab,

"Ya karena aku liat mas disini, makanya aku ikut tidur disini. Nah, karena aku udah jawab, sekarang giliran mas nih buat jawab pertanyaan aku tadi."

"E-em i-itu mas.."

"Apa? Mas takut ya sama kawan aku? "

"Ih, E-enggak kok, sembarang kamu."

"Hmm, yang bener nih? Kok jawabnya agak gugup gitu?" tanya Sella yang membuat Ken terdiam. Sella yang melihat itu tersenyum puas karena bisa mengerjai suaminya itu.

"Udah, kalo takut bilang aja."

"Mmmm, iya deh, mas takut."

"Nah tuh kan, udah kubilang mas. Dia itu baik, ah, mas mah anggota polisi kok takut."

"Kan beda Sella, mas gak pernah liat yang begituan."

"Ummm, ya udah deh, sekarang kita solat dulu. Baru nanti kita bahas lagi."
Ucap Sella sembari mengajak Ken keluar. Namun Ken masih merasa takut,

"Eh, Sella."

"Apa lagi mas? " ucap Sella malas.

"Kita sholatnya di masjid aja ya? "

"Nggak, gak boleh. Lagian masjid jauh dari sini."

"Tapi kan lebih bagus kalo-"

"Mas, kumohon." akhirnya dengan ragu Ken mengangguk dan akhirnya masuk kedalam rumah, meski dengan perasaan was-was.
****
Kini Ken berada di ruang keluarga, satu ruangan yang paling ia hindari. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Ken, sontak ia pun kaget dan menutup matanya.

"Kumohon, aku gak ada salah, jangan bunuh aku." ucap Ken yang ketakutan.

"Siapa juga yang ingin bunuh." suara Sella menyadarkan Ken. Sontak ia membuka matanya dan melihat istrinya sedang merangkul sesuatu yang tak terlihat, dan ia menebak bahwa itu adalah Alexa.

"S-Sella? Mas mohon, menjauh darinya."

"Kenapa?" ucap Alexa yang memunculkan wujudnya.

"Mungkin karena dia melihat lukamu Alexa." ucap Sella menjelaskan dan akhirnya Alexa menyetujuinya dan menghilangkan lukanya.

"Sudahlah Ken, berdamailah, dia gak akan nakutin kamu kok."

Ken menghela nafas sejenak dan berkata, "Oke, mas bakal damai sama dia, tapi mas mohon. Jangan muncul tiba2, jangan muncul dengan luka kamu."

"Oke." jawab Alexa. Akhirnya dengan keberanian, Ken mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Alexa. Oke, ini bukan hal yang buruk, Ken.

"Baiklah, masalah selesai." ucap Sella dibarengi dengan Alexa yang menghilang.

"Mas? "

"Iya Sel?"

"Aku gabut, kita ketaman yok."

"Tumben kamu." ucap Ken dengan wajah heran.

"Ya mumpung mas lagi libur, mending kita jalan aja."

"Hmm, ya udah deh, mas ganti baju dulu, kamu juga Sella."

"Oke."

Mereka telah mengganti pakaian mereka dengan pakaian santai.

"Aku ambil kunci motor dulu."

"Eh, jangan. Kita jalan kaki aja."

"Tapi taman jauh loh Sel dari sini, kamu yakin mau jalan kaki kesana?"

"Ya iyalah mas."

"Oke, mas ambil kunci rumah dulu, kamu tunggu diluar aja." tanpa bertanya lagi, Sella langsung berjalan keluar rumah sementara Ken mengambil kunci pintu. Setelah itu merekapun berjalan ke taman dengan sesekali berlari kecil.

"Ternyata kamu kuat juga Sel jalan sepanjang ini."

"Ya iyalah, Sella gitu loh."

"haha.." Ken tertawa kecil dibuatnya. Akhirnya mereka sampai di taman, merekapun membeli air putih sebagai pelepas dahaga.

"Mas, disana ada yang jual nasi kuning, aku kesana dulu ya." ucapnya hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Ken.

"Gak usah, mas aja." namun Sella menggelengkan kepalanya.

"Gak mas, biar aku aja." akhirnya karena Sella memaksa Ken akhirnya mengangguk. Sella akhirnya sampai di gerobak penjual nasi kuning itu.

"Mang, pesan dua porsi, yang satu cabenya banyakin ya."

"Siap, neng." Sella pun duduk sembari menunggu pesanannya.

Sementara Ken saat ini tengah memainkan hpnya dengan sesekali melihat Sella. Ia pun mematikan hpnya dan berniat untuk menyusul Sella, namun baru saja ingin berjalan ada orang yang menggandeng tangannya.

"Nah ini ges, pacar gua." ucap wanita itu dan bisa Ken tebak itu adalah Fara. Ia pun menoleh dan melihat Fara sedang menggenggam lengannya mesra.

"Oh iya, ganteng ya." sahut teman-teman Fara, Ken pun mencoba untuk melepaskan genggaman Fara. Namun semakin keras ia berusaha, semakin keras pula genggamannya.

"Kamu kenapa sih sayang? Dari tadi gerak terus, kamu malu ya?" ucap Fara dengan nada centil.

"Mbak, kalo pengen foto bilang aja." ucap Sella yang tiba-tiba datang menghampiri mereka semua dengan membawa bungkusan nasi kuning. Fara pun berbalik menatap Sella dengan wajah merendahkan.

"Nah ini ges, orang yang sering godain pacar gua." sontak teman-temannya pun mengejek Sella.

"Dasar perempuan gatelan, emang lo gak liat ni kalo ni cowok udah punya pacar. Cari yang lain aja deh, yang ini terlalu baik buat perempuan murahan kayak lo, minimal tu tau diri dong! " ucap teman Fara dan diiyakan oleh temannya yang lain.

"Ohhhh gitu, ya udah deh saya pamit dulu, bye."

"Eh tunggu sayang!" teriak Ken sembari menghempas kasar tangan Fara membuatnya mengaduh karena tubuhnya terhempas ke tanah.

"Maaf Fara, untuk semuanya saya konfirmasikan bahwa wanita tadi bukan sessorang yang murahan. Dan teman kalian Fara, dia bukan pacar saya melainkan mantan teman saya. Wanita tadi adalah Sella, istri saya, satu-satunya wanita yang saya cintai, dia tak pernah menggoda saya, jadi jangan pernah ejek istri saya lagi!" ucap Ken dengan nada yang agak ditinggikan. Setelah itu iapun bergegas menyusul Sella yang sudah berjalan menuju ke rumah.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang