#41🌴

47 0 0
                                    

Sesuai dugaanku, Surya benar² mempunyai ide yang buruk. Bagaimana tidak? Dia menyuruhku untuk selalu tersenyum tiap kali melihat seorang pria. Aku benar² merasa malu, rasanya seperti menjadi orang gila di tengah kota ini. Terlebih dia menyuruhku untuk melakukan itu sampai sore hari.

"Bisa kita pulang saja?" Ucapku saat hari sudah sore.

"Oh ya ampun... kenapa cepat sekali? Ayolah Sel, ini menyenangkan. Terutama bagi orang sepertimu yang hanya tersenyum setahun sekali." Ucapnya tidak puas.

"Tentu saja menyenangkan, bagimu tentunya. Ya, tampaknya aku harus berterima kasih karena kau menyuruhku melakukan semua ini, berjalan ditengah kota seperti orang gila, sementara kau tersenyum senang melihat semuanya." mendengar ocehanku dia malah tertawa tak bersalah.

"Maaf, tapi ini memang menyenangkan. Kau tampak seperti orang yang sangat bahagia."

"Aaa!!" Kesalku lalu berjalan meninggalkannya.

"Kau marah?" tanyanya sambil mengikutiku.

"Diamlah." ucapku setengah kesal.

"Kau ingin kemana?"

"Pulang."

"Ooh kau marah padaku, ya kan?" aku hanya diam mendengar pertanyaannya.

"Oke, oke aku minta maaf, ku mohon jangan marah." lagi² aku hanya diam. Dia terus mengikutiku sampai didepan apartemenku.

"Surya pulanglah, kau menggangguku."

"Tidak sampai kau memaafkanku." Aku hanya menghela nafas kesal

"Baik, aku memaafkanmu, sekarang pergilah."

"Terdengar tidak tulus bisa kau ulang?" Aku menatapnya dengan tajam dan sepertinya ia tau kalau aku tak ingin mengulanginya lagi.

"Oke, aku pergi, selamat malam Sella."

"Sore." kataku

"Tapi kan sebentar lagi malam."

"Heh... terserah." dia hanya tertawa sebentar dan akhirnya pergi.

***

Aku melakukan aktivitasku seperti biasanya, setelah tadi malam aku merasa kelelahan karena melakukan hal kemarin.

"Hei Sella, kau tidak apa²?" tanya Anne saat melihatku termenung.

"Hah? Tidak An."

"Bagus, oh ya siang ini kau ingin makan dimana?"

"Mungkin di restoran dekat kantor."

"Ouh, kami semua hanya ingin mengajakmu jika kau mau, kita pergi ke restoran dekat museum, orang² bilang kalau disana menu²nya enak, bagaimana menurutmu?"

"Mm, kurasa aku akan ikut."

"Bagus."

Tepat pada waktu istirahat aku dan rekan sekantorku pergi ke restoran yang Anne maksud. Mungkin dia tidak salah karena ketika kami masuk bau harum menggugah selera masuk ke dalam indra penciumanku. Saat kami sedang menunggu pesanan, temanku menunjukkan layar hpnya padaku.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Tidak ada, aku hanya ingin menunjukkan ini padamu saja, aku mendapatkan informasi tentang restoran ini dari sini."

"Aku tidak bertanya."

"Aku hanya memberitahumu." aku hanya menghela nafasku lalu dengan malas menatap layar hp An. Tapi bukan foto restoran itu yang aku lihat, melainkan foto dibawahnya. Aku lalu menggeser layar kebawah dan seketika rasa kaku dan hancur menyelimutiku. Ini adalah postingan foto dari Fara, dia tampak tersenyum bahagia sambil menggenggam erat tangan Ken yang juga sedang tersenyum. Miris sekali, sebenarnya aku muak melihat hal semacam ini, tapi aku juga tidak tau mengapa tidak bisa menghindarkan pandanganku.

"Sella?" suara temanku akhirnya berhasil membebaskanku dari lamunan.

"Hmm?"

"Apa kau kenal dia?" aku menghela nafas lalu mengangguk.

"Dia mantan suamiku." ucapku lemah, An tampak mengangguk mengerti.

"Ouh.. Pasti sangat sulit bukan?" tanyanya yang aku yakin bermaksud pada perasaanku.

"Iya."

"Tapi aku tau kau orang yang kuat, cepat atau lambat kau akan menemukan kebahagiaanmu sendiri. Ngomong² berapa lama kalian bercerai?"

"Sekitar 1 tahun yang lalu."

"Lalu.. kenapa kau tidak mencari pengganti. Bukan apa², terkadang kau harus merelakan yang telah terjadi dan melangkah ke depan dengan seseorang yang baru, seseorang yang akan mencintaimu sepenuh hati." Aku hanya tersenyum kecil, andai semudah itu mungkin aku sudah menemukan yang baru. Tapi tidak, mungkin banyak laki² yang menyukaiku tapi mungkin hanya ada sebagian orang yang tulus.

"Aku tau, lihat makanannya sudah datang, sebaiknya kita bicarakan ini nanti." jawabku melihat pelayan yang membawakan makanan kami.

***

Saat malam, aku tidak bisa tidur, entah karena memang belum ngantuk atau karena tadi.

Ting..

Akhirnya aku memutuskan untuk melihat siapa yang mengirim pesan. Tertera di chat paling atas Surya mengirimiku foto yang sama seperti yang aku lihat tadi.

Maaf kalau aku mengirim foto ini malam², tapi aku hanya ingin kau tau. Tulisnya.

Aku sudah tau.

Baik, jangan pikirkan ini terlalu dalam, hanya akan menyakitimu saja.

Aku juga tidak ingin, tapi pikiranku selalu tertuju kesana.

Aku mengerti, mungkin kau tidak mau, tapi hatimu yang membuatmu begitu.

Surya? boleh aku tanya sesuatu padamu?

Apa?

Bagaimana cara supaya aku bisa melupakan semuanya? Semua orang mengatakan bahwa cepat atau lambat aku akan melupakannya. Tapi apa yang terjadi malah sebaliknya, aku semakin memikirkannya dan itu seperti menghancurkan diriku sendiri.

Hmm.. sebenarnya aku tidak pernah berurusan dengan hal seperti itu, tapi hanya satu yang aku bisa katakan padamu. Mungkin memang melupakan semua rasa sakit itu tidak segampang yang dikatakan, semuanya butuh waktu. Tapi semua itu juga didukung oleh dirimu sendiri, fokuslah pada dirimu saat ini, dan jangan pernah menutup diri dari dunia. Mendengar kalimat itu aku terdiam, mungkin karena terlalu fokus pada masa lalu, aku jadi lupa dengan diriku sendiri.

Terima kasih kawan, kurasa nasehat itu yang ingin aku dengar saat ini.

Sama², jangan terlalu memikirkan apa yang telah kau lewati tapi apa yang akan kau lewati setelahnya, hidup itu singkat, jadi nikmatilah dengan kenangan yang manis.

Hmm kurasa kau benar lagi.

Oh benarkah?

Ya, tapi jangan berpikir untuk tantangan lagi, aku sudah cukup merasa malu.

Haha maaf, sudahlah tidur sana, besok kau pasti masih sibuk bukan?

Ya, selamat malam kawan.

Malam

Kurasa nasihat dari temanku itu membuatku sedikit tenang, mungkin aku bisa tidur sekarang. Aku lalu melangkahkan kaki menuju kasur dan merebahkan diriku disana. Helaan nafas panjang dapat kudengar saat aku berusaha melepaskan segala pikiran berat di otakku, dan benar saja aku tertidur tak lama setelahnya.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang