#13🌴

41 2 0
                                    

Pagi harinya Sella telah menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Ken.

"Mas, ayok makan dulu."

"Iya, bentar." ucap Ken dari kamarnya. Tak lama pintu kamar terbuka dan tampak Ken yang tampak gagah dengan seragam polisinya. Namun ada yang berbeda dari pria itu, wajahnya terlihat pucat.

"Eh tunggu dulu mas." ucap Sella lalu berdiri tepat didepan Ken. Ia pun menempelkan tangannya di kening Ken, segera ia tau kenapa Ken tampak pucat hari ini.

"Kamu demam, sebaiknya izin dulu hari ini."

"Tapi mas gak papa Sel, mas kira gak perlu buat izin deh."

"Jangan ngeyel, kamu sakit. Gimana mau ngurus masalah orang kalo kamu gak bisa ngurus kesehatan kamu sendiri." ucap Sella agak kesal dengan Ken.

"Pasti juga sembuh sendiri nanti, udah gak usah khawatir." ucap Ken masih keras kepala.

"Gak! Izin dulu, jangan keras kepala." ucap Sella final.

"Ya iya mas bakal izin hari ini, nanti kamu malah marah lagi sama mas."

"Mas, Sella marah karena Sella peduli. Jangan dipaksain, nanti kamu juga yang kesiksa. Mas demam karena main hujan kemarin ya?"

"Entahlah, mungkin."

"Ya udah makan dulu, nanti kita minta izin sama atasan kamu trus beli obat buat kamu."

"Iya ya bawel banget, khawatir banget kayaknya sama mas."

"Mas suami Sella, ya Sella khawatir lah." setelah menyatakan itu Ken langsung memeluk Sella.

"Makasih ya udah khawatir sama mas, jadi makin sayang deh ke kamu."

"Iya sayang sih sayang tapi gak perlu peluk juga mas." Ken lalu melepaskan pelukannya.

"Ya udah, ayok makan dulu. Kasian nanti masakannya udah dicicip duluan sama lalat."

"Ya."

Setelah mendapatkan izin dari atasannya, Ken dan Sella pergi ke apotek setempat.

"Mbak, minta Paracetamol satu sama obat ini ya." ucap Sella sembari memberi daftar obat.

"Iya mbak." ucap apoteker itu.

"Iih, masnya ganteng ya." bisik apoteker lainnya.

"Tambah lagi seragamnya, uuuhhh ganteng banget."

"Minta foto yuk!" segera mereka melangkah ke arah Ken.

"Mas, mas, boleh minta foto gak?" tanya mereka.

"Eeeehhhh.... "

"Gak!" tegas Sella, "Soalnya ada bayaran." lanjutnya membuat Ken terkejut.

"Ish foto aja kok ada bayarannya." tolak mereka.

"Terserah kalian, kalau ingin foto bayar kalau gak mau ya udah."

"Iiiiihh, ya udah deh berapa?"

"10 rb." sontak mereka semua terkejut tak terkecuali Ken. Ia pun menarik lengan Sella.

"Sel, kamu mau jual mas ya?" namun Sella hanya menatap datar padanya.

"Gak juga sih, ini kan strategi bisnis. Selagi ada yang mau bayar kenapa nggak?"

"Ih kamu nih, udahlah mas mau balik ke mobil." ucap Ken dengan nada ngambeknya kemudian berjalan kearah mobil.

"Ken2, aku cuma canda eh kamu malah ngambek." gumam Sella lalu mengambil obat yang telah disodorkan oleh apoteker.

"Berapa semuanya?"

"35 rb mbak." Sella lalu menyodorkan uang kepada orang itu. Setelah membayar, Sella lalu masuk kedalam mobil.

"Ngapa mas? Ngambek?" ucap Sella melihat wajah kesal Ken, Ken lalu memacu mobilnya.

"Nggak,"

"Ok." ucap Sella datar namun berbeda dengan Ken yang tambah kesal dengan jawaban Sella.

"Ya ampun kamu ini Sel, kalo mas bilang gak berarti mas ngambek. Dasar kamu ini gak pekaan."

"Lah, ternyata cowok juga minta perhatian ternyata."

"Ya iyalah, kami kan juga manusia, perlu diperhatikan juga."

Sella menghela nafas lalu menjawab,
"Ya udah deh Sella minta maaf."

"Gak. Mas gak nerima permintaan maaf macam itu."

"Jadi maunya gimana?" tanya Sella.

"Nanti aja dirumah." akhirnya mereka berdua diam sampai berada di rumah.

"Mas minum obatnya."

"Bawak aja kekamar." ucap Ken yang membuat Sella lagi-lagi harus menurut.

"Nih, diminum jangan disimpan dibawah lidah."

"Dih, memang kamu pikir mas anak2 ?"

"Emang. Contohnya aja mas ngambek. " ucap Sella datar. Akhirnya Ken hanya diam sembari menunjukkan wajah kesalnya.

"Udah, ngambek boleh tapi jangan sampai sakit kamu makin parah gara2 sikap kamu itu."

"Mana, sini obatnya." ucap Ken seraya mengangkat satu tangannya. Setelah memberikannya Ken langsung meminum obat itu.

"Ya udah, Sella mau ke dapur dulu." namun baru saja hendak melangkah, tangan Sella ditarik oleh Ken dan membuat Sella terjatuh diatas tubuh Ken. Mereka terdiam mematung sembari menatap satu sama lain. Dengan lengan Sella di dada Ken, dan Ken yang menaruh kedua lengannya di pinggang Sella.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Drrtt.. Drrtt

Suara hp Sella menginterupsi mereka berdua. Sella lalu melihat layar hpnya yang tertera nama Kara, temannya. Ia lalu menekan tombol hijau.

Halo Sel, kamu jadi gak datang hari ini? Ada yang penting soalnya.

Paling hanya putus hubungan kan?

Nggak Sel, ini katanya pada mau ngomongin cogan baru nih.

Dengar, aku gak peduli dengan cogan atau apapun itu. Aku gak mau pergi, karena suami aku sakit.

Ya udah deh tapi sebagai bahan pertimbangan nih ya, gue kirimin deh foto cogannya.

Kara lalu mengirim foto pria yang ia maksudkan. Namun Sella seperti mengenal pria itu, dan pria itu adalah Ken.

Kara? Lu yakin tuh kalau mereka mau ngomongin dia?

Iya, memang napa?

Itu suami aku ra.

Hah! Yang bener? kok-

Belum sempat melanjutkan ucapannya, Sella langsung mematikan telponnya.

"Ciee, cemburu." ucap Ken dengan nada menggoda.

"Udah, Sella mau kekantor dulu." namun lagi-lagi harus ditahan karena Ken memeluknya dari belakang sembari menaruh kepalanya di bahu Sella.

"Gak, kamu disini aja!" ucapnya manja.

"Hufftt.. Ya udah deh. Lepas, Sella mau nelpon dulu." namun meski begitu Ken tetap memeluk Sella. Akhirnya Sella hanya bisa pasrah dan menelepon asistennya.

Mawar, tolong kamu handle sepupu saya ya, soalnya gak bisa kekantor.

Yahhh.. Padahal kami mau kasih sesuatu ke ibu Sella buat kenang-kenangan.

Simpan aja untuk besok. Ya udah saya tutup dulu.

Baik bu, oke.

Akhirnya Sella harus menghabiskan waktunya seharian dirumah. Tentu saja, karena Ken pastinya.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang