#30🌴

35 1 0
                                    

Sella lalu memperkenalkan seluruh temannya. Namun Sella tidak menjelaskan tentang organisasi mereka. Sella mengatakan jika yang dimaksud dengan anggota oleh Baron adalah Sella merupakan salah satu anggota dari perkumpulan mereka. Dan selama menjelaskan itu pula Ken terus menggenggam tangan Sella erat.
"Mas gak sabar buat pulang." adu Ken kepada Sella.

"Sella tau.." ucap Sella lembut.

"Sella juga maunya juga gitu mas." lanjutnya.

"Eh.. Sella?" tanya Anne yang membuat Sella memalingkan pandangannya.

"Bolehkah kami keluar? Rasanya tidak nyaman jika kami melihat kemesraan kalian disini. Kalian juga pastinya merasa terganggu bukan?" mendengar itu, Sella hanya tersenyum maklum.

"Baiklah.. kalian boleh keluar. Jika kalian ingin pulang, bilang padaku, aku akan memberikan kunci rumahku pada kalian." Anne dan yang lain mengangguk lalu keluar dari ruangan.

"Mereka tinggal dirumah kamu, sayang?" tanya Ken bingung.

"Kenapa mas, mas gak suka ya?"

"Bukannya gak suka, tapi aneh aja. Hotel sama penginapan kan banyak, kenapa mereka harus tinggal dirumah kamu?"

"Ya ampun mas, mas kan tau kalo rumah Sella besar. Kenapa Sella harus nyuruh mereka tinggal di penginapan kalo dirumah aja banyak kamar kosong yang tersisa? Semasa Sella selesai kuliah juga kadang mereka nginap dirumah Sella."

"Mereka juga pernah nginap sebelumnya?" tanya Ken yang diangguki Sella.

"Sudah.. jangan takut, mereka gak akan ngapa²in kok."

"Kalo kamu ngomong gitu sih... ya udahlah, mas gak papa."

"Nah gitu dong." ucap Sella yang membuat Ken tersenyum lalu mencubit gemas pipi Sella. Setelah meminum obat, Ken secara perlahan mulai merasa ngantuk hingga akhirnya tertidur. Setelah memastikan Ken tertidur, akhirnya Sella berjalan kearah sofa hendak untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Drrt..
Drrt..

Tertera nama Baron di layar hpnya, segera Sella keluar dari ruangan dan mengangkat telponnya.

Sella.

Ada apa, Baron?

Keluarlah dari rumah sakit.

Kalian ingin pulang?

Ya, sudah agak malam, petugas menyuruh kami untuk pulang. Kami ingin meminta kunci rumahmu, tapi kami juga ingin membicarakan sesuatu padamu. Karena itu temuilah kami di taman rumah sakit.

Baiklah.

Setelah menutup telepon, Sella segera mengambil kunci cadangan rumahnya dan langsung menuju ke taman rumah sakit. Ia lalu melihat teman²nya sudah bersiap untuk pulang, ia lalu memberikan kunci itu.

"Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?" tanya Sella.

"Ini soal rencanamu kawan, kapan kita akan melakukannya?" Sella lalu mengangguk pelan sambil mengepalkan tangannya erat.

"Segera." ucap Sella singkat.

"Sebaiknya cepat Sella, semakin cepat kita dapatkan mereka, semakin cepat pula kita menyelesaikan semuanya."

"Aku mengerti." setelah mendengar itu, mereka lalu tancap gas keluar dari pagar rumah sakit. Setelah memastikan teman²nya pergi, Sella lalu kembali keruangan Ken. Sella lalu menidurkan dirinya di sofa sambil menatap kearah ranjang tempat Ken tertidur dengan pulasnya.

"Maafkan aku karena menyembunyikan semuanya Ken. Mungkin setelah ini kau akan merasa terkejut." gumam Sella pada dirinya sendiri. Jujur ia merasa bersalah telah menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya merupakan seorang pembunuh. Tapi ia juga takut jika harus jujur, ia takut jika Ken akan kecewa lalu menjauh darinya.

Sella yang sedang termenung kemudian membuka hpnya dan membaca file dari korban yang akan mereka buru selanjutnya. Namun yang menjadi tantangan utamanya adalah, orang itu merupakan anggota dari kepolisian. Dan berdasarkan informasi yang Sella dapatkan, Ken sangat dekat dengannya, bahkan Ken sudah menganggapnya sebagai ayahnya sendiri. Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Sella. Selama Ken dirawat, selama itu pula lah Sella dan kawan²nya selalu berunding tentang bagaimana cara untuk membunuhnya. Karena merasa pusing, akhirnya Sella mematikan hpnya dan segera beranjak tidur.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang