#28🌴

25 0 0
                                    

Sella benar² bosan sekarang, sedari tadi ia hanya bisa pasrah melihat suaminya yang menjadi rebutan para wanita disana. Baik itu yang masih remaja maupun yang sudah berumur semuanya berebut untuk berfoto dengan Ken. Sekali lagi Sella hanya bisa pasrah, sebenarnya ia ingin sekali mengeratkan hubungan antara mereka berdua. Jujur didalam hatinya ia merasa cemburu, tapi apa boleh buat? wajah tampan sang suami selalu membuat para wanita manapun menjadi klepek². Akhirnya karena tidak tahan lagi dengan semua ini, Sella akhirnya berjalan menerobos semua orang yang ada disana dan menarik paksa tangan Ken.

"Eh.. eh.. mbak, masnya mau dibawa kemana?" tanya salah satu dari mereka.

"Mbak kalo mau foto gantian dong, jangan main tarik orang aja. Ini kita juga lagi gantian foto, sabar dikit dong mbak." ucap yang lainnya. Tiba² ada seorang wanita yang menahan pegangan tangan Sella dengan Ken.

"Mbak denger gak sih kami bilang apa tadi?! Sabar dikit mbak, ini kita semua lagi ganti²an fotonya. Gak cuma mbak aja yang pengen foto, tapi kita semua disini juga mau foto dengan masnya! Kalo mbak gak bisa sabar, lebih baik mbak pergi aja deh, ganggu aja!" ucap orang itu dengan nada yang tinggi. Sella disitu hanya bisa menahan amarah.

"Apa mbak gak pernah diajarin sabar ya?" tanya satu orang lagi membuat Sella agak pusing.

"Ngapa mbak? Mau nangis ya? Makanya kalo gak mau diceramahin lebih baik mbak diam nungguin antriannya, jangan main seenaknya aja!" lagi² Sella hanya bisa diam tidak berniat menjawab segala lontaran mereka.

"Mending mbak pulang aja sana bantuin orangtua mbak, sekalian tuh minta ajarin gimana jadi orang sabar." ucap orang itu membuat Sella menatap tajam orang tersebut. Sementara yang ditatap tiba² merasa kaget sekaligus takut.

"Jika saya bilang dia suami saya, apa hak anda ngomong gitu?" tanya Sella dengan nada datar. Ia lalu melanjutkan,

"Selama ini saya telah membantu orangtua saya, bahkan setelah mereka berpulang ke liang lahat saya tetap membantu mereka dengan menjadi orang yang sabar dan tetap mendoakan mereka. Semenjak kecil saya selalu sabar menerima kenyataan jika mereka telah pergi, saya tidak pernah bermaksud untuk menjadi orang yang cuek. Justru saya selalu ingin menjadi orang yang ceria dan hangat. Namun hinaan² seperti anda yang saya dapatkan sedari kecil membuat saya berpikir jika mungkin seluruh manusia di bumi ini tidak akan peduli tentang keceriaan dan kebahagiaan saya. Manusia² seperti anda lah yang telah menghancurkan hati orang² seperti saya. Jika anda memang menginginkan suami saya, maka silahkan ambil saja. Mungkin akan saya tambahkan dalam kamus saya tentang sifat manusia yang selalu menimbang sesuatu dari penglihatannya, bukan dari pikirannya." usai mengucapkan semua itu, Sella segera melepaskan Ken, namun ia menolak.

"Sella, mas mohon.." namun karena tenaga sang istri yang sangat kuat, genggaman Ken akhirnya terlepas. Namun ia tak menyerah, dengan segera ia mengejar Sella yang menuju ke mobil. Sementara semua orang yang mereka tinggalkan hanya bisa terdiam merenungkan ucapan Sella, kini mereka merasa bersalah kepada Sella.

Sementara Ken yang sudah sampai didalam mobil melihat jika sang istri sudah menunduk dengan wajah yang ia tutupi dengan kain. Setelah diperhatikan agak lama, ternyata betul Sella sedang menangis, namun ia berusaha untuk terus menahannya.
"Mas gak tau mau bilang apa lagi selain minta maaf ke kamu." namun Sella hanya diam.

"Mas mohon jangan nangis." ucapnya dengan nada sedih. Tapi Sella tetap menangis dan tak menjawab Ken. Akhirnya Ken hanya bisa memeluk kedua bahu Sella dengan tujuan untuk menenangkannya.

"Mas bersumpah untuk selalu membahagiakan Sella." lirihnya membuat Ken semakin merasa bersalah.

"Mas bilang kalau kebahagiaan Sella itu kebahagiaan terindah bagi mas. Tapi kenapa semakin hari Sella mencoba dekat sama mas, semakin Sella merasa jauh dari kata bahagia?" kali ini Ken tidak bisa menahan tangisnya. Akhirnya ia menenggelamkan wajahnya di leher Sella.

"Jika memang mas gak bisa bahagiain Sella seenggaknya mas jujur aja. Jangan buat harapan palsu untuk Sella mas." Ken lalu bangkit dan berbisik dengan terbata-bata.

"M-mas m-min-ta ma-af, b-bukannya mas mau nyiksa k-kamu, sungguh mas selalu ingin kamu bahagia."

"Tapi Sella sama sekali gak ngerasain hal itu mas."

"Maaf... selama kita menjalin hubungan ini kamu sering terluka. Jujur.. saat melihat kamu pertama kalinya, mas merasa sangat menyukai kamu. Karena itu, ketika mas dijodohkan dengan kamu. Mas merasa sangat bahagia dan beruntung bisa memiliki kamu. Tapi pada akhirnya kamu juga yang tersiksa... mas minta maaf sayang." akhirnya mereka hanya bisa saling memeluk satu sama lain.

****
Kini Ken pulang kerumahnya sendirian, karena Sella berkata jika ia ingin menenangkan diri di rumah Qadri. Masih terbayang-bayang dalam benak Ken bagaimana istrinya selama ini selalu mengalami cobaan dalam mempertahankan hubungan mereka. Tak terasa setetes air mata telah mengalir dipipinya.

"Selama ini kamu sudah menyiksa batin kamu karena mas. Seharusnya mas bisa jaga kamu, perasaan kamu, seperti yang abang kamu harapkan. Mas juga telah melanggar janji mas kepada kedua orang tua kamu untuk menjaga diri kamu." tanpa ia sadari, dari arah lain muncul sebuah mobil berkecepatan tinggi dan..

Brakk...

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang