#23🌴

27 1 1
                                    

Sella perlahan-lahan membuka matanya menerima cahaya matahari yang menimpanya. Setelah sadar seutuhnya, ia pun menyadari jika ia kini berada di sebuah rumah kecil yang tampak seperti gubuk. Di tengah kebingungannya, ia mendengar sebuah langkah kaki yang berjalan mendekat kearahnya. Dengan cepat ia kembali berbaring dan berpura-pura tidur. Tak lama ia merasa jika langkah itu makin mendekat dan terus mendekat sampai akhirnya suara itu terhenti dan Sella dapat merasakan jika orang itu kini telah duduk di ranjangnya.

"Baguslah kalau lukanya sudah sembuh." ucap orang itu yang Sella tebak merupakan seorang wanita tua.
"Cepat sadar ya non, nenek iba kalau liat kondisi kamu seperti ini. Meski kamu bukan orang dekat nenek, tapi nenek tau kalau kamu itu wanita yang baik. Jadi cepat sadar ya.." ucapnya begitu tulus membuat Sella sedikit luluh, namun Sella tetap harus berhati-hati, siapa tau orang ini memiliki niat jahat.

"Oh ya, nenek tinggal bentar ya.. nenek mau masak dulu, siapa tau nanti kamu sadar dan merasa lapar.. gak mungkin nanti nenek suruh kamu nunggu nenek masak dulu. Bentar ya non, nanti nenek balik lagi kesini kok.." ucapnya lalu melenggang pergi ke dapur. Tepat setelah itu, Sella membuka matanya, lalu melihat sekeliling mencari cara untuk kabur dari sini. Lalu ia melihat jika pintu rumah ini tidak terkunci dengan rapat.

Ia pun mulai berjalan pelan menuju ke pintu itu. Namun tiba²..

Uhukk..
Uhukk..

Sontak suara itu membuat Sella terkejut dan buru² melihat kebelakang. Namun tidak seperti dugaannya, nenek itu tak melihat kearahnya dan hanya fokus memasak.

"Aduh.. padahal aku udah minum ramuan pereda. Tapi sudahlah, jangan pikirin soal itu dulu. Sebaiknya aku pikirin wanita muda itu, dia lebih butuh pertolongan dibandingkan aku yang sudah tua renta ini." gumamnya yang terdengar oleh Sella membuatnya merasa iba dan akhirnya mengurungkan niat untuk kabur. Ia lalu berjalan menuju ke dapur.

"Nenek.." panggil Sella pelan membuat nenek itu perlahan-lahan membalikkan badannya dan terbitlah sebuah senyuman tulus di wajahnya.

"Nona.. kamu sudah sadar? Ah.. nenek minta maaf ya.. masakannya belum matang, kamu pasti lapar ya? Sebentar, nenek mau kasih kamu ubi rebus tadi pagi." ucapnya mengambil piring yang berisi ubi rebus, namun dengan halus Sella menolaknya.

"Saya mohon jangan nek.. itu makanan punya nenek, saya nggak tega kalau liat nenek kelaparan." namun dengan cepat nenek itu menggeleng.

"Nggak non, saya nggak lapar. Nenek mohon jangan tolak permintaan nenek, nenek takut kamu sakit karena lapar. Apalagi nona baru aja sembuh, nona pasti butuh energi untuk pemulihan." namun tetap saja Sella menolak permintaan itu.

"Jangan nek, saya kuat kok. Paling cuma butuh istirahat bentar, pasti juga akan sembuh sendiri." mendengar hal tersebut, seketika raut wajah nenek itu menjadi murung, ia berpikir jika Sella tidak nafsu dengan singkong rebus miliknya.

"Mohon maaf ya non, nenek cuma masak ini pagi tadi. Kalau non gak mau ya gak papa, nenek taruh didekat kamu aja ya." ucapnya menaruh piring itu didekat Sella. Namun Sella hanya diam dan memperhatikan wanita itu yang sibuk memasak.

"Biar saya saja yang masak nek." ucap Sella disamping wanita itu, namun dengan cepat dia menolak.

"Jangan non, kamu belum sembuh, nanti kamu malah kecapekan lagi."

"Nggak nek, justru harusnya saya yang memasak dan nenek yang istirahat. Saya tau niat nenek baik, tapi kalau itu memaksakan kondisi nenek, lebih baik jangan nek, biar saya aja yang masak." ucap Sella penuh kelembutan.

"Nona itu tamu bagi nenek, jadi gak mungkin kalau nenek yang istirahat dan kamu yang masak."

"Nek, meskipun saya tamu, tapi bukan berarti saya hanya duduk berdiam diri, tapi saya juga harus membantu nenek."

"Tapi non-"

"Nek, saya minta maaf jika memotong omongan nenek. Tapi ada baiknya jika saya juga membantu nenek, itung² sebagai rasa terimakasih saya karena sudah merawat saya."

"Mm.. ya sudahlah kalau kamu maksa. Ini keinginan kamu.. nenek gak bisa maksa, tapi nenek mohon.. jangan paksakan diri kamu ya, kalau capek bilang aja ke nenek."

"Ya nek.." ucap Sella dengan lembut. Kini Sella lah yang memasak sedangkan sang nenek ia biarkan duduk beristirahat. Akhirnya setelah beberapa menit akhirnya masakan pun telah siap.

"Nek.. makanannya udah jadi, ayok kita makan." panggil Sella lembut dan hanya dibalas senyum dari sang nenek. Sella lalu mulai menyiapkan makanan untuk dirinya dan nenek itu.

"Masakan kamu enak non, kalo kamu punya suami pasti dia akan terus bersyukur karena punya istri pintar masak kayak kamu." puji nenek itu kepada Sella, namun yang dipuji hanya terdiam sebentar karena mengingat momen terakhir dirinya bersama Ken.

"Non? Non gak papa?" tanya nenek itu yang menggenggam tangan Sella dan menyadarkannya dari lamunan.

"Hah? Oh gak papa kok nek, cuman agak pusing aja. Ayok nek dimakan lagi, jangan sampai karena saya, nenek jadi gak makan."

"Oh..  kalau non ada masalah bilang aja sama nenek. Siapa tau nenek bisa bantu non." Sella hanya bisa mengangguk pelan.

"Kalau boleh tau, nona tinggal dimana?"

"Eh.. agak jauh sih kalau dari sini nek."

"Mmmm.. kalau boleh tau, kenapa kamu bisa sampai terbawa arus sungai? Apa sebelumnya kamu pingsan?" Sella menghela nafas sebentar lalu menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Sebelumnya saya mengalami kecelakaan nek, ketika itu mobil saya terperosok ke tebing dan menabrak sebuah pohon. Saat itu saya tidak menggunakan pengaman, jadi saya terdorong keluar kaca depan mobil, saya jatuh dan sempat terguling sampai kepala saya terbentur dengan batu dan akhirnya pingsan. Saya tidak ingat tentang bagaimana saya bisa terhanyut ke sungai itu. Namun saya yakin jika mungkin tanah yang curam membuat tubuh saya terperosok kebawah dan akhirnya terhanyut oleh sungai itu." ucap Sella panjang lebar.

"Owh.. malang sekali nasibmu nona, tapi untungnya kau sudah baikan sekarang."

"Ini juga berkat nenek, kalau tidak, mungkin saya tidak akan selamat."

"Kamu gak perlu terima kasih sama nenek. Mungkin sudah takdir Tuhan nenek bertemu dan bisa merawat kamu sampai akhirnya kamu seperti sekarang."

"Ya.. mungkin saja." jawab Sella singkat yang mengakhiri percakapan mereka.

****
Maaf ya belakangan ini jarang upload, soalnya belakangan ini lagi sibuk² nya. Tapi aku usahain bakal upload, walau gak nentu. Btw, makasih ya yang udah baca cerita aku, sayang kalian 😘.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang