#25🌴

27 1 0
                                    

Sella terus berjalan menanjak menuju arah jalan raya. Meski tempat yang ia pijak sangat curam, namun Sella tetap meneruskan perjalanannya. Setelah menghabiskan sedikit tenaganya, akhirnya ia berhasil sampai diatas. Terlihat diantara pepohonan pinggir jalan tempat Sella kecelakaan telah terpasang garis polisi sebagai tanda bahwa telah terjadi sesuatu disana.

"Sella?!" teriak seseorang yang sangat Sella kenali. Namun saat itu Sella tidak menjawab apapun. Tapi tiba² Ken datang dan memeluk erat Sella.

"Sella? Ini benar kamu kan?" ucapnya sembari menyentuh wajah Sella. Dan lagi² Sella hanya diam tak berniat untuk berbicara. Ken yang menyadari itu akhirnya paham.

"Maafkan mas, jujur.. mas gak mau bilang gitu ke kamu. Mas terbawa rasa cemburu, mas gak suka kamu dekat dengan laki² lain selain mas." akhirnya dengan mulut yang ia paksa bicara, Sella akhirnya menjawab.

"Itu bukan salah mas." lirihnya.

"Nggak, itu salah mas. Selama ini kamu pasti selalu cemburu saat mas didekati sama cewek². Tapi itu semua kamu tahan karena kamu memang gak mau berdebat sama mas. Dan.. ketika kamu bertemu dengan teman² kamu, mas kebawa emosi dan akhirnya nuduh² kamu."

"Sella bisa wajarin mas, lagipula cara melampiaskan emosi setiap orang itu berbeda-beda, tergantung bagaimana orang itu menghadapinya." mendengar itu, sekali lagi Ken memeluk Sella.

"Mas sayang sama kamu, asal kamu tau, selama berbulan-bulan mas selalu nyari kamu dengan rasa khawatir. Semua orang bilang kalau kamu mungkin sudah tewas tengggelam dalam sungai itu. Mas benar² putus asa, tapi mas tetap percaya kalau kamu masih hidup. Dan sekarang semua ketakutan itu sudah terjawab dengan kembalinya kamu ke pelukan mas." Sella sedikit mengernyit heran mendengarnya.

"Apa maksud mas berbulan-bulan?" Ken lalu melepaskan pelukannya dan menjelaskan kepada Sella.

"Apa kamu tidak tau Sella?" tanyanya, namun dengan jujur Sella menggeleng.

"Sayang, kamu sudah menghilang sejak 5 bulan yang lalu. Karena itulah orang² bilang kalau kamu itu sudah meninggal." Sella yang mendengarnya merasa sangat terkejut. Bagaimana mungkin? Rasanya ia hanya pingsan selama 1 bulan, ia tidak menyangka jika ia sudah menghilang selama itu.

"Sella.. mas janji, ketika nanti ada masalah dalam hubungan kita. Maka mas gak akan nuduh sembarangan seperti kemarin, mas akan berusaha untuk selalu sabar dan berpikiran jernih soal kamu." Sella terdiam sebentar.

"Ada apa sayang? Kamu masih marah sama mas?"

"Tidak ada, hanya aja.. Sella gak tau harus berkata apa tentang hari ini. Pertama, Sella gak tau bagaimana bisa pingsan selama itu. Kedua, Sella... gak tau apakah Sella bisa mempercayai janji mas barusan." mendengar itu, Ken hanya tersenyum kecil dan menggenggam kedua tangan Sella.

"Gimana kalau bukan berjanji.. kita buktikan saja bersama-sama." Sella mengernyit bingung.

"Apa maksud mas?"

"Ikuti aja arahan mas." dengan segera Ken langsung menggandeng Sella kearah mobilnya sambil berlari.

"Mas, pelan²." namun Ken hanya tersenyum senang sambil terus berlari.

****
Sampailah akhirnya mereka dirumah. Namun sebelum turun dari mobil, tiba² tubuh Sella digendong oleh Ken ala bridal style.

"Mas, turunin Sella!"

"Nggak, pokoknya mas mau gendong kamu. Kamu gak boleh nolak, lagian tiap harinya mas akan selalu begini sama kamu."

"Ih, ada² aja deh mas, jangan lakuin ini tiap hari mas. Malu tau kalau dilihat sama orang lain."

"Mm.. bodo amat, itu pendapat mereka, yang penting bagi kamu itu cuman harus membiasakan diri dengan sikap mas ke kamu."

"Tapi mas-" mulutnya dibungkam oleh ucapan Ken.

"Udah jangan nolak, ntar mas cium juga kamu, mau?"

"Hah? Gak ah gak mau."

"Ya udah diem aja." akhirnya dengan perasaan agak kesal, Sella hanya bisa pasrah. Dengan penuh kasih sayang, Ken menurunkan sang istri di sofa.

"Kamu lapar gak? Mas masakin buat kamu ya?" namun Sella menolak dengan gelengan.

"Oh maafin mas, kamu pasti capek. Bentar ya, mas bersihin kasur dulu." baru saja melangkah, lengan milik Ken langsung ditahan oleh Sella.

"Nggak mas." mendengar itu, sekarang Ken menjadi bingung.

"Sella memang lelah, tapi Sella masih kuat. Sella akan kerjain semuanya sendiri, lagian Sella ingin mandi dulu. Setelah itu Sella akan istirahat, mas memang baik, tapi jangan sampai bikin mas lelah juga. Nanti yang ngurus siapa? Sella kan mas?" Ken yang awalnya bingung sekarang mengerti. Ia cukup senang dengan kemajuan dari sang istri.

"Sudah mulai perhatian nih ya sekarang. Biasanya kamu cuma ngomong singkat loh." ucapnya sambil mencubit pelan pipi Sella.

"Sella cuma gak mau repot mas. Udah ah, Sella mau mandi dulu." baru saja selangkah...

"Mas ikut boleh?" mendengar itu, Sella membalikkan badannya dan menatap datar Ken. Namun hal itu hanya dibalas dengan cengiran dari Ken.

"Mas cuma bercanda, udah kamu mandi sana. Kalau ada perlu apa², tinggal panggil mas aja."

"Hmm, oke." setelah itu Sella segera masuk kedalam kamar mandi.

"Mas harap gak ada lagi masalah antara kita." gumamnya pada diri sendiri.

Kisah Sempurna BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang