Prolog

165 20 4
                                    

"Apa ini sudah takdir, atau memang akunya yang gak mau ya. Jomblo dari lahir dan sekarang aku sudah meranjak ke umur 25 tahun."

"Gimana ya rasanya punya pacar, sampai menikah begitu. Aku belum pernah rasain pacaran dan cinta-cintaan seperti itu."

"Kenalin, aku Laura Xaviera, biasanya dipanggil Laura. Aku anak tunggal, dan masih memiliki keluarga yang utuh. Dan sekarang aku sudah sukses, dan membuka cabang ke 5 cafeku sendiri. Memang aku banyak uang. Tapi apa jadinya, kalau banyak uang, tapi gak ada pendamping."

"Kedua orangtuaku terus menjodohkanku dengan pria-pria kaya. Namun aku tidak suka tipe pria tersebut. Yang aku inginkan adalah pria yang badan kekar, penyayang, baik kepada pasangannya, dan tentunya satu frekuensi denganku."

"Namun yang dipilihkan oleh kedua orangtuaku. Itu semua pria yang sangat dingin dan sangat kaku. Hanya kaya saja yang dapat diandalkan."

"Sampai di mana aku benar benar lelah dengan kesendirianku. Aku pun melakukan sesuatu, yang membuat kedua orangtuaku senang, dan mengakhiri kejombloanku ini." Ucap batin Laura.

"Hei, kenapa kau diam saja?" tanya Nathalie yang melihat Laura sedang melamun, sambil mengaduk kopinya.

"Eh, kenapa Nathalie. Apa yang kau katakan?"tanya balik Laura.

"Dari tadi aku ajak ngobrol, kamu gak ada mendengarkanku. Kau kenapa melamun saja. Apa yang kau pikirkan?" jawab Nathalie sekaligus bertanya.

"Aku memikirkan pria mana yang cocok denganku. Dan aku bingung dengan perjodohan yang ditentukan oleh kedua orangtuaku.  Aku tidak mau menerimanya, karena semuanya bukan tipeku dan terlihat dari wajah mereka, kalau mereka suka menyakiti wanita." Jawab Laura, sambil meminum kopinya kembali.

"Enak gak pacaran Nathalie. Aku juga pengen pacaran. Masa kamu punya pacar, aku gak punya pacar sih." Bertanya tanya Laura.

“Salah kamu sendiri, kenapa menolak semua pria yang mendekatimu.’ Ujar sahabat dekat Laura yang bernama Nathalie.

“Ih, apaan sih. Namanya mereka semua bukan tipeku. Aku mau tipe yang seperti modelan Jefri Nichol. Hahahah, bercanda.” Jawab Laura sambil tertawa tipis, dan sedang meminum kopi bersama Nathalie.

“Oh ya, bagaimana dengan kedua orangtuamu. Apa mereka masih menyuruhmu mencari pasangan, dan menjodohkanmu?” tanya Nathalie sambil menaikkan alisnya.

“Mereka terus menyuruhku menerima perjodohan. Aku tidak ingin mempunyai pasangan atas perjodohan. Bisa bisa nanti aku menjanda lagi. Aku tidak mau.” Tegas Laura, sambil mengerutkan keningnya.

Sudah 25 tahun Laura Xaviera menyendiri. Memang dirinya mempunyai segalanya. Tapi apa jadinya, jika ia tidak memiliki pasangan hidup.  Hidupnya tidak akan cerah, seperti yang lainnya.

Kedua orangtua Laura terus memaksa dirinya agar menerima perjodohan yang dibuat oleh ayah dan ibunya. Namun Laura menolaknya, karena tidak cocok baginya. Ayah dan ibunya kelelahan memilihkan pacar yang cocok untuk Laura, dan memilih jalur yang ditentukan oleh Laura sendiri.

Laura di bantu oleh sahabatnya, untuk mencari pasangan yang cocok untuknya, dan lagi lagi Laura menolaknya, dan bahkan ia pernah disakiti oleh pria yang tidak becus dengan perasaan Laura.

Laura memiliki 5 cabang cafe yang terletak di Indonesia. Ia benar benar sukses, dan akan membuat cabang ke 6 cafenya di Inggris.

Sekarang ia dijuluki sebagai wanita berkarir muda, dan semakin banyak orang yang hendak menghancurkan bisnisnya. Tapi Laura bisa menanganinya dengan dengan baik dan cantik. Bahkan Laura sering diejek sebagai wanita single, dan tidak laku. Laura sedikit sakit hati, karena hal yang dikatakan oleh orang orang adalah kebenaran.

Laura sempat memberhentikan kencan butanya, karena tidak ada yang beres sama sekali. Dan setelah 1 minggu berlalu, Laura bertekad untuk berkencan kembali, dengan bantuan Nathalie.

Akhirnya Laura melakukan kencan buta kembali, dengan pria pilihannya sendiri, yang ia cari dari sosial media.

Dan tibalah di mana Laura melakukan kencan buta tersebut, dengan pilihannya sendiri.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang