Episode 64: Uang Cafe

8 2 0
                                    

"Hm, soal itu Bu Laura, aman. Tunggu sebentar ya Bu Laura" ujar Daim langsung mengubah kamera belakang dan menghampiri karyawan yang sedang bekerja.

Setelah 1 jam video call dengan Daim, akhirnya Laura mengakhiri percakapan mereka, "kau baik-baik di sana ya Daim. Jangan lupa ucapanku tadi. Kau jangan lupa kembali. Nanti kau keenakan di sana lagi. Hahahah, dah, aku tunggu kedatanganmu" ucap Laura melambaikan tangannya, dan tersenyum bahagia.

"Dah juga Bu Laura. Bu Laura sehat terus dan tunggu aku nanti ke Indonesia ya. Dahhh" sahut Daim melambaikan tangannya, bersama karyawannya di cafe tersebut.

Akhirnya Laura mematikan video callnya, dan meletakkan ponselnya disampingnya, "rasa rinduku akhirnya lepas juga. Ternyata karyawan di sana lumayan semua ya. Ganteng semua, hahahah. Kelihatan banget yang mandang fisik ini. Astaga Laura" memegang dahinya, sambil menertawakan dirinya sendiri.

Laura pun kembali melanjutkan pekerjaannya, dan saat ia baru fokus bekerja. Tiba-tiba saja ada sebuah notifikasi masuk diponselnya.

Sontak Laura langsung mengambil ponselnya dan melihat isi pesan tersebut. Ternyata pesan tersebut dari Revandra, dan Laura langsung melihat pesan yang dikirim oleh Revandra.

Isi pesan tersebut:
" Kau sedang apa?"

"Eh, tumben dia mengirim pesan seperti ini. Apa dia peduli denganku. Atau dia demam dan berhalusinasi kah" kebingungan Laura dan langsung membalas pesan tersebut.

"Aku lagi duduk dan bekerja. Kenapa memangnya. Tumben banget menanyakan diriku seperti ini. Apa kau sedang sakit?" jawab Laura sekaligus bertanya, dan mengirim stiker bingung kepada Revandra.

Disisi lain, "baru kali ini aku mengirim pesan kepada seorang wanita. Sepertinya aku menyukainya" ucap batin Revandra tersenyum tipis.

Kembali ke Laura, karena Revandra sudah membalas pesan Laura.

Isi pesan Revandra kepada Laura, "aku sedang tidak sakit ataupun berhalusinasi. Aku hanya menyukaimu saja" balasan Revandra kepada Laura.

"Eh, anak ini benar-benar gila. Sudahlah, mending tidak perlu dibalas saja. Nanti dia semakin gila" langsung mematikan daya ponselnya, dan kembali meletakkan ponselnya di atas meja.

"Benar-benar aneh. Dasar pria gabut, bisanya mainin perasaan cewek, terus ditinggalin. Dasar ketikan buaya" ucap Laura sambil tersenyum miring, dan kembali bekerja mengecek keuangan cafenya.

Sore pun tiba, di mana Laura sudah bersiap-siap untuk pulang, dan Laura membawa kopi untuk ia bawa pulang dan ia minum di rumah, "terima kasih banyak Monika, dan jangan lupa untuk kirimkan berkas keuangannya kepadaku nanti. Malam juga boleh, ketika kau sudah pulang nanti"

"Aman Bu Laura. Bu Laura hati-hati di jalan, dan jangan kebanyakan begadang Bu Laura, Sayang" sahut Monika ikut tersenyum, dan Laura pun langsung keluar dari cafe.

Laura pun berhenti sejenak, dan melihat restoran Revandra, "sukses terus Revandra" suara pelan Laura dan ia pun masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi dari cafe.

Di perjalanan, Laura melihat jam yang masih menunjukkan pukul 17.00, "masih sore. Nanti kalau aku cepat pulang, sampai rumah gak ngapa-ngapain. Mending aku mampir ke Cafe Strawberry dulu deh, untuk melihat perkembangan di sana" mengubah arah jalan menuju Cafe Strawberry.

Setelah beberapa menit, sampailah Laura di Cafe Strawberry, dan Laura pun langsung turun dari mobilnya. Segera Laura masuk ke dalam cafe tersebut, lalu semua karyawan sadar kalau Laura datang, dan segera mereka semua memberikan salam kepada Laura.

"Salam Bu Laura" sapa semua karyawannya sambil menundukkan kepalanya dan kembali berdiri tegap.

"Salam juga. Di mana Nadia, saya mau menanyakan soal perkembangan cafe?" tanya Laura langsung duduk, dan menyilangkan kakinya, lalu memasang ekspresi serius.

Nadia pun segera datang, dan berdiri dihadapan Laura, "salam Bu Laura. Ada apa ya Bu Laura manggil saya?" tanya Nadia sambil menaikkan alisnya.

"Saya mau lihat perkembangan keuangan cafe ini lebih jelas. Mana berkasnya?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Ouh, sebentar Bu Laura, akan saya ambilkan di ruangan berkas" langsung mengambil berkas keuangan di ruangan berkas.

Setelah mengambil berkas tersebut, Nadia segera memberikannya kepada Laura, "ini berkasnya Bu Laura" langsung memberikannya kepada Laura dan Laura pun mengambilnya, lalu membuka berkas keuangan tersebut.

"Kenapa akhir-akhir ini keuangan menurun. Satu bulan yang lalu keuangan meningkat, dan kenapa tiba-tiba menurun. Ada apa ini?" tanya serius Laura sambil mengerutkan keningnya.

"Saya juga gak tahu Bu Laura. Padahal banyak pelanggan yang datang, tapi kenapa keuangan bisa menurun. Saya juga sudah melihat perkembangan keuangan cafe. Tapi memang keuangan cafe akhir-akhir ini tidak baik Bu Laura" jawab jelas Nadia.

"Seperti ada yang tidak beres di sini. Aku harus mencari tahu, apa yang tidak beres di cafe ini" ucap batin Laura.

"Baiklah. Kalau begitu saya ambil berkas ini, karena saya mau menyimpannya, dan melihat perkembangan ke depannya. Kalau begitu saya permisi dulu, dan kembalilah bekerja dengan benar, agar cafe terus berkembang" ujar Laura langsung keluar dari cafe dengan cepat, sambil membawa berkas keuangan tersebut dan segera masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi dari cafe tersebut.

Di perjalanan, "aku sangat curiga dengan karyawan di Cafe Strawberry. Seperti ada yang tidak beres. Aku harus mencari tahu sendiri soal masalah ini. Agar aku tahu apa yang sebenarnya terjadi dicafeku"

Sesampainya di rumahnya. Laura pun langsung turun dari mobilnya, lalu masuk ke dalam rumah tersebut, "assalamualaikum" ucap Laura.

"Waalaikumsalam" jawab Bibi Iyem yang sedang membersihkan ruang tamu.

"Di mana Ibu Bi?" tanya Laura langsung duduk di sofa ruang tamu.

"Arisan non, dengan teman-teman nyonya" jawab Bi Iyem sambil tersenyum.

"Ouh, yaudah deh Bi. Ouh ya Bi, boleh ambilkan cemilan Laura yang ada di kulkas gak Bi. Minta tolong banget Bi" meminta bantuan Laura dan Bi Iyem langsung menuju dapur untuk mengambilkan cemilan Laura.

Laura pun meletakkan tasnya disampingnya, lalu ia meminum kopi yang sudah ia beli di cafenya, "hm, aku harus menyamakan keuangan di laptopku dan berkas ini" langsung membuka laptopnya, untuk menyamakan keuangan cafenya.

Saat Laura mengeceknya, Laura sangat terkejut, karena keuangannya dilaptopnya dan diberkas tersebut sangat beda jauh, "hah, kenapa bisa seperti ini. Kenapa keuangannya beda jauh ya. Padahal di laptop ini keuangannya terus meningkat, namun kenapa diberkas ini keuangannya menurun ya. Aneh" kebingungan sendiri Laura, sambil mengerutkan keningnya.

"Ini cemilannya non" ucap Bi Iyem langsung meletakkan cemilan yang diminta oleh Laura di atas meja.

"Terima kasih banyak Bi. Maaf merepotkan Bibi" sahut Laura ikut tersenyum.

"Tidak apa-apa non. Kalau begitu Bibi kembali bekerja dulu ya. Selamat bekerja juga untuk non" kembali tersenyum dan kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Hm, aku harus mencari tahu soal keuangan ini" kembali mengerutkan keningnya.




Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang