Episode 21: Taman Bunga

10 5 2
                                    

Setelah selesai doa makan. Merekapun langsung menyantap makan malam bersama-sama, "bagaimana dengan rasanya anak-anak?" tanya Laura kembali, sambil mengunyah makanannya.

"Enak banget Tante. Baru kali ini Bella menyantap makanan seenak ini. Ini benar-benar seperti mimpi Tante," jawab Bella dengan bahagia.

"Benar itu Tante. Masakan Tante benar-benar enak. Top deh untuk masakan Tante," jawab anak-anak lainnya.

"Kalau begitu, habiskan makanan kalian, jangan sampai ada yang tersisa, nanti nasinya nangis lagi" tersenyum tipis dan anak-anak kembali menyantap makanannya masing-masing.

Selesai makan malam, semuanya berkumpul di ruang tamu sambil duduk di sofa dan anak-anak menonton televisi yang ada di depan mereka.

"Apa kamu tidak pulang nak?" tanya Bu Layla sambil menatap wajah Laura.

"Bentar lagi deh Bu. Oh ya Bu, setelah ini, kalian jangan mencari barang rongsokan lagi ya, biar Laura yang membiayai hidup kalian semua. Kalian tenang saja, hidup kalian pasti akan aman dan baik-baik saja," jawab Laura memegang tangan Bu Layla.

"Tapi kami merasa segan kepada kamu nak Laura. Apa kami tidak bisa melakukan hal yang bisa membantu kamu, tanpa menyusahkan kamu. Kami juga segan kalau kami tidak melakukan apapun" ucap Bu Riska.

"Hm, apa Ibu ada ide apa gitu, biar kalian tidak bosan di rumah?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan tersenyum tipis.

"Kamu kan punya cafe. Bagaimana kalau kami membantu di cafe kamu, seperti membersihkan meja atau dapur atau melayani pembeli juga boleh. Anak-anak juga pandai melakukan hal seperti itu," ujar Bu Riska ikut tersenyum.

"Nanti coba Laura pikirkan ya Bu. Nanti kalau Ibu bekerja di cafe Laura, anak-anak bagaimana. Di cafe Laura juga sudah banyak barista dan pelayan yang ada, jadi itu kurang cocok untuk kalian. Nanti akan Laura pikirkan Bu. Besok Laura akan datang lagi, untuk melihat anak-anak. Kalau begitu, Laura pulang dulu ya Bu," jawab Laura langsung berdiri dan mengambil tasnya yang ada di atas meja, lalu ia sandang dibahunya.

"Anak-anak, kalian beri salam kepada Tante Laura. Ucapkan terima kasih banyak, karena sudah memberikan kita tempat yang paling nyaman," ucap Bu Riska dan Bu Layla kepada anak-anaknya.

Anak-anak langsung berdiri dan menatap ke arah Laura, "terima kasih banyak Tante. Kalau tidak ada Tante, mungkin kami akan terus tinggal di kolong jembatan. Sekali lagi terima kasih banyak Tante," ucap Bella dan anak-anak bersamaan, lalu mereka langsung memeluk Laura dengan begitu hangat.

"Hangat banget rasanya dipeluk seperti ini. Rasanya aku tidak ingin melepaskan kehangatan ini. Aku benar-benar bahagia hidup di dunia ini, karena aku mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitar," ucap batin Laura meneteskan air matanya.

Laura pun langsung mengusap air matanya dan anak-anak pun melepaskan pelukan tersebut, dan Laura langsung berdiri kembali, "kalau begitu, Tante pulang dulu ya anak-anak. Besok Tante akan datang kembali," ucap Laura kembali tersenyum.

"Kamu hati-hatilah Nak, kami akan selalu mendoakan kamu di sini dan jangan lupa untuk selalu beribadah," ucap Bu Riska melambaikan tangannya dan diikuti dengan yang lainnya.

Laura pun langsung melambaikan tangannya juga, "aku pamit dulu, dah" langsung keluar dari rumah tersebut dan langsung masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi dari tempat tersebut.

Sesampainya di rumah, setelah perjalanan bener menit. Laura pun langsung turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya, "Assalamualaikum".

Saat Laura di dalam rumah, ternyata tidak ada siapa-siapa, karena semuanya sudah tidur.

"Semuanya sudah tidur. Lebih baik aku langsung masuk ke kamar aja deh," ucap batin Laura langsung masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar, Laura pun meletakkan tasnya di atas meja dan ia langsung berbaring di atas tempat tidur, "rasanya lelah banget hari ini. Tapi entah kenapa, lelah itu langsung hilang, ketika aku tidak memikirkan apapun dan melakukan hal-hal yang berguna bagi orang-orang yang membutuhkannya. Besok aku akan membeli mainan untuk anak-anak deh dan soal perkataan Bu Layla tadi, dia tidak mau menyusahkan aku dan mau membantu di cafeku. Tapi kasihan kalau aku memperkerjakan mereka di cafeku".

"Sudahlah, besok akan aku pikirkan. Lebih baik aku tidur dan memikirkan soal itu besok," ucap Laura langsung mematikan lampunya dan langsung memeluk bantal gulingnya.

Tengah malam pun tiba, di mana Laura tiba-tiba terbangun di sebuah jalanan dan ia sedang berdiri di pinggir jalan, "eh, kenapa aku bisa ada di sini. Bukannya tadi aku tidur ya?" bertanya-tanya dan melihat di sekitarnya.

Tiba-tiba saja ada memegang tangannya dari samping. Sontak Laura kaget dan yang memegang tangannya adalah Nenek tua yang pernah ia temui, "eh, Nenek. Kenapa Nenek ada di sini malam-malam begini?" tanya Laura sambil menatap wajah Nenek tersebut.

"Apa kamu bisa ikut dengan Nenek. Ada hal yang mau Nenek sampaikan kepada kamu. Mari," jawab Nenek tersebut langsung menarik tangan Laura dan merekapun berjalan menuju suatu tempat.

"Ada apa dengan Nenek ini. Kenapa Nenek ini tiba-tiba membawaku ke suatu tempat. Kenapa aku bisa ada di sini?" ucap batin Laura kembali bertanya-tanya dan menurut dengan Nenek tersebut.

Sampailah mereka di sebuah taman bunga yang dihiasi lampu-lampu dari tempat tersebut. Mereka berdua langsung berhenti dan Laura memandangi sekelilingnya, "kenapa kita ada di taman bunga Nek?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

"Mari duduk di sini. Akan Nenek bicarakan apa yang harus Nenek sampaikan," jawab Nenek tersebut dan mereka berdua langsung duduk dikursi yang ada.

"Kenapa Nenek tiba-tiba membawa saya ke mari. Oh ya Nek, waktu itu saya sempat bertanya soal kenapa Nenek mengatakan soal hal-hal yang tidak masuk akal tentang saya. Apa maksudnya itu Nek?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya kembali.

"Ini adalah tempat di mana kamu akan bahagia dan tempat inilah yang membuat ketenangan bagi kamu. Apa benar begitu?" tanya balik Nenek tersebut sambil tersenyum tipis.

"Kenapa Nenek bisa tahu. Laura memang suka dengan taman ini dan Laura juga suka dengan pantai. Tapi, kenapa Nenek menanyakan hal seperti itu?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Nenek hanya menyampaikan sebuah pesan dari seseorang saja. Kamu adalah wanita yang begitu baik dan semasa hidup kamu, kamu akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan di kelilingi oleh orang yang begitu sayang dengan kamu. Tapi, akan ada banyak masalah dibalik itu semua, kamu harus kuat menjalaninya. Nenek tahu kalau kamu jomblo dari lahir, dan sekarang ini kamu sedang dekat dengan seorang pria kan. Nenek hanya mau mengingatkan saja kepada kamu, pria itu tidak baik dan kamu harus berpikir dengan baik, untuk memilih pria yang cocok dengan kamu".

"Apa yang Nenek katakan itu sih. Saya kurang paham dan kenapa Nenek bisa tahu tentang kehidupan saya?" tanya Laura yang benar-benar bingung dengan perkataan Nenek tersebut.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang