Sampailah di pantai yang begitu indah, dengan hembusan angin yang menyejukkan. Laura baru sadar, kalau ini bukan di rumahnya, "kita di mana ini Nathalie?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan mereka berdua keluar dari mobil bersamaan.
"Kita lagi ada di pantai. Kau kan paling suka dengan pantai, mungkin saja dengan aku mengajakmu ke pantai ini. Rasa sakitmu mereda," jawab Nathalie sambil mengelus kedua tangan Laura.
"Terima kasih banyak Nathalie. Kau memang sahabatku yang paling terbaik," ucap Laura dengan bahagia, dan ia langsung memeluk Nathalie, dengan ekspresi wajah menahan air matanya.
"Sudahlah. Kalau begitu mending kita duduk di bagasi belakang mobil, sambil melihat bulan dan bintang yang begitu indah di langit." Ajak Nathalie dan mereka berdua langsung duduk di bagasi belakang mobil.
Setelah itu, mereka berdua melihat bulan dan bintang, dengan suara laut yang begitu menenangkan, "Nathalie" panggil Laura sambil menatap bulan.
"Hm, ada apa?" tanya Nathalie langsung menatap wajah Laura.
"Apa aku akan hidup sendiri selamanya. Apa aku tidak ditakdirkan untuk memiliki seorang pasangan. Aku iri denganmu. Kau memiliki semuanya, harta, keluarga dan seseorang yang begitu mencintaimu. Apa Tuhan tidak sayang padaku?" tanya Laura sambil menghela napas panjang.
"Kau jangan seperti itu. Jangan menyalahkan Tuhan. Tuhan itu tidak suka melihat kita sedih. Mungkin saja dia sudah mengatur yang terbaik untukmu sayang, jadi sabarlah. Suatu saat nanti, akan ada seorang pria yang begitu menyayangimu, dan tidak mau kehilangan dirimu. Percayaku padaku Laura," jawab Nathalie sambil tersenyum kepadanya.
"Sekarang, kau lupakan apa yang telah terjadi tadi. Masih banyak pria lain yang lebih baik dari Kevin itu. Dia memang pria yang buaya, padahal dia itu tidak ganteng banget. Aku jadi ikut kesal jadinya," ucap Nathalie kembali kesal dan ia langsung mengerutkan keningnya.
"Aku akan melupakannya. Lagian, pria seperti dia tidak pantas ditangisi. Aku akan mencari pria kencan yang cocok dengannya," ujar Laura kembali tersenyum dan ia langsung menatap bulan kembali.
"Cantik banget ya bulan. Rasanya tenang banget lihat bulan," ucap batin Laura sambil tersenyum tipis.
Keesokan paginya. Di mana Laura baru bangun dan ia langsung duduk lalu melamun sebentar, "hm, sudah jam berapa ini" mengambil ponselnya, untuk melihat jam.
"Baru jam 06.00, mending aku olahraga sebentar deh" ujar Laura mengikat rambutnya dan bergegas ke ruang olahraga khususnya, yang berada tepat di samping kamarnya.
Sesampainya, Laura langsung duduk dan mulai pemanasan terlebih dahulu, "aku harus melupakan kejadian kemarin. Aku ini kan wanita karir, jadi aku harus melupakan itu semua dan fokus dengan karirku," ucap batin Laura sambil pemanasan.
Saat Laura sedang pemanasan. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu tersebut.
"Masuklah" ucap Laura mulai mengangkat beban yang kecil.
"Kamu sedang apa sayang?" tanya yang tidak lain lagi ialah ibunya.
Sontak Laura langsung menatap ke arahnya, "Laura sedang olahraga Bu. Sudah lama Laura tidak berolahraga" jawab Laura.
"Oh ya Bu, ada apa ibu datang ke mari?" tanya balik Laura.
"Ini, Ibu mau mengantar susu hangat untuk kamu dan juga roti selai. Dimakan," jawab Ibunya sambil tersenyum tipis.
"Terima kasih banyak Ibuku sayang. Omong-omong, ayah di mana Bu?" tanya kembali Laura, sambil menaikkan alisnya.
"Ayah kamu sudah pergi duluan, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan," jawab Ibunya sambil tersenyum.
"Yaudah deh, kalau begitu Ibu mau lanjut pekerjaan dulu. Dimakan sarapannya," ujar Ibunya langsung keluar dari ruangan tersebut.
"Hm, minum sebentar deh," ucap Laura mengambil susu hangat yang ada di meja dan ia langsung meminumnya.
"Segarnya, sekalian rotinya juga deh. Hahaha," tertawa tipis Laura sambil menyantap roti selai yang sudah dibuatkan Ibunya.
Selesai sarapan dan selesai berolahraga. Laura langsung bergegas mandi, untuk bersiap-siap ke cafenya.
Setelah beberapa menit mandi. Laura pun selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian rapi. Laura pun keluar dari kamarnya.
"Bu, aku pergi dulu," ucap Laura yang ada di ruang tamu, sedangkan ibunya berada di dapur.
"Iya sayang, kamu hati-hatilah," sahut ibunya yang sedang mencuci piring.
Laura pun langsung keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil. Ia pun berangkat menuju cafenya.
Di perjalanan, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Laura langsung mengambil ponselnya yang ada di sampingnya, dan mengangkatnya.
"Halo Nathalie, ada apa menghubungiku?" tanya Laura memasang pengeras suara dan ia letakkan di sampingnya.
"Kau ada di mana?" tanya balik Nathalie.
"Aku lagi di jalan menuju cafe. Kenapa memangnya?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Kalau begitu, cepatlah datang. Ada hal yang mau aku beritahukan kepadamu. Sampai jumpa di cafe sayang," jawab Nathalie dengan jelas dan ia langsung mematikan teleponnya.
Sesampainya di cafenya. Laura pun turun dari mobilnya dan masuk ke dalam cafenya.
"Salam Bu Laura," sapa semua barista yang ada seperti biasanya.
Laura membalasnya dengan senyumannya dan menghampiri Nathalie yang sudah menunggunya. "Maaf membuatmu menunggu lama. Habisnya kau kecepatan datangnya. Hal apa yang ingin kau beritahukan kepadaku?" tanya Laura langsung duduk di samping Nathalie.
"Kau jangan cepat-cepat begitu. Minum dulu kopi ini, biar kau lebih fresh," ujar Nathalie langsung memberikan kopi lebih, yang sudah dipesan oleh Nathalie sebelumnya.
Laura pun langsung meminum kopi yang diberikan oleh Nathalie dan ia kembali menatap Nathalie, "katakan, apa yang ingin kau beritahukan kepadaku?" tanya Laura kembali dengan pertanyaan yang sama.
"Sebenarnya aku mau memberitahumu soal aplikasi dating. Kau harus ikut Laura, karena ini sangat cocok denganmu. Di aplikasi ini banyak pria yang diinginkan oleh banyak wanita di dunia ini. Kau harus ikut deh Laura, coba-coba dulu," jawab Nathalie dengan jelas dan menunjukkan aplikasi dating tersebut kepada Laura.
"Baiklah, aku akan mencoba download aplikasi itu. Kebetulan aku ingin mencari pasanganku sendiri, tanpa bantuanmu Nathalie. Aku akan mengeceknya sekarang," ucap Laura langsung membuka laptopnya dan mencari aplikasi dating tersebut.
Setelah Laura mengunduhnya. Laura langsung membuka aplikasi tersebut dan terpampang wajah pria yang begitu tampan dan hampir semua tipe Laura ada di aplikasi dating tersebut.
"Wah, tampan semua ya Nathalie. Kau benar-benar yang terbaik. Semua pria yang ada di aplikasi ini adalah tipeku," ucap Laura dengan bahagia.
"Bagus dong kalau semuanya adalah tipe mu, dengan begitu kau akan memilih pria dengan mudah, karena semuanya adalah tipe mu sayang," ujar Nathalie sambil tersenyum kepadanya.
Tiba-tiba saja, Laura menemukan seorang pria yang begitu cocok dengannya. Badan kekar, tinggi pas seperti idealnya, dan tentu wajah yang tampan juga. "Wah, pria ini tipeku Nathalie. Aku coba kirim pesan deh kepadanya," ujar Laura langsung mengirimkan sebuah pesan kepada pria yang sangat cocok menjadi tipenya.
"Aku bahagia melihatmu bahagia Laura. Rasanya tenang banget kalau melihat sahabat bahagia," ucap batin Nathalie kembali tersenyum.
Saat mereka sedang fokus melihat aplikasi dating tersebut. Tiba-tiba saja ponsel Laura berdering dan itu adalah panggilan dari

KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...