Siang pun tiba. Di mana Laura berada di Cafe Strawberry dan ia sedang melihat beberapa style untuk cafenya yang ada di Inggris, "warna apa yang cocok untuk dinding nya ya. Bingung aku, soalnya semuanya bagus. Apa nude aja?" bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
"Warna coklat muda bagus" ucap yang tidak lain lagi ialah Candra yang muncul tiba-tiba di belakang Laura.
Sontak Laura kaget dan menatap ke arah belakang, "eh, Candra. Ngagetin aja, aku kira siapa tadi. Sejak kapan kamu berada di belakangku?" tanya Laura menatap wajah Candra dan Candra pun duduk disampingnya.
"Barusan. Omong-omong, kamu sedang memilih warna dinding yang cocok untuk cafe kamu kan. Warna coklat muda sangat cocok, atau nuansa pemandangan. Itu lebih bagus" jawab Candra sambil tersenyum.
"Benar juga yang kamu katakan itu. Nanti akan aku pikirin lagi deh. Oh ya, apa kamu gak kerja?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.
"Lagi jam makan siang, Sayang. Tadi aku lagi malas makan di kantin, karena makanannya itu aja, jadi aku mau ke sini aja, buat minum kopi, sekalian mau ketemu kamu. Gak tahunya, kamu juga ada di sini, jadi sekalian menghilangkan rasa rindu aku ke kamu" jawab Candra mengelus tangan kiri Laura dan Laura pun kembali tersenyum, karena Candra yang begitu romantis dengannya.
"Seharusnya kamu makan juga, jangan minum kopi aja. Nanti perut kamu sakit lagi" ucap Laura.
"Lihat kamu aja rasanya udah kenyang kok. Lagian, minum kopi udah kenyang buat aku. Jadi kamu gak perlu khawatir" ujar Candra mengelus pipi Laura dengan ekspresi wajah tersenyum.
"Ya deh"
Barista pun datang, sambil membawa kopi pesanan Candra" ini pesanan anda pak" langsung meletakkannya di atas meja dan barista tersebut langsung pergi, setelah menundukkan kepalanya.
Candra pun mulai meminum kopi tersebut, "oh ya sayang. Apa nanti malam kamu punya waktu. Aku ingin mengajak kamu ke suatu tempat?" tanya Candra, sambil menyilangkan kakinya.
"Hm, sepertinya gak ada. Memangnya kamu mau ngajak aku ke mana?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Ada deh. Kalau begitu, nanti aku jemput ke rumah kamu ya. Sekalian aku mau lihat Ayah sama Ibu kamu" jawab Candra kembali tersenyum.
"Yaudah deh, nanti aku kirim lokasinya sama kamu"
Saat Laura melanjutkan melihat warna yang cocok untuk cafenya. Tiba-tiba saja ada sebuah wanita yang melewati mereka berdua. Laura pun melirik wanita tersebut dan saat ia melihat Candra, ternyata Candra juga melirik body wanita tersebut yang begitu sexy.
"Kenapa Candra melihatnya sampai begitu. Tidak berkedip sama sekali" ucap batin Laura.
"Hei, kamu lihat apa?" tanya Laura pura-pura tidak tahu dan menatap wajahnya.
Candra langsung menatap wajah Laura, "eh, gapapa kok, Sayang. Aku hanya melihat luar saja tadi, pemandangannya begitu indah" jawab Candra sambil tersenyum.
"Apa aku salah lihat tadi ya. Jelas-jelas Candra melihat body wanita itu tanpa berkedip. Sudahlah Laura, kamu tidak boleh negatif kepada pacarmu sendiri. Kamu harus positif thinking kepada pacar kamu" ucap batin Laura yang ikut tersenyum.
Setelah beberapa menit, jam makan siang Candra pun habis, dan ia bergegas kembali ke perusahaan.
"Kalau begitu aku kembali bekerja dulu ya sayang. Kamu baik-baik di sini, dah" ucap Candra mengelus pipi Laura.
"Dah juga, Sayang" melambaikan tangannya dan Candra langsung keluar dari cafe tersebut, setelah membayar kopinya.
"Dia romantis banget. Bagaimana aku bisa menghadapinya setiap hari, kalau dia seperti itu" senyum sendiri dan kembali duduk.
Saat Laura sedang salting karena keromantisan Candra. Tiba-tiba saja ada sebuah video call masuk. Sontak Laura langsung mengambil ponselnya dan yang menghubunginya adalah Nathalie. Laura pun langsung mengangkat video call tersebut.
"Halo sayangku. Ada apa mengajak video call aku. Tumben banget?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan tersenyum.
"Kelihatannya kau bahagia banget. Apa ada sesuatu yang terjadi denganmu?" tanya balik Nathalie yang ikut tersenyum.
"Memang ada sesuatu yang terjadi denganku. Aku baru saja mengalami hal yang begitu bahagia. Kau mau tahu apa" jawab Laura.
"Apa memangnya. Jangan buat orang penasaran deh?" tanya Nathalie yang penasaran, sambil menaikkan alisnya.
"Aku sudah memiliki pacar" jawab Laura dengan bahagia.
Nathalie yang mendengarnya pun langsung kaget dan tidak percaya dengan ucapan Laura, "hah, pacaran. Apa kau menipuku. Jangan bercanda deh" ucap Nathalie yang masih tidak percaya dengan ucapan Laura.
"Bener, kalau kau gak percaya, akan aku tunjukkan sesuatu yang membuatmu penasaran" sahut Laura.
"Sesuatu apa, jangan menipuku deh" tanya Nathalie sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Tara, ini dia, cincin pacaran kami. Dia sendiri yang memasangkannya ke jariku. Bagaimana, kau masih tidak percaya denganku. Aku sama sekali tidak membohongimu tahu" jawab Laura menunjukkan cincin yang terpasang dijari manisnya.
"What, astaga. Ternyata kau benar-benar mempunyai pacar. Aku masih tidak percaya, kalau kau mempunyai pacar. Habisnya, dari kecil, sampai kau berumur 25 tahun, kau belum mempunyai pacar dan tiba-tiba saja kau mengabariku, kalau kau punya pacar. Aku tidak habis thinking dengan dirimu" ucap Nathalie yang begitu kaget, kalau Laura sudah memiliki pacar.
"Oh ya, siapa nama pacarmu itu?" tanya Nathalie kembali menaikkan alisnya.
"Namanya Candra. Nama yang bagus bukan" jawab Laura sambil tersenyum.
"Bagus, bagus. Tapi, bagaimana dengan sikapnya, jangan nama saja bagus, tapi sikap kepadamu tidak bagus. Bagaimana sikapnya kepadamu, apa dia cowok yang romantis?" tanya Nathalie kembali, dengan pertanyaan yang begitu banyak.
"Kau sama seperti Ayah dan Ibuku ya. Banyak banget pertanyaannya, pusing tahu aku jawabnya gimana. Hadeh" ucap Laura yang pusing dengan pertanyaan Nathalie yang begitu banyak.
"Ya maaf, namanya ini pertama kalinya kau pacaran. Apa salahnya sahabatmu ini bertanya. Karena kita kan sudah bersama-sama dari kecil, dan kau sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri" ujar Nathalie.
"Baiklah, aku akan menceritakannya. Candra itu adalah cowok yang baik dan dia begitu romantis kepadaku. Dia selalu mengelus pipiku dan mengelus tanganku juga. Pokoknya dia pria yang baik deh, sangat masuk ke tipeku" jawab Laura terus tersenyum saat menceritakan Candra.
"Baguslah. Kalau begitu, semoga kau bahagia bersama pacarmu itu dan jangan pernah menangis karena percintaan, kamu paham kan apa yang aku maksud ini" ucap Nathalie yang sedikit tidak percaya dengan pacar Laura.
"Ya sayang" jawab Laura yang menurut dengan ucapan Nathalie.
"Kalau begitu, udah dulu deh, soal aku mau mengatakan sesuatu, nanti aja deh. Soalnya bosku datang, dah sayang" bisik Nathalie sambil melambaikan tangannya.
"Dah juga sayang" ikut melambaikan tangannya dan video call pun berakhir.
"Aku masih sedikit ragu dengan pacar Laura. Semoga saja dia pria yang baik deh" ucap Nathalie sambil memasang ekspresi cemas dengan Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...