Episode 23: Aroma Harum

12 5 1
                                    

"Astaga Ayah, baru kali ini aku melihat sikap Ayah yang manja seperti ini. Apa ini benar-benar Ayahku" ucap batin Laura sedikit geli dengan sikap manja Ayahnya yang haus kasih sayang.

Setelah sarapan. Laura pun menunggu Ibunya di ruang tamu, sambil menonton televisi, "Ibu sudah siap" ucap Ibunya yang sudah keluar dari kamarnya.

Sontak Laura menatap wajah Ibunya dan melihat pakaian yang begitu cantik ditubuh Ibunya, "pantas saja Ayah jatuh cinta dengan Ibu. Orang Ibu secantik ini" ucap batin Laura tersenyum tipis dan langsung berdiri, lalu menghampiri Ibunya.

"Ibu cantik banget. Kalau begitu, mari kita langsung pergi sekarang" ucap Laura kembali tersenyum.

"Oh ya sayang, di mana Ayah kamu?" tanya Ibunya sambil menaikkan alisnya dan merapikan bedaknya.

"Ayah sudah pergi. Tadi Ayah juga menutup salam untuk Ibu, katanya jaga diri baik-baik, Sayang. Gitu kata Ayah untuk Ibu" jawab Laura yang tidak suka melihat Ibu dan Ayahnya romantis di depannya, karena dirinya jomblo.

"Ayah kamu memang romantis ya. Kalau begitu, mari kita langsung pergi, nanti mereka sudah menunggu kedatangan kita lagi. Yuk sayang" langsung keluar duluan dan Laura menyusul di belakangnya, dengan ekspresi cemberut.

Di perjalanan menuju rumah anak-anak" oh ya Nak, apa kamu sudah mengecek pembangunan cafe kamu yang terbakar itu?" tanya Ibunya dengan lembut.

"Belum Bu. Aku sudah mempercayai mereka, nanti juga aku akan dihubunginya. Ibu tenang saja kalau soal itu mah. Oh ya Bu, apa saat Ibu muda dulu, sebelum Ibu bertemu dengan Ayah, apa Ibu juga sudah mencari jodoh sepertiku ini?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Hahahah, pertanyaan kamu bisa sampai situ ya sayang. Baiklah, Ibu akan menceritakan tentang masa muda Ibu. Dulu, Ibu juga sulit mencari jodoh, persis seperti kamu ini. Bahkan Ibu sampai datang ke orang pintar, untuk melihat Ibu, apakah ada orang yang menutup aura kecantikan Ibu ini, atau yang lainnya. Namun, orang pintar itu malah mengatakan, kalau Ibu tidak akan pernah mendapatkan pasangan, karena Ibu dikutuk oleh Tuhan"

"Di situ Ibu benar-benar panik dan mempercayai ucap orang pintar itu. Ibu bener-bener kepikiran dan merasa kecewa, kenapa Ibu lahir langsung dikutuk begini. Ibu hanya bisa mengurus Nenek kamu dan bekerja, tanpa seorang pasangan. Sampailah Ibu dan Ayah kamu bertemu di sebuah taman bunga yang saat ini sudah viral itu. Di situlah Ayah kamu dan Ibu bertemu, saat Ibu putus asa, karena tidak diberikan pasangan. Ibu duduk dikursi, sambil menatap langit"

"Ibu menyalahkan Tuhan, kenapa Ibu harus merasakan hal yang begitu pahit. Namun, tiba-tiba saja ada seorang pria yang juga duduk disamping Ibu dan dia itu adalah Ayah kamu saat ini sayang. Waktu itu Ayah kamu datang disamping Ibu, saat Ayah kamu menangis dan katanya Ayah kamu menangis, dikarenakan ditinggal nikah oleh pacarnya sendiri. Di situlah Ibu dan Ayah kamu mengobrol satu sama lain dan sedikit terbuka dengan masalah masing-masing".

"Dari situlah awal Ibu dan Ayah kamu bertemu sayang dan Akhirnya Ibu dan Ayah kamu malah menjadi suami istri deh. Benar-benar hal yang lucu, hahahah" tertawa Ibunya, dengan pipinya yang sedikit memerah, karena membahas suaminya.

"Yang terpenting, kamu jangan menyalahkan Tuhan. Mungkin ini semua rintangan buat kamu, agar kamu tumbuh menjadi orang yang kuat dan menerima keadaan apapun sayang. Kamu ini kan kuat, jadi kamu tidak boleh terlihat sedih, nanti cantik kamu hilang lagi" menenangkan Laura dengan mengelus tangannya.

"Terima kasih banyak Ibu. Ibu memang yang terbaik, aku cinta Ibu" sahut Laura sambil tersenyum bahagia dan begitu juga dengan Ibunya.

"Ibu juga mencintai kamu sayang" ucap Ibunya juga yang ikut tersenyum bahagia.

Sampailah mereka di rumah anak-anak. Laura dan Ibunya pun langsung turun dari mobil dan berdiri di depan rumah tersebut, "ini rumah yang kamu beli untuk anak-anak jalanan?" tanya Ibunya sambil menatap wajah Laura.

"Ya Bu, apa ada masalah?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Ini sangat bagus. Anak Ibu memang pandai memilih rumah yang cocok untuk anak-anak. Kamu memang baik sayang. Kalau begitu, langsung ketuk saja pintunya. Oh ya, omong-omong, ini bau apa ya, harum banget" ucap Ibunya yang mencium aroma yang begitu harum dan enak.

"Mungkin saja dari salam" sahut Laura sambil mengetuk pintu tersebut.

"Assalamualaikum," ucap Laura dari luar dan pintu pun terbuka.

"Nak Laura" ucap Bu Layla sambil tersenyum tipis kepada Ibunya Laura.

"Akhirnya kamu datang juga Nak. Omong-omong, apa ini Ibu kamu?" tanya Bu Layla sambil berjabat tangan dengan Ibunya Laura yang bernama Ibu Mega.

"Iya, saya Ibunya Laura. Saya mau lihat anak-anak juga, daripada di rumah aja kan" jawab Bu Mega sambil tersenyum.

"Ouh, kalau begitu, mari langsung masuk saja" mempersilahkan untuk masuk dan mereka semua langsung masuk ke dalam rumah tersebut.

Di dalam, ternyata ada anak-anak yang sedang menonton televisi dengan tenang, "anak-anak, beri salam kepada Tante dan, oh ya apa yang harus dikatakan anak-anak untuk memanggil anda Bu?" tanya Bu Layla kepada Bu Mega.

"Panggil Ibu juga boleh kok" jawab Bu Mega kembali tersenyum.

"Anak-anak, dan kenalin juga ini Ibu Mega. Kalian bisa panggil dengan sebutan Ibu juga" ucap Bu Layla kepada anak-anak.

Anak-anak langsung menatap ke arah Laura dan Ibunya. Anak-anak yang melihat Laura langsung berlari ke pelukan Laura, "Tantee" ucap mereka langsung memeluk Laura dengan hangat.

"Apa kalian merindukan Tante?" tanya Laura sambil mengelus bahu anak-anak.

"Rindu banget malahan Tante. Oh ya Tante, Ibu ada membuat makanan enak tahu. Harum kan Tante" jawab Bella ikut tersenyum juga.

"Benar itu. Ibu kamu sedang membuat apa sayang, sampai harum seperti ini?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

"Gak tahu Bu. Katanya rahasia, nanti kamu akan tahu. Gitu kata Ibu Tante" jawab Bella kembali sambil memegang kedua tangan Laura.

"Oh ya Nak Laura, kalau begitu, Ibu mau kembali ke dapur lagi ya. Masih ada hal yang mau Ibu kerjakan" ucap Bu Layla kembali ke dapur.

"Ibu juga deh sayang. Ibu mau bantu-bantu Ibu dari anak-anak. Dah sayang" ucap Ibunya melambaikan tangannya dan menyusul Bu Layla yang menuju dapur.

"Itu tadi siapa Tante. Kenapa baru terlihat?" tanya anak jalanan lainnya.

"Itu tadi Ibu Tante anak-anak. Ibu Tante mau melihat kalian dan mau membantu Ibu kalian, makanya Ibu Tante juga ikut datang ke mari" ucap Laura tersenyum bahagia.

"Omong-omong, kalian sedang melakukan apa?" tanya balik Laura, sambil menaikkan alisnya kembali.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang