Episode 22: Ayah Manja

10 5 1
                                    

"Apa yang Nenek katakan itu sih. Saya kurang paham dan kenapa Nenek bisa tahu tentang kehidupan saya?" tanya Laura yang benar-benar bingung dengan perkataan Nenek tersebut.

"Mending kamu ingat ucapan Nenek ini. Kamu jangan banyak bersedih, karena banyak kamu di kelilingi oleh orang yang begitu sayang dengan kamu. Tapi kamu juga harus hati-hati, karena masalah akan terus menghampiri kamu. Kalau begitu, Nenek mau pergi dulu, karena Nenek masih ada urusan" jawab Nenek tersebut tidak mau menjawab pertanyaan Laura dan menjawab hal yang lain.

"Nek, jangan pergi Nek. Masih banyak hal yang mau saya tanyakan kepada Nenek. Nek" panggil Laura kepada Nenek tersebut yang sudah pergi jauh entah ke mana.

Laura langsung berlari dan mencari keberadaan Nenek tersebut dan Laura tidak menemukan Nenek tersebut disisi manapun, "kenapa Nenek itu cepat banget perginya. Ke mana Nenek itu pergi?" bertanya-tanya Laura dan melihat di sekelilingnya di pinggir jalan.

Saat Laura sedang mencari keberadaan Nenek tersebut, tiba-tiba saja ada seekor kucing yang hendak menyebrangi jalan. Sontak Laura menatap kucing tersebut dan disisi lain, ada sebuah truk yang hendak melintas di jalan tersebut dengan kecepatan cukup cepat. Laura yang melihatnya pun langsung berlari menuju kucing tersebut untuk menepikan kucing yang berjalan di tengah jalan.

Namun, saat Laura menolong kucing tersebut, tiba-tiba saja mobil yang kecepatannya tidak terkendalikan langsung mendekati Laura. Sontak Laura langsung berteriak dengan kencang dan lampu mobil tersebut semakin terang karena mendekati dirinya.

"Arghhhh," teriak Laura dan tiba-tiba saja ia terbangun dan langsung terduduk di atas tempat tidur.

Nafas Laura tidak beraturan dan ia berkeringat. Laura pun melihat sekelilingnya dan ia baru sadar, kalau itu semua hanya mimpi, "astaga, ternyata itu semua hanya mimpi. Kenapa mimpi itu begitu nyata. Apa maksud dari mimpi itu ya Allah" ucap Laura mengatur nafasnya.

"Kenapa di kamar ini begitu panas. Astaga, ternyata aku lupa menyalakan ac-nya" mengambil tombol ac dan langsung menyalakannya.

"Aku juga lupa membaca doa tidur. Astaga, ini karena aku terlalu lelah tadi, sampai aku lupa membaca doa tidur. Lebih baik aku baca doa sekarang dan kembali tidur lagi, karena ini masih jam 02.00" ucapnya langsung membaca doa tidur dan kembali menyelimuti dirinya, lalu ia langsung tidur kembali.

Pagi hari pun tiba. Di mana Laura baru bangun dan ia langsung membuka matanya perlahan-lahan, "huaaa, selamat pagi dunia indah" ucapnya dengan bahagia dan langsung berdiri, lalu membuka gorden jendelanya.

"Untunglah aku bisa tidur nyenyak kembali, setelah membaca doa tidur dan menyalakan ac. Omong-omong, kenapa mimpiku kemarin begitu nyata ya, dan aku penasaran dengan Nenek tua yang terus aku temui. Siapa sebenarnya Nenek itu dan apa maksud Nenek itu mengatakan hal seperti itu dan dia tahu semuanya tentangku" ucap batin Laura jadi memikirkan soal mimpinya kemarin malam.

"Sudahlah, lebih baik aku bersiap-siap untuk pergi ke rumah anak-anak" langsung mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit, akhirnya Laura sudah selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian rapi. Laura pun langsung turun dari kamarnya dan menuju meja makan, untuk menemui Ayah dan Ibunya.

Saat Laura ke meja makan, ternyata Ayah dan Ibunya sedang beromantisan, yaitu suap-suapan, "ehem, ada yang lagi romantisan nih. Mana makannya duluan lagi, gak manggil Laura. Siapa itu" ucap Laura menyindir Ayah ibunya yang sedang romantisan kembali.

Sontak Ayah dan Ibunya langsung menatap ke arah Laura bersamaan, "pagi-pagi sudah romantisan di depan anaknya yang jomblo ini" ucap Laura langsung duduk dikursi dan Ibunya langung berdiri, lalu mengambil piring makan untuk Laura.

"Tumben bangunnya lama sayang. Tadi Ayah udh bangunin kamu sebelumnya, tapi kamu masih tidur. Ayah gak tega lihatnya, jadi Ayah tinggalin aja dan biarin kamu tidur dulu deh" jawab Ayahnya sambil tersenyum tipis.

"Iya deh. Oh ya Ayah, apa hari ini Ayah pergi ke perusahaan?" tanya Laura sambil menyilangkan kakinya dan menatap wajahnya.

"Tentu saja sayang. Ini kan hari Senin dan Ayah harus fokus bekerja, agar karyawan Ayah juga tidak malas di perusahaan nanti" jawab Ayahnya dengan jelas dan kembali memakan sarapan yang belum habis di atas piringnya.

Ibunya langsung meletakkan nasi dan lauk ke atas piring Laura dan setelah itu, ia berikan kepada Laura, "ini sarapan untuk kamu, Sayang" ucap Ibunya langsung memberikannya kepada Laura.

"Terima kasih banyak Ibu. Oh ya Ibu, apa hari ini Ibu sibuk?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan mulai menyantap sarapannya.

"Tidak sayang, Ibu lagi tidak ada kerjaan hari ini. Memangnya kenapa, Sayang?" jawab Ibunya sekaligus bertanya.

"Apa Ibu bisa menemani Laura untuk datang ke rumah anak-anak" jawab Laura sambil mengunyah makanannya.

"Rumah anak-anak, maksud kamu apa?" tanya Ibunya yang bingung dengan ucapan Laura.

Laura pun mulai menceritakan asal mula ia bertemu dengan Bella bersama Ibunya dan mengajak semua anak jalanan untuk tinggal di rumah yang baru ia beli khusus untuk anak jalanan tersebut.

"Kamu begitu baik sayang. Ibu jadi bahagia melihat kamu terus menyebabkan kebaikan kepada orang yang membutuhkannya. Kalau begitu, Ibu mau ikut dengan kamu deh sayang, sekalian Ibu mau bantu-bantu di sana nanti, mana tahu ada pekerjaan yang bisa Ibu kerjakan" jawab Ibunya jadi sedikit menahan air matanya, karena mendengar cerita Laura tentang anak jalanan yang begitu menyedihkan.

"Kita berhasil mendidik seorang putri yang baik hati sayang, yaitu Laura. Teruslah menyebarkan baikan, karena itu yang akan membuat hidup kamu bahagia nanti. Kalau begitu, Ibu siap-siap sana, sebelum Laura siap makan" sahut Ayahnya yang sudah selesai makan dan langsung meminum air putih.

"Baik Ayah, kalau begitu Ibu mau siap-siap dulu ya sayang. Tunggulah Ibu beberapa menit saja" ucap Ibunya mencium pipi Laura dan langsung masuk ke dalam kamar mandi yang di ada di kamar pribadi Ibunya dengan Ayahnya.

Laura pun tersenyum bahagia dan kembali menyantap makanannya. Saat Laura melihat Ayahnya, Ayahnya sedang diam, dan memasang ekspresi wajah sedih, "eh, kenapa wajah ayah sedih dan cemberut begitu. Apa yang terjadi dengan Ayah?" tanya Laura kembali menaikkan alisnya.

"Masa Ibu kamu hanya mencium kamu saja. Masa Ayah kamu yang tampan ini tidak dicium, padahal kan Ayah ini suaminya. Ibu kamu benar-benar jahat dengan Ayah" jawab Ayahnya sedikit manja dengan istrinya.

"Astaga Ayah, baru kali ini aku melihat sikap Atau yang manja seperti ini. Apa ini benar-benar Ayahku" ucap batin Laura sedikit geli dengan sikap manja Ayahnya yang haus kasih sayang.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang