Laura pun memesan kopi seperti biasanya. Dan setelah beberapa menit. Kopi Laura pun datang, dan Nathalie juga baru sampai dari rumahnya.
Kemudian Nathalie langsung menghampiri Laura yang sedang melamun, dan kopi Laura sudah datang. Ia pun sedang mengaduk kopi tersebut sambil melamun. "Hei Laura, kenapa kau melamun?" tanya Nathalie langsung duduk di samping Laura.
"Kapan aku mempunyai pasangan yang akan bersama selamanya. Aku iri melihat orang yang dengan mudah mendapatkan pacar, hingga menikah begitu. Kadang sebagian orang tidak ingin memiliki pacar, katanya mereka bisa melakukannya sendiri, dan hidup sendiri. Tapi aku memang bisa sih seperti mereka. Namun, aku juga iri melihat keromantisan orang-orang yang ada di sekitarku. Rasanya aku ingin ke mars saja sekalian. Menyebalkan." Ucap batin Laura masih tidak sadar, kalau ada Nathalie di sampingnya.
"Hei Laura. Laura," teriak Nathalie tepat di telinga Laura.
Sontak Laura kaget, dan langsung menatap wajah Nathalie. "Nathalie, kau mengagetkanku saja. Kalau datang itu bilang-bilang dong." Ucap Laura langsung menenangkan jantungnya.
"Enak saja mulutmu itu berbicara. Aku sudah dari tadi di sini. Aku terus memanggilmu, tapi kau melamun, dan tidak mendengarkanku. Dasar, membuat orang kesal saja." Jawab Nathalie sambil memiringkan bibirnya.
"Astaga, maafkan aku ya Nathalie. Aku kira kau baru datang, makanya aku kaget. Maafkan aku." Meminta maaf Laura.
"Yaudah. Kali ini aku maafkan kau. Omong-omong, apa yang kau pikirkan sih. Sampai sebegitunya?" tanya Nathalie sambil menaikkan alisnya.
"Tidak ada. Hanya memikirkan pasangan saja. Omong-omong, di mana pria itu sih. Kenapa dia tidak datang juga?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Sebentar, aku hubungi dia dulu," jawab Nathalie langsung mengambil ponselnya, dan menghubungi pria yang hendak bertemu dengan Laura.
Tersambung, "halo, kau di mana. Kenapa lama banget?" tanya Nathalie.
"Sebentar, di sini sedang macet. Aku akan sampai sebentar lagi." Jawab pria tersebut.
"Baiklah. Hati-hatilah," ujar Nathalie langsung mematikan ponselnya.
"Bagaimana?" tanya Laura.
"Katanya lagi macet. Tapi sebentar lagi dia akan datang kok. Tunggu saja." Jawab Nathalie.
1 Menit pun berlalu. Di mana akhirnya pria yang hendak di kencani Laura pun datang. Ia langsung keluar dari mobilnya, dan masuk ke dalam cafe.
Saat di dalam cafe. Semua barista menatap wajah pria tersebut, dan tersenyum. "Dia tampan banget ya. Aku jadi suka dengannya."Ucap salah satu barista.
Nathalie menyadari keberadaan pria tersebut, dan ia menatap pria tersebut. "Dia datang Laura. Dia datang." Ujar Nathalie memberitahukannya kepada Laura.
Pria tersebut langsung menghampiri Laura dan Nathalie, "apa kamu Laura?" tanya pria tersebut kepada Nathalie.
"Bukan. Ini yang namanya Laura. Silahkan," jawab Nathalie langsung memberitahukannya kepada Laura.
"Ouh, maaf. Kamu Laura ya. Salam kenal, saya Kevin." Merekapun berjabat tangan, dan Laura juga memperkenalkan dirinya.
"Okey, karena sudah bertemu. Kalau begitu, aku akan memesankan kopi untuk kau Kevin. Kalian mengobrol lah dulu." Ucap Nathalie tersenyum, dan langsung pergi dari meja tersebut.
Nathalie pun pergi, dan mereka berdua langsung saling bertatapan. "Omong-omong, kamu tinggal sendirian?" tanya Kevin sambil tersenyum ramah.
"Saya tinggal bersama kedua orangtua. Dan kamu, tinggal bersama siapa." Jawab Laura sekaligus bertanya.
"Sebelum itu. Kita pakai bahasa aku, kamu saja. Biar lebih formal saja. Boleh kan." Ucap Kevin kembali tersenyum.
"Ouh, boleh kok. Baiklah Kevin," jawab Laura ikut tersenyum.
"Soal pertanyaan kamu tadi. Aku tinggal dengan ibuku saja. Karena ayah dan ibuku sudah bercerai, karena suatu masalah. Jadinya aku tinggal bersama ibuku, dan aku yang menjadi tulang punggung. Aku sangat menyayangi beliau tentunya." Jawab Kevin.
"Tentu saja. Semua anak pasti meratukan ibunya. Omong-omong, kamu kerja di mana?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.
"Hm, aku bekerja di sebuah perusahaan, sebagai manager pengelolaan makanan. Dan kamu kerja apa." Jawab Kevin sekaligus bertanya.
"Aku pemilik cafe ini," jawab Laura sambil tertawa tipis.
"Hah, benarkah?" tanya Kevin kembali, sambil menaikkan alisnya juga.
"Tentu saja. Ini cafeku yang ke 3, dan masih ada yang lainnya." Jawab Laura kembali tersenyum.
"Wah, kamu benar-benar sukses. Aku cukup kagum dengan kamu. Penampilan kamu juga ok. Cantik." Puji Kevin.
"Terima kasih banyak atas pujiannya," ujar Laura.
"Kopi untuk anda datang tuan Kevin," ujar Nathalie tersenyum, dan meletakkan kopi untuk Kevin.
"Terima kasih banyak Nathalie. Kau jadi repot-repot." Ucap Kevin sambil tersenyum.
"Tidak perlu berterima kasih. Kalau begitu, nikmatilah obrolan kalian." Jawab Nathalie sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Laura, dan langsung pergi dari meja mereka.
Setelah Nathalie pergi. Laura dan Kevin saling bertatapan. Sontak Laura salting. "Silahkan di coba minumannya," ujar Laura kembali tersenyum.
"Okey. Aku akan mencoba kopi terbaik dari cafe kamu ini." Jawab Kevin langsung meminum kopi tersebut.
Setelah meminumnya, "bagaimana menurutmu rasanya?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.
"Rasanya benar-benar enak. Manisnya seperti dirimu." Jawab Kevin tersenyum kepada Laura.
"Hahahah, kamu bisa aja," tertawa tipis Laura, dan kembali salting.
"Pria ini lumayan juga. Lebih bagus dari kemarin. Kalau yang kemarin itu parah, dan ini bagus. Pria ini lumayan mendekati tipeku." Ucap batin Laura.
"Oh ya Laura. Apa aku boleh meminta nomormu. Biar aku bisa menghubungimu, untuk mengajak jalan-jalan. Atau hal lainnya." Meminta Kevin.
"Ouh, boleh kok. Ini nomorku," langsung memberikan nomornya.
"Terima kasih banyak Laura. Kamu benar-benar baik, dan cantik tentunya." Berterima kasih Kevin.
"Gombal lagi deh. Sudahlah, jangan gombal mulu." Ujar Laura sambil tertawa tipis kembali.
Malam pun tiba. Di mana Laura sudah pulang, dan sedang berbaring di tempat tidur. Laura sedang mengirim pesan dengan Kevin. "Romantis banget sih Kevin. Rasanya aku ingin terbang, dengan gombalan yang ia berikan kepadaku. Ibuuuu, tolong anakmu ini, yang sedang jatuh cinta." Ucap Laura salting, sambil memeluk ponselnya.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dan itu adalah panggilan dari Nathalie. Laura pun langsung mengangkat teleponnya. "Halo Nathalie. Ada apa, mengganggu saja." Tanya Laura sambil mengerutkan keningnya
"Cieee, sudah semakin dekat dengan Kevin nih. Bagaimana perkembangannya?" tanya balik Nathalie dengan ekspresi bahagia.
"Bagus dong. Dia terus mengatakan diriku cantik, dan memberikan gombalan kepadaku. Aku jadi salting deh. Hahaha." Jawab Laura sambil tertawa salting.
"Astaga. Begini kalau tidak pernah berhubungan dengan seorang pria. Jadinya gila kayak orang di jalanan itu." Ujar Nathalie mengejek Laura.
"Ouh ya Laura. Bagaimana dengan ayah dan ibumu. Apa mereka masih menjodohkanmu?" tanya Nathalie kembali.
"Tentu saja mereka masih menanyakan hal itu. Tapi aku akan segera memberitahu kepada mereka, kalau aku akan mempunyai pacar." Jawab Laura dengan bahagia.
"Sombong nih ya ceritanya. Belum jadian aja, sudah begitu. Awas kau kecewa lagi. Hahahah." Mendoakan sahabatnya sendiri.
"Kau ini, jangan membuatku kesal deh. Oh ya Nathalie, apa besok kau punya waktu. Aku ingin mengajakmu membeli sesuatu di mall?." Tanya Laura.
"Hm,
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...