Episode 66: Bulan dan Senyuman

6 0 0
                                    

Saat Laura mau mengambil sendok garpu, ternyata Revandra juga mengambil sendok garpu tersebut. Sontak tangan Revandra dan Laura saling menyentuh dan memegang satu garpu bersamaan.

Revandra dan Laura langsung bertatapan dan terus memandang. Tiba-tiba saja entah kenapa jantung Laura berdetak kencang, dan begitu juga dengan Revandra, yang sudah terbiasa dengan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang.

Laura pun langsung menjauhi tangan Revandra, "aku duluan yang mau ngambil sendok dan garpu, kenapa kau ikut-ikutan sih" ucap Laura sambil menaikkan alisnya sebelah kanan.

"Aku duluan yang mengambil sendok dan garpu. Tapi aku mengalah kepada wanita, silahkan nona" mengalah Revandra, dan Laura pun langsung mengambil sendok dan garpu, dan kemudian Revandra menyusul bagian terakhir mengambil sendok dan garpunya.

Setelah itu, merekapun langsung menikmati makan malam bersama dengan nikmat, karena makanan tersebut gratis. Yang membayar makanan dan minuman mereka adalah pacar Nathalia, karena ia sudah mengatakannya dari awal.

Selesai makan mereka selesai, Nathalie baru meminum minumannya. Dan saat Nathalie meminumnya, tiba-tiba saja ada yang keras di dalam mulutnya. Sontak Nathalie langsung mengeluarkan hal hal yang membuat mulutnya sedikit sakit, karena keras di dalam mulutnya.

Saat Nathalie mengeluarkannya, ternyata itu adalah sebuah cincin. Sontak Nathalie bingung, dan langsung menatap wajah pacarnya yang bernama Vano.

Revandra dan Laura pun langsung berdiri, lalu Vani berlutut dihadapan Nathalie.

Semua pelayan yang ada langsung mengelilingi mereka, dan muncullah beberapa musisi yang memainkan biola di dekat mereka.

"Ada apa ini, apa maksud semua ini, Sayang. Apa yang terjadi Laura, kenapa kalian semua tersenyum seperti itu?" tanya Nathalie yang kebingungan dengan yang terjadi dihadapannya.

"Yang pertama mau aku ucapkan adalah, terima kasih banyak karena selama ini kamu sudah berada disisiku, dan mau bertahan terus. Selama ini aku sangat mencintai kamu, dan tidak mau jauh dari kamu. Maka sebab itu, aku mempunyai niatan untuk memiliki kamu selamanya, dan kita melewati semuanya bersama-sama, sampai kita menua, Sayang. Maka sebab itu, apa kamu bersedia menjadi pasanganku selamanya. Maukah kamu bertunangan denganku?" jawab Vano dengan jelas, dan tersenyum bahagia.

Nathalie tidak bisa menahan air matanya, karena bahagia. Lalu Nathalie pun menganggukkan kepalanya, "aku bersedia menjadi tunangan kamu, Sayang" ucap jelas Nathalie dan Vano langsung memasangkan cincin tersebut di jari kelingking Nathalie.

Semuanya pun langsung bertepuk tangan, dan musisi biola mulai memainkan musiknya.

Disisi lain, ada Laura yang sangat bahagia melihat sahabatnya bahagia. Laura pun menghampiri Nathalie, "selamat sahabatku. Akhirnya sebentar lagi kamu akan menikah. Congrast, Sayang" ikut bahagia Laura, dan mereka saling berpelukan.

"Terima kasih banyak Laura, karena kamu sudah mau menjadi sahabatku. Terima kasih banyak" kembali menangis Nathalie.

"Selamat ya bro, sebentar lagi lho akan menikah" mengucapkan selamat kepada Vano.

"Terima kasih banyak bro. Semoga kau nyusul juga deh, aku doain" ucap Vano sambil tersenyum tipis.

"Aminnn" sahut Revandra ikut tersenyum.

"Ouh ya Nathalie, aku permisi ke toilet dulu ya, mau buang air kecil dulu" ujar Laura kembali tersenyum.

"Baiklah, Sayang. Jangan lama-lama"

"Aman" sahut Laura dan ia langsung meninggalkan Nathalie dan yang lainnya, termasuk Revandra.

Laura mengatakan kalau dirinya akan ke toilet, padahal itu hanya kebohongan. Ia sebenarnya keluar dari restoran tersebut, lalu berjalan menuju samping restoran, yang memiliki kursi. Lalu Laura pun duduk, lalu menyilangkan kakinya.

Laura melihat ke langit dengan ekspresi wajah ingin menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada dirinya, "sahabatku sebentar lagi akan menikah. Tapi kenapa aku tetap tidak dipertemukan dengan siapapun. Apa aku memang ditakdirkan untuk sendiri, dan tidak memiliki pasangan. Ya Allah, jangan sampai itu terjadi ya Allah" berdoa Laura dan menutup kedua matanya dengan tenang.

"Langit sangat indah, namun kenapa kau menutup kedua matamu yang indah itu, dan melewatkan keindahan bulan yang sangat indah, persis sepertimu" ucap yang tidak lain lagi ialah Revandra.

Sontak Laura membuka kedua tangannya, dan menatap ke arah kiri. Dan benar saja, yang membangunkannya adalah Revandra.

"Eh, kenapa kau bisa ada di sini. Apa jangan-jangan kau mempunyai sihir?" tanya Laura yang begitu kaget, karena Revandra berapa disampingnya.

"Tadi aku mencari di toilet wanita, dan aku bertanya kepada wanita di sana, lalu mereka berkata tidak ada bertemu denganmu. Jadi aku cari keluar deh, dan ternyata kau ada di sini. Ada apa denganmu, katakan?" jawab Revandra dengan jelas sekaligus bertanya, sambil menaikkan kedua alisnya.

"Astaga, hampir saja jantungku mau lepas, karena kau tiba-tiba muncul di sini. Soal pertanyaanmu itu, aku hanya mencari angin saja di luar, karena di dalam kurang nyaman" jawab Laura sambil tersenyum tipis, dan kembali menatap bulan.

"Tidak mungkin hanya karena mencari angin. Pasti ada alasan lain, buktinya tadi aku mendengarmu mengatakan kenapa aku jomblo. Mana mungkin hanya karena mencari angin saja. Katakan saja padaku, aku akan mencari jawaban untukmu" ucap Revandra ikut tersenyum tipis.

"Aku hanya bingung, kenapa sampai saat ini aku tidak memiliki pasangan. Apa aku memang ditakdirkan untuk tidak memiliki pasangan selamanya. Aku juga sering berdoa kepada Tuhan, untuk diberikan jodoh. Namun sampai sekarang aku tidak mendapatkan jodoh juga. Aku jadi sangat bingung" curhat Laura.

"Terlihat dari wajahnya sangat ingin memiliki pasangan" ucap batin Revandra.

"Jodoh itu akan datang, tapi kita harus sabar untuk menunggunya. Banyak cobaan yang diberikan Tuhan untuk kita, bisa saja dari rezeki, pekerjaan dan cinta. Mungkin saja itu adalah cobaan dari Tuhan untukmu. Kau hanya perlu bersabar dan menjalani kehidupan ini. Jangan bersedih, dan teruslah tersenyum. Karena senyumanmu itu membuat orang yang berada disekitarmu bahagia, termasuk diriku" mencoba menenangkan Laura yang sedang sedih.

Entah kenapa, perkataan Revandra membuat hati Laura tenang, dan ia pun langsung menatap wajah Revandra, "apa maksud perkataan terakhirmu itu. Apa kau senang melihatku tersenyum?" tanya Laura sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ehm, ya begitulah. Tapi jangan pikir kalau aku menyukaimu ya. Nanti kau salting lagi, mendengar ucapanku barusan" berusaha cool, dan langsung melipat kedua tangannya.

"Ih, siapa juga yang menyukaimu. Jangan mimpi deh. Omong-omong, terima kasih banyak atas perkataanmu tadi. Aku jadi sedikit tenang mendengarnya" kembali tersenyum Laura.

"Ehemmmm, ada yang sedang pdkt nih" ucap yang tidak lain lagi ialah Nathalie yang muncul secara tiba-tiba juga.

Sontak Laura dan Revandra terkejut bersamaan, lalu membalikkan kepala mereka menatap wajah Nathalie, "astaga, Nathalieeee" serentak Laura dan Revandra jadi sedikit kesal kepada Nathalie.

"Apa sih, kenapa berteriak ditelingaku. Budek nih gua" memegang telinganya.

"Habisnya kau sih, membuatku kaget. Kau sama saja dengan Revandra, muncul tiba-tiba. Ada apa kau kemari?" tanya Laura kembali menatap ke depan, dan Nathalie pun berdiri disamping Laura.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang