"Iya Ibuku yang paling cantik" sahut Laura, dan mereka berdua bergegas menuju meja makan bersama.
Sesampainya di meja makan, Laura sangat tergiur, dengan makanan yang begitu banyak di atas meja, "wow, banyak banget makanannya. Tumben banget" ucap Laura jadi selera dengan makanan yang begitu enak, dan tentunya harum.
"Karena Bi Iyem sudah kembali, jadinya Ibu dan Bi Iyem membuat makanan cukup banyak, untuk merayakan kembalinya Bi Iyem ke rumah ini" jawab Ibunya sambil tersenyum dan mengelus bahu Bi Iyem.
"Wah, kalau begitu kita makan bersama dong. Yakan" menaikkan alisnya.
"Tentu saja, karena ini adalah perayaan kembalinya Bi Iyem ke rumah ini, jadinya Bi Iyem juga harus makan bersama kita tentunya. Kalau begitu, mari duduk semuanya" jawab Ayahnya yang sudah tidak sabar untuk makan malam yang begitu enak.
"Semuanya jadi repot-repot membuat perayaan untuk Bibi. Padahal Bibi tidak minta apapun. Kembali ke rumah ini saja sudah membuat Bibi bahagia" ucap Bi Iyem jadi tidak enakan.
"Jangan seperti itu Bi. Mending Bi Iyem nikmati saja, karena ini gratis. Hahahah, tidak bayar, jadi ngapain harus dipikirkan Bi. Yuk Bi duduk" sahut Laura sambil tertawa dan langsung duduk disamping Ayahnya.
Bi Iyem dan Ibunya pun ikutan duduk dihadapan Ayah Laura dan Laura, "kalau begitu, mari kita mulai makan malamnya" bertepuk tangan dengan bahagia, dengan ekspresi yang bahagia.
"Sini, biar Bi Iyem letakkan nasinya untuk non Laura" ucap Bi Iyem, dan Laura langsung memberikan piringnya kepada Bi Iyem, dan Ibunya meletakkan nasi untuk suaminya.
Saat Laura sedang fokus pada makanannya. Tiba-tiba saja ada yang membuatnya geli dari bawah, "eh, ada apa ini di bawah. Apa Ayah sedang menjahiliku?" tanya Laura langsung menatap wajah Ayahnya.
"Tidak ada kok. Kenapa menuduh seperti itu. Makanya lihat dulu, ada apa di bawah" jawab Ayahnya.
Laura pun melihat ke bawah, dan ternyata yang membuat kakinya geli adalah Miko yang sedang lapar, "astaga, ternyata kamu Miko. Aku kira apaan. Apa kamu sedang lapar, Sayang. Kalau begitu, kamu juga harus makan, Sayang" ucap Laura berdiri, dan mengambil makanan untuk Miko kucingnya.
Laura pun langsung meletakkan makanan kucing tersebut di atas tempanya, dan Miko pun melahap makanan tersebut dengan lahap, "memang benar kamu kelaparan ya, Sayang. Kalau begitu makanlah yang banyak" ucap Laura sambil tersenyum, dan meletakkan makanan tersebut ke tempatnya, dan kembali duduk disamping Ayahnya.
Merekapun langsung menyantap makan malam tersebut, "hm, ini benar-benar enak. Tidak biasanya makanannya seenak ini, yakan Ayah" ucap Laura sambil mengunyah makanannya, dan menatap wajah Ayahnya.
"Benar yang kamu katakan itu, Sayang. Kali ini benar-benar berbeda. Enak banget" jawab Ayahnya sambil menganggukkan kepalanya, dan begitu menikmati makanan tersebut.
"Bagaimana tidak berbeda. Orang yang masak Bi Iyem kok, Ibu hanya membantu memotongi sayurannya saja" ucap Ibunya sambil tersenyum dan melirik Bi Iyem.
"Jangan terlalu banyak muji deh nyonya. Biasa aja kok rasanya" sahut Bi Iyem yang terus dipuji.
"Tapi bukannya masakan Ibu tidak enak ya. Masakan Ibu yang paling enak juga kok" ucap Laura ikut tersenyum, dan kembali melahap makanannya.
"Benar itu yang kamu katakan itu, Nak. Mari tambah" mengambil sayuran kembali, dan nasinya juga.
Selesai makan malam, Ayahnya langsung terkapar di ruang tamu, sambil memegang perutnya. Sedangkan Laura berada disamping Ayahnya, dan ikut terkapar, karena kekenyangan, "kenyang banget Ayah. Enak banget masakannya. Jadinya aku tambah terus deh, hahaha" tertawa Laura sambil melirik Ayahnya yang benar-benar kekenyangan.
"Jangan ajak Ayah ngobrol dulu. Ayah lagi kenyang banget, nanti Ayah muntah lagi, karena Ayah banyak bicara. Ayah mau istirahat dulu deh, karena Ayah benar-benar kekenyangan, dan jadi mengantuk" jawab Ayahnya menatap dirinya.
"Yaudah deh Ayah. Laura juga mau masuk kamar dulu, selamat malam Ayahku, Sayang, dah" melambaikan tangannya, dan langsung naik ke lantai 2, lalu masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar, Laura pun berbaring di atas tempat tidur, sambil menatap ke atas, "kapan ya aku akan memiliki seorang pacar. Di mana dia sekarang ya. Sedang apa jodohku di sana ya, aku jadi penasaran. Semoga saja dia baik-baik saja dan tidak melakukan hal yang haram" ucap Laura tersenyum sendiri dan menutup kedua matanya karena mengantuk.
Keesokan harinya, di mana Laura baru bangun karena kelelahan. Laura pun membuka matanya perlahan-lahan, dan mengusapnya, "jam berapa ini" mengambil ponselnya di atas meja dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07.00.
"Sudah jam 07.00. Aku ngantuk banget ya Allah" langsung berdiri dan membuka gorden jendelanya.
Laura pun membuka jendelanya, lalu ia keluar ke teras dan melihat keadaan di luar, "enak banget angin pagi. Sejuk"
Saat sedang menikmati angin pagi, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya, "permisi non, apa non Laura sudah bangun?" tanya yang tidak lain lagi ialah Bi Iyem.
"Eh, masuk aja Bi" jawab Laura berbalik badan.
Bi Iyem pun langsung masuk ke dalam kamar Laura, dan menghampiri Laura, "apa non Laura baru bangun?" tanya Bi Iyem.
"Iya Bi. Ada apa Bi?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Ini, Bibi antar susu hangat sama roti selai untuk non Laura. Diminum susu hangatnya non Laura" tersenyum tipis, dan meletakkan susu hangat dan roti selai tersebut di atas meja.
"Kalau begitu Bibi keluar dulu ya non, mau melanjutkan pekerjaan Bibi dulu. Permisi non" menundukkan kepalanya, dan langsung keluar dari kamar Laura.
Laura pun mengambil susu hangat tersebut, dan kembali ke teras, sambil meminum susu hangat tersebut, dengan melihat pemandangan luar, aku mau mengajak Nathalie untuk pembukaan cafeku. Tapi aku takut mengganggunya.
"Ouh ya, aku lupa mengabari karyawanku, kalau mereka harus bekerja hari ini. Astaga, sangking lelahnya, jadinya aku lupa untuk mengabari mereka. Aku harus mengabari mereka sekarang juga" mengambil ponselnya dan langsung duduk di atas sofanya.
Laura pun segera menghubungi karyawannya satu per satu. Akhirnya Laura sudah menghubungi karyawannya, dan semuanya akan datang hari ini juga, "untung saja aku ingat. Kalau tidak, mungkin saja hari ini tidak akan buka lagi cafenya. Nanti keburu pelanggan setiaku pergi lagi, karena cafenya tidak buka-buka. Jadi, hari ini cafenya akan buka kembali dan aku akan memberikan diskon, karena cafeku sudah kembali dibuka dan nama sudah diganti" ucap Laura kembali meminum susu hangatnya, dan menyantap roti selai tersebut.
Setelah menghabiskan susu dan rotinya. Laura segera mandi dan bergegas pergi ke cafenya. Lekas beberapa menit, Laura pun selesai mandi, dan sudah mengenakan pakaian rapinya.
Saat sedang merias dirinya, tiba-tiba saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...