"Hah, berarti ada Ayah Bella disamping ya Tante?" tanya Bella sambil menaikkan alisnya.
"Tentu saja sayang. Tapi kamu tidak bisa melihatnya karena Ayah kamu mau menjaga kamu. Kalau kamu mau menyampaikan sesuatu untuk kamu, kamu bisa mengatakannya kepada Tante, nanti akan Tante sampaikan kepada ayah kamu sayang," jawab Laura dengan penuh senyuman dan kembali mengelus rambut Bella dengan lembut.
"Baik Tante, nanti akan Bella katakan kepada Tante, apa yang akan Bella sampaikan kepada Ayah," ucap Bella dengan bahagia.
Makanan dan minuman merekapun datang dan pelayan tersebut langsung meletakkannya di atas meja, "terima kasih banyak mbak," kembali tersenyum Laura kepada pelayan tersebut.
"Sama-sama kak, silahkan dinikmati makanan dan minumannya," sahut pelayan tersebut langsung menundukkan kepalanya dan kembali ke dapur.
Mereka berdua langsung menikmati makanan dan minuman tersebut dengan gembira. 1 jam pun berlalu, di mana akhirnya mereka berdua sudah menghabiskan makanan dan minuman mereka masing-masing, lalu Laura juga sudah memesan makanan dan minuman untuk Ibu Bella.
"Apa kamu sudah kenyang sayang?" tanya Laura sambil membersihkan bibirnya yang sedikit berantakan.
"Senang banget Tante, terima kasih banyak Tante atas makanan dan minumannya, Bella benar-benar bahagia hari ini. Baru kali ini Bella menyantap makanan seenak ini," jawab Bella kembali tersenyum.
"Permisi kak, ini pesanan yang anda minta," ucap pelayan tersebut langsung meletakkan pesanan yang pesan oleh Laura.
"Berapa mbak total semuanya?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan mengambil dompet yang ada ditasnya.
"Totalnya 250 ribu kak," jawab pelayan tersebut sambil tersenyum ramah.
Laura pun langsung memberikan kartu rekeningnya dan membayar semua biaya makanan dan minuman tersebut. Setelah membayar pesanan tersebut, Laura dan Bella langsung turun dari kursi mereka masing-masing.
"Sini Tante, Bella bawain nasi kotaknya Tante. Pasti Tante kelelahan membawanya. Apa Bella boleh membantu Tante?" tanya Bella sambil menatap wajah Laura yang sedang membawa nasi kotak tersebut dan menyandang tasnya.
"Tidak perlu sayang, mending kamu bawain tas Tante aja. Dengan begitu, kamu membawa barang Tante dan Tante membawa makanan dan minuman ini. Kalau begitu, mari kita keluar sayang," jawab Laura ikut tersenyum dan mereka berdua langsung keluar dari cafe tersebut.
Saat di luar cafe, tiba-tiba saja mereka berdua terhenti, karena Bella duluan yang berhenti di depan Laura, "ada apa sayang, kenapa kamu tiba-tiba berhenti?" tanya Laura menatap belakang punggung Bella.
"Ibu," teriak Bella langsung menghampiri Ibunya yang mencari rongsokan di halaman restoran tersebut.
Sontak Ibunya kaget dan langsung menatap wajah Bella. Bella langsung memeluk Ibunya, "Ibu, Ibu ke mana saja. Dari tadi Bella cariin Ibu, tapi Ibu gak ada," tanya Bella sambil memeluk Ibunya dengan erat.
"Sayang, Ibu kira kamu di rumah, makanya Ibu tidak mencari kamu sayang. Maafkan Ibu ya sayang. Omong-omong, siapa kamu?" jawab Ibu Bella kepada Laura.
Laura menghampiri mereka berdua, sambil membawa nasi kotak yang sudah dikemas oleh plastik, "saya Laura Bu. Tadi saya melihat Bella berlarian di jalan dan saya mengajaknya untuk mencari anda Bu. Saya lihat Laura lapar, maka sebab itu saya mengajak Bella untuk makan bersama. Sekalian saya bungkuskan makanan untuk anda dan Bella," jawab Laura dengan jelas, sambil tersenyum tipis.
"Terima kasih banyak karena sudah membantu anak saya. Semoga kebaikan kamu dibalas oleh Tuhan," ikut tersenyum Ibu Bella.
"Apa saya bisa mengantar kalian berdua ke rumah kalian. Karena ini sudah malam, nanti terjadi hal yang tidak diinginkan. Mari kita ke mobil," ucap Laura langsung menuntun Ibu Bella.
Ibu Bella dan Bella langsung masuk ke dalam mobil, sedangkan Laura memasukkan nasi kotak tersebut ke bagasi belakang mobil. Setelah itu, Laura pun masuk ke dalam mobilnya dan berangkat menuju rumah Bella.
Di perjalanan, "Omong-omong rumah Ibu di mana?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.
"Kami sebenarnya tidak memiliki rumah. Kami tinggal di kolong jembatan," jawab Ibu Bella yang masih bisa tersenyum.
"Kasihan banget mereka berdua. Aku ingin sekali membelikan rumah untuk orang-orang yang tinggal di kolong jembatan. Aku tidak tega melihat anak sekecil Bella harus tinggal di tempat yang gelap dan dipenuhi dengan nyamuk. Aku benar-benar kasihan," ucap batin Laura, sambil menahan air matanya yang mau terjatuh.
Sesampainya di kolong jembatan, mereka berdua langsung turun dari mobil bersamaan dan Laura pun mengeluarkan nasi kotak yang berada di bagasi belakang mobilnya.
Setelah Laura mengambil nasi kotak tersebut. Laura pun langsung menghampiri Ibu Bella yang terus memeluk Bella, "di bagian mana rumah Bella?" tanya Laura dengan lembut dan kembali tersenyum.
"Ada di sana Tante. Mari Bella tunjukkan," jawab Bella ikut tersenyum dan Bella bersama Ibunya langsung menunjukkan bagian mereka tinggal di kolong jembatan tersebut.
Saat jalan kaki menuju tempat tinggal Bella dan Ibunya. Laura melihat banyak anak-anak bersama keluarganya yang sudah tidur di atas kardus yang mereka jadikan sebagai alas tempat tidur mereka.
"Ya Allah, kasihan banget mereka. Apa mereka tidak merasa risih hanya tidur di atas kardus yang setipis itu. Ternyata masih banyak orang yang lebih susah dari diriku. Aku akan membagikan makanan ini kepada mereka semua. Mereka pasti belum makan, kelihatannya mereka kelaparan," ucap batin Laura terus menatap wajah anak-anak pengamen dan anak-anak yang tidur di atas kardus bersama Ayah, maupun Ibunya.
Akhirnya mereka bertiga berhenti dan Laura melihat tempat tinggal Bella bersama Ibunya yang terbuat dari kardus dibentuk menjadi sebuah rumah kecil, "ini tempat tinggal kami Tante," jawab Bella sambil menunjukkannya dengan bahagia.
"Inilah rumah kami nak, tidak besar, yang penting bisa ditinggali," jawab Ibu Bella ikut tersenyum.
"Ouh ya Bu, ini ada makanan dan minuman untuk kalian makan nanti atau besok dan saya juga membawa makanan lainnya untuk saya bagikan ke lainnya. Apa boleh?" tanya Laura meminta izin kepada Ibu Bella.
"Tentu saja nak. Mari Ibu bantu untuk membagikannya, kebetulan Ibu kenal dengan semua orang yang ada di sekitar sini," jawab Ibu Bella sambil tersenyum.
"Oh ya Bu, omong-omong nama Ibu siapa?" tanya Laura yang ikut tersenyum.
"Nama Ibu, Ibu Riska. Nama kamu Laura kan, soalnya tadi anak Ibu yang mengatakannya kamu itu Laura," jawab Bu Riska sekaligus bertanya.
"Benar banget Bu. Oh ya Bu, tidak apa-apa kan kalau Laura panggil dengan sebutan Ibu. Apa anda sama sekali tidak risih?" ucap Laura.
"Tidak sama sekali nak, malah Ibu bahagia bahagia ada orang yang memanggil saya dengan sebutan Ibu," jawab Bu Riska kembali tersenyum bahagia kepada Laura.
"Terima kasih banyak Bu. Kalau begitu, mari kita bagikan makanan dan minuman ini kepada yang lainnya. Mohon bantuannya Bu dan Laura," ujar Laura.
Mereka bertiga mulai membagikan makanan dan minuman tersebut kepada orang-orang yang tinggal di kolong jembatan tersebut. Saat Laura sedang membagikan kepada salah satu seorang nenek tua. Tiba-tiba saja Laura
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...