"Sudah lama banget kita gak bertemu. Akhirnya kamu sembuh juga, Sayang. Aku benar-benar merindukan kamu tahu. Kamu makin tampan saja ya" begitu bahagia terlukis diwajah Laura dan ia terus memeluk Miko yang tidak lain lagi ialah kucing Laura yang begitu menggemaskan dan beberapa hari yang lalu, kucingnya terkena penyakit menular dan harus dirawat di rumah sakit hewan.
"Meong" ucap kucing tersebut yang manja dengan Laura.
"Kamu rindu ya dengan aku. Sama dong, aku juga rindu banget sama kamu, Sayang. Udah lama kita gak ketemu, pengen meluk kamu teruss" terus memeluk Miko dengan hangat dan mencium pipinya.
"Aku kira tadi siapa, gak tahunya ternyata hantu Miko, hahahah. Kalau begitu, mending kita tidur di kamar aku aja ya, kan kamu biasanya gitu. Yuk" menggendong Miko dan kembali naik ke atas untuk masuk ke dalam kamarnya.
Saat di dalam kamar, Laura pun meletakkan Miko di atas tempat tidur dan Laura langsung berbaring disamping Miko yang sudah mengantuk dan akan tertidur, "kamu ngantuk ya, Sayang. Kalau begitu, kita tidur ya" menyelimuti Miko dengan selimutnya dan Laura pun menutup kedua matanya, dengan tangan kirinya yang mengelus kepala Miko.
Pagi pun tiba. Di mana Laura masih tidur dan kucingnya sudah bangun. Miko pun membangunkan Laura dengan memegang hidung Laura. Sontak Laura membuka matanya perlahan-lahan dan menatap wajah Miko kucingnya.
"Kamu udah bangun rupanya, Sayang" langsung bangun dan duduk, lalu mengelus lembut kepala Miko.
"Meongg" ucap Miko sambil menunjuk pintu kamar tersebut.
"Ouh, kamu mau keluar. Okey, yuk" langsung membuka pintu kamar tersebut dan Miko pun bergegas keluar dari kamar tersebut bersama dirinya.
Merekapun langsung turun ke bawah dan menuju meja makan bersama, "pagi Ayah dan Ibu" ucap Laura dengan bahagia dan duduk disamping Ayahnya yang sedang membaca koran sambil meminum secangkir kopi.
"Pagi juga, Sayang. Kelihatannya kamu bahagia banget. Apa kamu menikmati makan malammu kemarin?" tanya Ayahnya, sambil menaikkan alisnya.
"Aku tidak boleh memberitahukan Ayah dan Ibu, kalau kemarin malam adalah malam yang buruk bagiku, karena Candra tidak datang. Aku tidak mau membuat Ayah dan Ibu sedih" ucap batin Laura.
"Tentu saja. Kami menikmati malam yang begitu romantis. Hahaha, oh ya Ayah, kapan Miko datang, kenapa dia sudah ada di rumah?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Kamu sudah bertemu dengannya?" tanya balik Ayahnya.
"Tentu saja. Dia sudah aktif seperti biasanya, tidak seperti dulu, saat dia terkena penyakit. Aku benar-benar merindukannya" jawab Laura sambil tersenyum.
"Dokter hewannya yang datang langsung kemarin malam, saat kamu pergi ke restoran itu. Katanya sekalian lewat, jadinya dibawa deh si Miko. Makanya dia sudah berada di sini. Ayah dan Ibu kamu juga merindukannya, karena dialah kebahagiaan rumah ini juga" jawab Ayahnya dengan jelas dan ikut tersenyum melihat Laura tersenyum bahagia.
"Jadi ini Miko di mana Nak. Kok Ibu gak lihat dia di sini?" tanya Ibunya yang sedang membuat sarapan.
"Paling tidur disofa lagi. Dia kan paling suka tidur di situ" jawab Laura.
Siang pun tiba. Di mana Laura sedang berada di cafe Jalan Tanah Abang, yang sedang dalam renovasi, "sudah hampir selesai ya pak. Bagus banget" puji Laura sambil tersenyum dan menghampiri mandor tersebut.
"Tentu saja Bu Laura. Bu Laura juga baik kepada kami, maka sebab itu, kami juga harus baik dan cepat menyiapkan cafe ini. Kira-kira dalam minggu ini, cafe sudah siap dan bisa dibuka kembali seperti biasanya" ucap mandor tersebut ikut tersenyum.
"Syukurlah. Kalian memang sangat bagus bekerja. Kalau begitu, saya mau pamit dulu, karena masih ada pekerjaan lain yang harus saya selesaikan, "Mari" meninggalkan mereka semua dan langsung masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi dari tempat tersebut.
Saat perjalanan, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Sontak Laura mengambil ponselnya dan yang menghubunginya adalah Nathalie, "halo Nathalie. Ada apa menghubungiku?" tanyanya.
"Kau ada di mana Laura?" tanya balik Nathalie.
"Aku lagi dalam perjalanan menuju Cafe Strawberry. Kenapa memangnya?" jawab Laura sekaligus bertanya.
"Yaudah deh. Aku juga sudah mau menuju ke sana, karena ada hal yang mau aku beritahu kepadamu. Kalau begitu, sampai jumpa nanti" jawab Nathalie langsung mematikan panggilan tersebut.
"Aneh, kenapa tiba-tiba menghubungiku dan mengatakan hal seperti itu. Sudahlah, tunggu di cafe, baru aku tanyakan hal yang mau dia katakan padaku" kembali tersenyum.
Sesampainya di cafe, setelah beberapa menit. Laura pun bergegas turun dari mobil, lalu masuk ke dalam restoran tersebut.
Saat di dalam cafe, ternyata Nathalie sudah menunggunya dan ia pun melambaikan tangannya kepada Laura. Laura pun menghampiri Nathalie" annyeong, Nathalie" duduk dihadapannya dan meletakkan ponselnya di atas meja.
"Ada hal apa yang mau kau katakan padaku. Sepertinya penting?" tanya Laura kembali menanyakan hal tadi.
"Ini memang penting, ini menyangkut soal pacarmu Laura" jawab Nathalie memasang ekspresi serius dengannya.
"Candra maksudmu" ucap Laura menaikkan alisnya dan Nathalie menganggukkan kepalanya.
"Ada apa memangnya dengan Candra. Apa ada hal buruk yang terjadi dengannya?" tanya Laura jadi cemas.
"Maaf kalau ini akan membuatmu terkejut atau tidak percaya, namun aku benar-benar melihat dengan kepalaku sendiri. Kemarin malam aku melihat Candra pergi ke hotel dengan wanita lain. Aku sangat tanda dengan wajah Candra, dia benar-benar Candra tahu Laura. Dia selingkuh darimu, kau tahu itu" jawab Nathalie dengan jelas.
"Hah, gak mungkin Nathalie. Itu pasti bukan Candra, mungkin saja kau salah lihat Nathalie. Candra bukan orang yang seperti itu, karena dia pernah bilang, kalau dia hanya mencintaiku. Jangan ngaco deh Nathalie" tidak percaya Laura kepada Nathalie.
"Masa kau tidak percaya dengan sahabatmu ini. Aku jujur, mana mungkin aku berbohong kepadamu" ujar Nathalie membuat Laura percaya kepada dirinya.
Namun, Laura tidak mempercayai ucapan Nathalie, karena ia hanya mempercayai Candra, " gak, aku gak percaya dengan ucapanmu itu Nathalie. Jangan gitu deh Nathalie, aku tidak suka kalau kau memfitnah Candra tanpa bukti apapun. Apa kau punya bukti, bahwa Candra selingkuh dariku?" tanya Laura yang mulai emosi dengan ucapan Nathalie yang mengada-ngada.
"Aku tidak mempunyai bukti, tapi yang aku katakan ini memang benar. Kau harus percaya dengan apa yang aku katakan Laura. Jangan kau mempercayai pria itu" jawab Nathalie mencoba Laura mempercayainya kembali.
Tapi semua itu hanya membuat Nathalie lelah, karena Laura tidak juga mempercayai Nathalie, "maaf banget Nathalie. Aku tidak bisa mempercayaimu. Aku lebih mempercayai Candra. Maafkan aku Laura" ucap Laura meminta maaf dan tidak sedikit pun mempercayai ucapan Nathalie.
"Baiklah, kalau kau tidak mau mempercayaiku. Tapi jangan menangis dan mendatangiku, saat kau disakiti pria itu. Aku pergi dulu" ujar Nathalie langsung pergi meninggalkan Laura dan keluar dari cafe tersebut.
Kembali ke Laura. Di mana perasaan Laura masih sedikit campur aduk, antara dia harus mempercayai Nathalie atau pacarnya sendiri, "apa yang dikatakan Nathalie benar ya. Tapi kalau bohongan gimana. Aku benar-benar bingung" ucap batin Laura mengerutkan keningnya sambil menutup kedua matanya, dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Roman d'amour"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...