Episode 8: Terharu

23 9 2
                                    

Saat mereka sedang menunggu Gino. Ternyata ada seorang pria masuk ke dalam cafe dan ternyata ia adalah Gino.

Laura belum sadar kalau yang pria yang ia tunggu sudah datang dan begitu juga dengan Gino. Gino pun mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Laura.

Laura mendapatkan panggilan teleponnya dan ia langsung mengangkatnya, "halo Gino. Apa kau sudah sampai?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

"Aku sudah di cafe kamu nih. Aku juga udah masuk. Omong-omong, kamu yang mana?" jawab Gino sekaligus bertanya.

"Kalau kau lihat wanita yang melambaikan tangannya, itu aku. Carilah," jawab Laura sambil melambaikan tangannya ke atas.

Gino pun melihat Laura yang melambaikan tangannya. Gino langsung menghampiri Laura, tapi Laura belum mengenali Gino, "kamu Laura?" tanya Gino yang sudah berada dihadapan Laura.

Laura langsung menatap wajah Gino dan ia belum sadar kalau pria tersebut adalah Gino, "iya, ada apa ya. Kamu siapa?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Aku Gino, teman dari aplikasi dating itu. Kemarin kan kita sudah mengobrol panjang, masa kamu lupa sih," jawab Gino dengan jelas.

"Hah, kamu Gino. Masa sih," ucap yang tidak lain lagi ialah Nathalie dan ia bingung, karena Gino tidak sesuai ekspektasi yang ada di aplikasi dating tersebut.

"What, kamu Gino. Jangan bercanda deh, kamu bukan Gino kan. Jangan ngada-ngada kamu ya. Kamu siapa sebenarnya?" tanya Laura yang masih tidak percaya, karena Gino tidak sesuai di foto yang tertera di aplikasi dating tersebut.

Aplikasi dating tersebut menunjukkan foto Gino yang begitu tampan dan wajahnya begitu mulus, dengan pakaian yang begitu rapi. Tapi yang Laura lihat sekarang, adalah pria yang mengenakan pakaian biasa saja dan wajahnya begitu hitam dan giginya sedikit ke depan.

"Aku benar Gino. Kalau tidak percaya, aku akan menunjukkan obrolan kita kemarin di aplikasi dating. Nih," jawab Gino langsung menunjukkan bukti obrolannya dengan Laura.

Laura dan Nathalie yang melihatnya pun tercengang dan kaget, "astaga, aku dibohongi lagi," gumam Laura sambil mengerutkan keningnya.

"Apa yang kamu katakan Laura. Apa aku boleh duduk?" tanya Gino sambil menaikkan alisnya.

"Silahkan, silahkan. Dengan segala hormat kau boleh duduk," jawab Laura sambil senyum terpaksa.

Gino pun langsung duduk dan Nathalie masih sedikit kaget dengan apa yang ia lihat dihadapannya, "hei, kenapa kau begitu beda di foto. Apa kau mencoba membohongi sahabatku?" tanya Nathalie menggertaknya.

"Bukan seperti itu. Aku hanya ingin laku dan tidak mau jomblo lagi. Maka sebab itu, aku harus menipu orang dan ternyata aku sudah menemukan masa depanku, yaitu kamu Laura," jawab Gino langsung memegang kedua tangan Laura.

Sontak Laura menatap wajah Gino dan ia langsung menarik tangannya kembali, "apaan sih kau ini. Baru juga kenal, sudah memegang tangan saja. Dasar mesum," tegas Laura dan menatap wajah Gino dengan tatapan tajam.

"Heh, aku bilangin sekali lagi sama kau ya bodoh. Jangan berani-beraninya kau dekati sahabatku sembarangan. Seharusnya kau sadar diri, jangan membohongi begini dong. Bagaimana aku bisa menyerahkan sahabatku kepada dirimu, kalau kau saja suka menipu orang. Bagaimana kalau sahabatku pacaran denganmu nanti. Mungkin saja kau akan sering membohonginya. Lebih baik anggap saja pertemuan ini sebagai pertemuan teman saja. Kau paham itu kan," ujar Nathalie dengan sedikit tegas dan terus menatap wajah Gino.

"Nathalie, jangan memarahinya seperti itu. Dia juga punya hati," ucap Laura yang menenangkan Nathalie.

"Benar itu, maafkan aku karena aku sudah membohongi kalian, terutama kamu Laura. Maafkan aku, karena aku sudah membohongimu. Aku memang tidak cocok berpasangan denganmu. Maafkan aku," jawab Gino langsung meminta maaf kepada Laura dan ia pun menundukkan kepalanya berkali-kali.

"Eh, tidak apa-apa. Lain kali jangan lakukan hal seperti ini. Lebih baik kau tunjukkan saja wajah aslimu dan jangan membohongi banyak orang. Kau juga bisa tampan kok, kalau aku lihat-lihat nih, kau sedikit tampan. Hanya saja perubahan diwajah sedikit dan bagian pakaiannya saja. Dengan begitu, kau akan terlihat tampan dan akan banyak disukai banyak wanita di luaran sana yang lebih baik dari diriku," ujar Laura menyemangati Gino.

Sontak Gino tersentuh dan ia langsung menundukkan kepalanya, lalu meneteskan air matanya, "eh, kau kenapa Gino. Apa kau kelilipan?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan ia saling bertatapan dengan Nathalie.

Gino langsung menatap wajah Laura dan terlihat wajah Gino yang menangis, "kenapa kau menangis Gino. Apa aku ada salah kepadamu. Maafkan aku kalau begitu?" tanya Laura meminta maaf kepada Gino.

"Bukan begitu, kata-kata yang kau katakan barusan, sangat memotivasi diriku. Terima kasih banyak karena sudah membantuku kembali berdiri dari ketepurukanku. Aku akan merubah diriku menjadi yang lebih baik lagi dan aku tidak akan menggunakan foto palsu lagi. Aku berjanji," jawab Gino dengan tulus mengatakannya.

"Baguslah. Kalau begitu, lebih baik kau minumlah kopi di cafeku ini, dijamin akan menghilangkan kesedihanmu ini," ujar Laura sekalian mempromosikan cafenya.

"Hah, cafemu. Apa ini cafemu?" tanya Gino sambil menaikkan alisnya kembali dan melihat keseluruhan cafe milik Laura.

"Benarlah. Mana mungkin aku berbohong. Kalau kau tidak percaya, kau bisa bertanya ke sahabatku ini," jawab Laura sambil menunjuk Nathalie.

"Benar yang dijawab oleh Laura. Ini adalah cafenya dan masih banyak cabangnya lagi di Indonesia ini. Tentunya dengan rasa yang nikmat dan rasanya seperti berada di surga. Kau harus coba deh yang rasa strawberry. Karena di sini khas minuman strawberry nya," sahut Nathalie.

"Boleh deh, mbak," panggil Gino sambil mengusap air matanya.

Barista langsung datang menghampiri mereka, dan Gino pun memesan minuman yang paling enak di cafe Laura, "ouh ya, tolong kamu panggilkan Manisha, karena ada yang mau saya tanyakan kepadanya," perintah Laura kepada barista tersebut.

"Baik Bu Laura. Kalau begitu, saya permisi dulu," jawabnya langsung memanggilkan Manisha.

Setelah memanggilnya, Manisha langsung datang menghampiri Laura, "iya Bu Laura, ada yang bisa saya bantu?" tanya Manisha dengan sopan.

"Bagaimana dengan perkembangan cafe ini. Berikan berkas perkembangannya. Saya mau lihat keuangan yang sudah diperoleh dan dikeluarkan," jawab Laura serius.

Manisha langsung mengambil berkas yang diminta oleh Laura dan setelah mengambilnya, ia langsung menyerahkannya kepada Laura. Laura pun mengambilnya, lalu melihat berkas perkembangan dari cafe tersebut.

"Sangat bagus perkembangan bulan ini. Apa tidak ada masalah yang datang ke cafe ini?" tanya Laura langsung menatap wajah Manisha.

"Tidak Bu Laura. Semua baik-baik saja dan berjalan dengan baik. Keuntungan cafe malah meningkat drastis dari yang kita kira Bu Laura," jawab Manisha dengan jelas dan tidak lupa untuk tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu, kau kembalilah ke pekerjaanmu." Perintah Laura dan Manisha langsung kembali ke ruangannya.

Disisi lain, pesanan yang dipesan oleh Gino akhirnya datang dan barista wanita tersebut langsung meletakkannya di dekat Gino.

"Silahkan dicoba Gino. Semoga kau suka dengan kopi dari cafe kami," ujar Laura sambil tersenyum.

"Baiklah, aku akan mencobanya sekarang," ucap Gino langsung meminum minuman strawberry tersebut.

"Bagaimana rasanya?" tanya Laura dan Nathalie bersamaan.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang