"Hm, rasanya itu seperti, seperti"
"Seperti apa sih, jangan buat orang penasaran deh. Apa rasanya tidak enak?" tanya Nathalie yang penasaran.
"Rasanya itu enak banget, Nak. Baru kali ini Ayah mencoba makanan seenak ini" jawab Ayahnya sambil tersenyum dan kembali mengambil bolu yang sudah habis ia makan.
"Syukurlah. Nathalie kira tidak enak, habisnya si Laura ekspresinya beda. Ihh, nyebelin deh kau Laura" menggelitik Laura dan Laura pun tertawa karena geli.
"Hahahah, ampun bos. Ya deh, bolu ini memang enak. Aku hanya mencoba merasakan kenikmatan bolu ini. Gak usah marah juga kali, hahahah" tertawa Laura dan Ayah bersama Nathalie juga ikut tertawa.
"Ouh ya, kalau kalian sudah selesai makan bolunya, langsung ke meja makan ya, karena sarapannya sudah selesai" ucap Nathalie melambaikan tangannya dan langsung pergi dari tempat tersebut.
"Aman bos. Mari kita habiskan bolu nya Ayah" ujar Laura mengambil bolu lagi dan begitu juga dengan Ayahnya.
Selesai menghabiskan bolu merekapun bergegas ke meja makan untuk sarapan bersama. Sesampainya di meja makan, Laura dan Ayahnya pun duduk berdampingan, "hm, harum banget aromanya Bu. Jadi bikin laper deh" ujar Laura sambil memegang perutnya.
"Ayah juga begitu. Ayah jadi laper nih, pengen cepat-cepat makan jadinya. Oh ya Nak Nathalie, kamu duduk, Sayang. Kamu kan tamu di sini, seharusnya kamu santai di rumah ini. Tapi malah kamu yang bekerja keras" ucap Ayahnya.
"Ish, itu tidak masalah Ayah. Kan memang dari dulu Nathalie seperti ini. Masa Ayah tidak kenal sikap Nathalie sih. Nathalie kan memang anak yang rajin, hahahah" jawab Nathalie menyombongkan dirinya, sambil tertawa.
"Iya deh, si paling rajin"
"Sudah, sudah. Kalian jangan bertengkar gitu. Lebih baik kita makan bersama. Biar Ibu yang meletakkan nasi dan sayuran kalian, sini piring kalian" meminta Ibunya dan Laura duluan yang memberikan piringnya terlebih dahulu, saat Ayahnya hendak menyerahkan piringnya juga.
"Aku yang duluan Ayah. Siapa cepat dia dapat, wlee" ejek Laura sambil tertawa kembali.
"Iya deh, Ayah mengalah kepada Anak Ayah yang paling cantik ini" mengalah Ayahnya.
Setelah masing-masing sudah mendapatkan makanannya. Merekapun tidak lupa untuk membaca doa, lalu merekapun mulai menyantap sarapan tersebut.
Selesai sarapan bersama. Laura yang membersihkan piring-piring kotor tersebut, dan yang lainnya sedang santai duduk, "oh ya Nathalie. Bagaimana kabar Ayah dan Ibu kamu. Apa mereka baik-baik saja?" tanya Ibu Laura sambil tersenyum tipis.
"Ibu dan Ayah sangat baik Bu. Mereka bilang kalau mereka ada waktu, mereka akan mampir ke rumah kalian. Karena sudah lama juga kami tidak pernah mampir ke sini, karena Ayah dan Ibu sangat sibuk bekerja di luar negeri. Lain waktu, akan Nathalie ajak untuk datang ke mari" jawab Nathalie ikut tersenyum.
"Jangan lupa bawa oleh-oleh dari luar negeri ya Nathalie" ucap Laura sambil membilas piring yang ia cuci.
"Aman itu, Sayang. Nanti aku bawakin yang banyak untuk kalian. Hahahaha" sahut Nathalie sambil tertawa tipis.
Setelah berbincang-bincang bersama. Ayah Laura pun bergegas pergi ke perusahaan untuk bekerja dan Ibunya sedang melakukan pekerjaan rumah. Sedangkan Laura dan Nathalie melakukan aktivitas yang membuat mereka happy, yaitu menonton televisi.
"Hahahahah, lucu bet tuh kucing. Oh ya Nathalie, apa kau tidak bekerja?" tanya Laura sambil mengemil cemilan.
"Aku bekerja kok. Sebentar lagi aku pulang kok" jawab Nathalie yang ikut mengemil cemilan yang dipegang oleh Laura.
"Yaudah deh, sekalian pulang secepatnya. Hahahah, bersyanda, bersyanda" tertawa tidak jelas Laura dan Nathalie hanya biasa saja.
"Gak ada yang lucu. Tapi, aku sudah cukup bahagia melihatmu tidak menangis lagi. Syukurlah" mengelus rambut Laura dan Nathalie kembali tersenyum melihat Laura tidak sedih lagi.
Setelah beberapa menit. Nathalie pun pamit pulang kepada Laura dan Ibunya. Setelah berpamitan, Laura pun kembali duduk di atas sofa dan melamun sebentar, "lebih baik sekarang aku tidak perlu memikirkan pria lagi. Mending aku fokus sama karirku sekarang. Soal pria bisa datang sendiri dan aku tidak perlu mengejar pria lagi" ucap Laura yang sudah menyerah dengan cinta.
Tiba-tiba saja ada yang memegang pundaknya dari belakang. Sontak Laura kaget, "eh copot, eh copot" berbalik badan dan ternyata Ibunya yang sedang memegang sapu.
"Ibu, mengagetkanku saja. Kenapa diam saja sih Bu, bikin kaget saja" ucap Laura sambil memegang jantungnya.
"Maafkan Ibu, Nak. Tadi ibu lihat kamu melamun saja. Apa terjadi sesuatu dengan kamu. Coba cerita sama Ibu" ujar Ibunya langsung duduk disamping Laura dan Ibunya pun menatap dirinya.
"Tidak ada apa-apa Bu. Laura sedang kelelahan sedikit saja. Lebih baik Ibu lanjutkan pekerjaan Ibu saja. Laura baik-baik saja kok" jawab Laura sambil tersenyum.
"Baiklah. Kalau begitu, Ibu lanjutkan pekerjaan Ibu dulu ya. Kalau ada apa-apa langsung panggil Ibu saja, Sayang. Dah" mencium kening Laura dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Maafkan aku ya Bu, karena Laura harus berbohong kepada Ibu. Laura tidak ingin membuat Ibu banyak pikiran dan akan menyebabkan Ibu jadi pusing karena memikirkan Laura. Maafkan Laura Bu" ucap batin Laura.
"Lebih baik aku masuk kamar deh untuk mandi dan setelah itu, aku harus memulai bekerja lewat online" ujarnya langsung naik ke lantai 2 dan masuk ke dalam kamarnya.
Setelah mandi beberapa menit dan sudah mengenakan pakaian rumah. Laura pun langsung duduk di atas kursi dan membuka laptopnya, "aku mau mengecek keuangan di Cafe Strawberry. Karena cafeku yang terbakar itu tidak bisa dikelola karena masih dalam tahap pembangunan. Jadi yang viral sekarang adalah Cafe Strawberry" ucap Laura sedikit tenang dengan keuangannya yang semakin meningkat.
Saat Laura sedang fokus mengecek keuangan cafenya. Tiba-tiba ada sebuah notifikasi diponselnya. Sontak Laura mengambil ponselnya yang ada didekatnya, lalu melihat notifikasi apa yang masuk.
Saat Laura melihatnya, ternyata notifikasi tersebut adalah notifikasi dari restoran langganannya, yang mengadakan diskon besar-besaran, "wah, beli dua gratis dua. Wajib beli sih ini. Nanti siang aku beli deh, keburu banyak yang ngantri nanti" ujar Laura mematikan ponselnya dan kembali fokus mengecek keuangan cafenya.
"Omong-omong, tumben banget restoran enak itu mengadakan diskon. Lagi kesambet apa tuh bosnya. Tapi alhamdulilah deh, karena ada diskon. Dengan begitu, aku bisa beli makan siang banyak, heheheheh" memegang perutnya kembali.
Siang pun tiba. Di mana Laura sudah bersiap-siap untuk membeli makanan di restoran langganannya dan Laura sudah mengenakan pakaian rapi. Laura pun langsung keluar dari kamarnya dan bergegas pergi menuju restoran tersebut.
"Semoga gak antri terlalu panjang deh. Aminn" berdoa Laura dan langsung masuk ke dalam mobilnya, lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romansa"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...