Episode 7: Kebakaran

29 11 3
                                        

Selesai sarapan, Laura berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk berangkat ke cafe. Saat keluar rumah, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari Nathalie.

"Halo Nathalie, ada apa menghubungiku sepagi ini?" tanya Laura sambil masuk ke dalam mobilnya.

"Ini, ada berita buruk untukmu. Kau datanglah ke cafe, karena kami sudah berada di cafe bersama semua barista," jawab Nathalie dengan nada cemas.

"Baiklah, aku akan ke sana secepatnya," ujar Laura langsung mematikan telepon tersebut dan menjalankan mobilnya menuju cafenya yang ada di tanah abang.

Sesampainya di cafe setelah beberapa menit. Laura langsung keluar dari mobilnya dan Laura terkejut dengan apa yang ia lihat dihadapannya. Cafenya hangus terbakar dan sudah ada beberapa polisi yang hadir di tempat tersebut.

Laura langsung menghampiri Nathalie yang melihat polisi mengevakuasi cafenya, "Nathalie, apa yang terjadi dengan cafeku ini?" tanya Laura dengan ekspresi bingung.

Nathalie pun langsung menatap wajah Laura, "kata orang sekitar, cafemu sudah terbakar pada jam 05.00 tadi dan untung saja ada warga yang langsung menghubungi pemadam kebakaran. Jadinya cafe mu sudah dievakuasi. Tadi aku juga sudah menghubungi polisi dan mereka sudah datang untuk mengecek akibat kebakaran dari cafe ini," jawab Nathalie dengan jelas.

"Kenapa masalah terus datang kepadaku ya. Astaga," ujar Laura menghela napas panjang, sambil mengerutkan keningnya.

"Kau tidak boleh mengeluh sayang. Ini semua sudah takdir Tuhan. Semua pasti diberikan cobaan dari Tuhannya, untuk hambanya," ucap Nathalie menenangkan Laura, sambil mengelus punggung Laura dengan lembut.

"Terima kasih banyak Nathalie. Kau memang sahabatku yang paling terbaik," ujar Laura tersenyum tipis.

Laura melihat polisi yang menghampirinya, "bagaimana pak. Apa bapak sudah menemukan dalang dari kebakaran ini pak?" tanya Laura kepada polisi tersebut.

"Jadi begini, tidak ada sama sekali tanda-tanda kabel putus ataupun barang dari dalam cafe tersebut. 100% kebakaran ini disebabkan oleh seseorang yang sengaja membakar cafe ini," jawab polisi tersebut dengan jelas.

"Hah, jadi ada orang yang sengaja membakar cafeku. Astaga," ujar Laura sambil mengerutkan keningnya kembali.

"Kok bisa ya pak. Apa pelakunya bisa ditemukan pak, kan kita tidak tahu siapa pelakunya pak?" tanya Nathalie.

"Tentu saja bisa. Kami akan menyelidiki kasus ini dan setelah kamu mendapatkan pelakunya, kami akan langsung menghubungi anda. Oh ya, apa kami dari pihak kepolisian boleh meminta nomor teleponnya, agar kami mudah menghubungi anda untuk memberitahu kasus ini." Ujar polisi tersebut kepada Laura.

"Ouh, boleh pak. Ini pak nomor saya," jawab Laura langsung memberikan nomor ponselnya kepada pihak kepolisian.

"Terima kasih banyak karena sudah memberikan nomor anda kepada kami. Nanti kami akan langsung menghubungi anda soal kasus kebakaran ini. Kalau begitu, kami permisi dulu, karena kami akan mencari tahu soal kasus ini," ujar pihak polisi tersebut.

"Baik pak, terima kasih juga pak," ucap Laura tersenyum tipis dan polisi tersebut langsung melanjutkan penyelidikan kembali.

Semua baristanya menghampiri Laura, "sabar ya Bu Laura. Ini semua cobaan bagi Bu Laura," ujar semua anak buahnya.

"Terima kasih. Oh ya, sementara ini kalian saya liburkan dulu ya. Soal uangnya nanti saya akan transfer ke rekening kalian masing-masing," jawab Laura dengan ekspresi sedih.

"Baik Bu Laura. Jika kami tidak diberikan uang juga gapapa kok Bu. Kami akan setia bekerja di tempat Bu Laura. Benar kan gays," ujar barista wanita tersebut.

"Benar itu Bu Laura. kami akan selalu bekerja di tempat Bu Laura. Jadi Bu Laura jangan sedih lagi ya," jawab barista yang lainnya.

"Terima kasih banyak karena kalian masih mendukung saya dan masih mau bertahan. Kalau begitu, kalian bisa kembali ke rumah kalian dan saya akan tetap mengirimkan uang untuk kalian, sebagai tanda permintaan maaf saya kepada kalian. Terima kasih sekali lagi," ujar Laura kembali tersenyum tipis dan semuanya baristanya langsung pulang ke rumahnya masing-masing, atas perintah dari Laura.

"Oh ya Laura, mending kita ke Cafe Strawberry saja. Kita minum kopi di sana. Soal cafe mu ini, kita serahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Jadi kau tidak perlu memikirkannya, bagaimana sayang." Ucap Nathalie sambil menatap wajah Laura.

"Baiklah, yuk" sahut Laura dan mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil Laura sendiri.

Di perjalanan, "omong-omong, bagaimana dengan pria yang kemarin kau temukan di aplikasi dating?" tanya Nathalie.

"Ya begitulah, kami sedikit dekat dan dia mengajakku untuk bertemu. Oh ya, aku harus menghubunginya, soalnya kemarin aku mengatakan kalau kami akan bertemu di tanah abang. Oh ya, apa kau tidak bekerja, kenapa akhir-akhir ini kau jadi sering ke cafeku?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Aku lagi libur beberapa hari. Bosku yang memberikannya, katanya ini khusus libur untukku, karena aku sudah banyak bekerja keras untuk rapat kemarin itu. Perusahaannya menjadi sukses dan aku jadi diberikan libur deh. Maka sebab itu aku jadi bisa datang ke cafe mu terus," jawab Nathalie kembali tersenyum.

Setelah itu, Laura mengambil ponselnya untuk menghubungi Gino, "kau mau menghubungi Gino?" tanya Nathalie kembali, sambil menaikkan alisnya.

"Iya nih, tolong pegangkan ponselnya di telingaku," jawab Laura langsung menghubungi Gino dan telepon tersebut langsung tersambung.

"Halo Gino, kau ada di mana?" tanya Laura sambil menyetir dengan fokus.

"Aku lagi di rumah, sebentar lagi akan berangkat. Ada apa memangnya Laura," jawab Gino sekaligus bertanya.

"Jadi begini, cafeku yang berada di Jalan Tanah Abang sedang mengalami musibah kebakaran. Maka sebab itu, kau datang ke Cafe Strawberry yang ada di Jalan Green Ville Jakarta. Kamu tahu kan," jawab Laura sambil tersenyum tipis kembali.

"Baiklah, aku akan langsung ke sana sekarang. Kalau begitu, kau hati-hatilah di jalan dan sampai jumpa nanti," ujar Gino langsung mematikan telepon tersebut dan Laura langsung menyuruh Nathalie untuk memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.

Sesampainya di Cafe Strawberry. Mereka berdua langsung turun dari mobil bersamaan dan masuk ke dalam cafe tersebut.

Sontak semua barista langsung menatap ke arah Laura dan Nathalie. Mereka semua bergegas memberi salam kepada Laura, "pagi Bu Laura," ucap mereka semua secara bersamaan.

"Pagi juga. Tolong buatkan saya kopi cappucino nya 1," pesan Laura dan ia langsung duduk di kursi yang tersedia.

"Aku kopi americano nya 1 dan jangan lupa cemilannya," pesan Nathalie juga dan ia langsung menyusul Laura.

"Apa tidak ada yang salah dengan wajahku Nathalie?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

"Tidak ada sayang. Kau selalu cantik dimataku dan akan cantik di mata orang yang melihatmu. Semoga saja pria kali ini tidak mengecewakan lagi, agar sahabatku ini tidak sedih," jawab Nathalie sambil mengelus kedua tangan Laura.

Setelah menunggu beberapa menit dan kopi mereka juga sudah datang dari tadi, Gino juga belum datang, "kenapa dia lama banget ya datangnya?" bertanya-tanya Laura, sambil meminum kopinya.

"Tunggu saja deh, nanti dia juga datang. Mungkin saja di jalan lagi macet," ujar Nathalie berpikir positif.

Saat mereka sedang menunggu Gino. Ternyata ada seorang pria masuk ke dalam cafe

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang