Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Laura sampai di tempat tersebut, yang di mana tempat tersebut adalah restoran mahal yang terkenal di Jakarta. Laura pun langsung keluar dari mobilnya dengan elegan dan saat Laura keluar dari mobilnya semua orang menatap ke arah Laura yang begitu cantik dan Laura pun mengibaskan rambutnya yang sedikit menghalangi rambutnya.
"Wah, bukannya dia wanita sukses yang memiliki banyak cabang cafe itu ya. Ternyata dia lebih cantik dari sosial media" puji pelanggan yang ada di restoran tersebut menatap Laura dari kejauhan.
Laura pun langsung masuk ke dalam restoran tersebut dan mencari keberadaan Candra. Candra pun melambaikan tangannya kepada Laura, karena ia melihat Laura dari kejauhan. Laura pun langsung menghampiri Candra yang duduk diujung.
"Maaf membuatmu menunggu lama ya Candra. Tadi ada sedikit urusan di rumah" ucap Laura tersenyum dan langsung duduk dihadapan Candra.
"Gapapa Laura. Aku juga baru sampai kok" jawab Candra ikut tersenyum dan merekapun saling bertatapan.
"Pesanlah makanan dan minuman dulu, biar aku yang mentraktir kamu" ucap Candra memberikan menu kepada Laura.
Laura pun mengambilnya dan melihat makanan dan minuman yang ada di restoran tersebut.
"Omong-omong, kenapa mengajakku ke restoran ini?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan masih melihat menu yang ada.
"Nanti saja kita bicarakan. Lebih baik, sekarang kita nikmati makan malam ini dulu" jawab Candra kembali tersenyum dan Laura mengikuti ucapan Candra.
Laura dan Candra langsung memesan makanan dan minuman kepada pelayan di restoran tersebut. Setelah memesan makanan dan minuman, merekapun mulai mengobrol.
"Oh ya, aku dengar-dengar kamu akan membuka cafe yang ada di Inggris ya. Aku lihat di sosial media soalnya?" tanya Candra.
"Benar itu. Insyaallah cafenya akan buka bulan depan. Tapi gak tahu juga sih, lihat kabar dari manager saya saja nanti" jawab Laura.
"Kamu benar-benar wanita yang pekerja keras dan baik. Pasti banyak pria yang mendekatimu" ucap Candra kembali tersenyum.
"Hahahah, kau ada-ada saja deh. Memang ada sih, tapi banyaknya kalangan dari mereka, bukanlah tipe idealku. Kaulah yang memasuki tipe idealku, heheheh. Bercanda" jawab Laura tertawa tipis.
"Hahahah, kamu wanita yang lucu juga. Bagaimana bisa kamu tidak memiliki pacar, padahal kamu secantik ini. Apa kamu memang tidak ingin berpacaran?" tanya Candra kembali, sambil menaikkan alisnya.
"Aku memang ingin deh berpacaran. Namun, aku terus disakiti oleh orang yang mulai aku sukai. Jadi aku sedikit trauma dengan pacaran. Tapi, kalau ada yang mengajak pacaran sih, aku mau saja, coba-coba" jawab Laura sambil tertawa tipis.
Makanan dan minuman mereka pun datang. Pelayan pun langsung meletakannya di atas meja, "ini pesanan anda tuan, nona"
"Terima kasih banyak mbak" ucap bersamaan Laura dan Candra.
"Kalau begitu, saya permisi" menundukkan kepalanya dan kembali ke dapur.
"Makanlah makanannya dulu, baru kita kembali mengobrol lagi" ucap Candra dan merekapun mulai menyantap makanan mereka berdua.
Laura pun menyantap makanan tersebut dan Candra melirik Laura. Ia melihat ada sedikit nasi yang lengket dibibir Laura, "Laura" panggil Candra dan Laura langsung menatap wajah Candra, sambil mengunyah makanannya.
"Hm, ada apa?" tanya Laura kembali menaikkan alisnya.
Candra pun membersihkan nasi yang menempel dipinggir bibir Laura. Laura kaget, dan menatap wajah Candra yang fokus membersihkan bibirnya yang berantakan karena nasi, "ada nasi yang menempel dipinggir bibir kamu" ucap Candra tersenyum, dan kembali menyantap makanannya.
"Eh, makasih banyak ya" ujar Laura ikut tersenyum dan mereka kembali menyantap makanan masing-masing.
"Jantungku berdetak dengan kencang. Sepertinya Candra benar-benar pria yang baik. Dia begitu perhatian kepadaku," ucap batin Laura tersenyum kembali, sambil mengunyah makanannya.
Selesai makan malam, merekapun membersihkan bibir mereka masing-masing. Setelah itu, Laura dan Candra kembali bertatapan, "katakan apa yang ingin kamu katakan" ucap Laura.
Candra pun bersuil dan muncullah dua orang pemain biola. Dua pemain tersebut langsung memainkan musik yang begitu romantis.
Laura dan Candra pun melihat dua pemain biola tersebut. Saat Laura sedang fokus mendengarkan musik tersebut, Candra mengeluarkan sebuah cincin kecil dan ia pun bertekuk lutut dihadapan Laura.
Sontak Laura menatap wajah Candra dan mereka saling bertatapan, "apa yang kau lakukan Candra?" tanya Laura yang bingung dengan yang dilakukan Candra dan Laura pun langsung berdiri.
"Aku menyukaimu. Apakah kamu mau menjadi pacarku" jawab Candra menunjukkan cincin tersebut dihadapan Laura.
"Hah, apa ini beneran. Apa aku tidak mimpi?" tanya Laura yang masih tidak menyangka, kalau ia akan ditembak oleh Candra.
"Ini tidak mimpi, ini benar-benar kenyataan. Apakah kamu bersedia menjadi pacarku?" jawab Candra sekaligus bertanya.
Semua pelanggan melihat keromantisan Candra menembak Laura dihadapan semua orang, "terima, terima, terima" ucap semua orang yang ada di restoran tersebut sambil bertepuk tangan.
"Aku mau" jawab Laura sambil tersenyum bahagia dan Candra pun langsung memasangkan cincin ke jari manis Laura dan merekapun saling berpelukan.
"Berarti sekarang pacaran kan?" tanya Candra melepaskan pelukan tersebut dan mereka saling bertatapan kembali.
Laura pun menganggukkan kepalanya dan mereka saling tertawa bahagia. Semua orang yang ada di restoran tersebut bertepuk tangan dengan meriah dan mereka berbahagia bersama di restoran tersebut.
Setelah beberapa jam di restoran. Laura pun akhirnya pulang dan sudah sampai di rumahnya. Laura langsung masuk ke dalam rumah, dengan ekspresi yang begitu bahagia, dan terus tersenyum sampai masuk ke dalam kamarnya.
Saat Laura masuk ke dalam rumah, tidak ada siapapun. Seperti biasanya, Ayah dan Ibunya sudah tidur duluan, karena jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wib. Laura pun langsung berbaring di atas tempat tidur, sambil menatap ke atas.
"Rasanya aku seperti mimpi. Akhirnya aku memiliki seorang pacar dan dia adalah Candra. Apa dia jodohku selama ini yang aku cari-cari. Kenapa baru ini kami dipertemukan, kenapa tidak dari dulu saja. Dia benar-benar pria yang baik dan lembut terhadap wanita. Tidak salah lagi, dia pasti jodohku yang kucari selama ini" ucap Laura terus tersenyum dan pipinya memerah.
Keesokan paginya, di mana Laura baru bangun dan ternyata ia ketiduran, setelah membayangkan Candra kemarin malam.
"Astaga, aku tertidur. Ini semua karena aku begitu bahagia deh. Mending aku langsung mandi aja deh" ucap Laura sambil berdiri dan saat ia hendak masuk ke kamar mandi, tiba-tiba saja ada sebuah panggilan masuk dari ponselnya.
Laura pun langsung mengambil ponselnya dan ternyata itu adalah panggilan dari seseorang, "halo, siapa ya?" tanya Laura kembali duduk di atas tempat tidurnya.
"Apa kabar anda Bu Laura?" tanya seseorang tersebut.
"Saya baik-baik saja. Memangnya anda siapa ya, sampai menanyakan kabar saya?" jawab Laura sekaligus bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Romance"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...