Episode 50: Main Air

8 3 1
                                    

"Omong-omong, di mana pacar kamu?" tanya Ibu Nathalie sambil menaikkan alisnya.

"Astaga Ibu, bukannya sudah Laura katakan, Laura sudah putus dengannya. Apa Laura pernah cerita soal pacar Laura kah?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Kamu mana pernah menceritakan soal pacar kamu itu, makanya Ibu bertanya" jawab Ibunya sambil mengelus tangan Laura.

"Oh ya, kan aku ceritanya ke Ayah, bukan ke Ibu. Aku lupa cerita ke Ibu, karena aku sudah melupakannya. Tapi Ibu malah mengingatkanku lagi, ya Allah, ya Allah" ucap batin Laura sambil menghela napas panjang.

"Kalau kamu gak mau cerita juga gapapa deh, Sayang. Ibu tahu perasaan kamu kayak gimana. Kalau begitu, mending kamu bantu Ibu beresin piring ini. Karena Nathalie juga baru pulang, dia kan lelah juga, karena bantu kita" ucap Ibunya yang mengerti perasaan Laura dan langsung mengambil piring kotor yang ada di depannya.

"Ibu sangat pengertian dengan perasaanku. Nanti aku akan menceritakannya deh, sepertinya Ibu pengen tahu, tapi tidak ingin memaksa diriku" ucap batin Laura tersenyum tipis, dan langsung membantu Ibunya.

Setelah merapikan semuanya. Ibu, Ayah dan Laura sedang duduk santai di ruang tamu, di atas sofa, sambil mengemil cemilan yang ada, "lelah banget hari ini, tapi Laura bahagia, karena bisa bertemu dengan anak-anak yang penuh dengan kebahagiaan, karena bisa berada di sini. Laura sangat happy jadinya, melihat senyuman mereka yang begitu bahagia" ujar Laura sambil mengemil cemilannya.

"Benar kamu, Nak. Ibu juga ikut bahagia melihat mereka bahagia. Apalagi kamu, Sayang, Ibu tidak mau kalau kamu sampai sedih, karena Ibu mau, kamu terus tersenyum dan bahagia di kehidupan kamu ini, Nak" mengelus rambut Laura dan Ayahnya ikut tersenyum kepada mereka berdua.

"Tentu saja Laura akan terus bahagia Bu, karena Laura masih mempunyai Ibu dan Ayah yang sangat menyayangi Laura dengan sepenuh hati. Laura benar-benar bahagia hidup di dunia ini" ucap Laura meletakkan kepalanya di bahu Ibunya.

"Oh ya Bu, tadi Ibu menanyakan soal pacar Laura kan Bu. Kalau begitu, Laura akan menceritakannya, karena Laura ingin menceritakannya kepada Ibu"

"Kalau kamu sudah bisa menceritakannya, ceritakan saja, Nak. Tapi, kalau kamu belum bisa menceritakannya, mending kamu gak usah cerita. Gapapa kok, Nak" ucap Ibunya.

"Ceritakan saja, Nak. Daripada kamu memendamnya, itu akan lebih membuat hati kamu sakit, Sayang" sahut Ayahnya kepada Laura.

"Baiklah, Laura akan menceritakannya" jawab Laura sambil tersenyum tipis.

"Sebenarnya, Laura dan pacar Laura sudah putus Bu, karena suatu masalah" jawab Laura menundukkan kepalanya.

"Masalah apa itu, Nak?" tanya Ibunya sambil menaikkan alisnya.

Keesokan paginya, di mana Laura baru bangun, karena mendengar ada suara memotong rumput di halaman rumah. Laura pun membuka matanya perlahan-lahan, dan menuju jendela, lalu membuka gorden jendelanya.

"Eh, tumben banget Ayah sudah ada di halaman rumah dan memotong rumput. Bantuin akh" ucap Laura langsung keluar kamar dan menuju halaman rumah.

Saat keluar rumah dan menuju halaman rumah. Ternyata Ibunya juga sedang menyemprot bunga yang sedang bermekaran, "widih, rajin banget gays. Mau ada apa nih, tumben banget?" ucap Laura langsung duduk dikursi halaman rumah.

"Sudah lama Ibu dan Ayah kamu tidak bersih-bersih halaman rumah. Jadi, mumpung hari minggu, kan enaknya bersih-bersih, daripada main ponsel aja di dalam rumah kan" jawab Ibunya sambil menaikkan alisnya.

"Apa Ayah hari minggu tidak bekerja. Biasanya kan Ayah tidak ada hari libur?" tanya Laura sambil meminum kopi hangat yang ada di atas meja.

"Kan Ayah pemilik perusahaannya. Jadi terserah Ayah dong" jawab Ayahnya sedikit sombong.

"Ih, Ayah sombong nih. Iya deh, si paling pemilik perusahaan. Hahahah" tertawa Laura, sambil mengemil cemilan yang ada di sampingnya juga, tepat di atas meja tersebut.

"Gapapa sombong dikit, yang penting sombongnya gak kebanyakan, biar gak dosa. Hahahah" ikut tertawa Ayahnya juga dan Ibunya pun ikut tertawa juga, melihat kelucuan mereka berdua.

"Kalau begitu Laura bisa bantu apa nih, biar Laura bantuin?" tanya Laura kembali.

"Kamu bantuin cabutin rumput yang ada disamping Ayah ini, atau kamu mau menyiram bunga, menggantikan Ibu kamu" jawab Ayahnya sambil memotong rumput, dengan pemotong rumput.

"Laura bantu siram bunga aja deh. Sini Bu, biar Laura aja, sekalian mandi-mandian, kan enak, hahahah, mumpung belum mandi" ucap Laura mengambil selang yang ada ditangan Ibunya, dan langsung menyiram bunga yang belum terkena air tersebut.

"Heheheh, aku punya ide bagus nih, untuk menjahili Ayah dan Ibu" ucap batin Laura memiliki ide jahat kepada Ibu dan Ayahnya.

"Sebelum itu siram bunga dulu, biar bunganya cepat mekar dan indah, seperti diriku ini. Sya la, la la la" nyanyi Laura dengan bahagia dan tiba-tiba saja ia menyemprotkan air tersebut kepada Ayah dan Ibunya yang sedang memotong rumput.

Sontak Ayah dan Ibunya kaget, "arghhhh" teriak Ibunya karena kaget.

"Laura" serentak Ayah dan Ibunya langsung menatap wajahnya dengan kesal.

"Selamat mandi pagi Ibu dan Ayah. Kalian belum mandi kan, kalau begitu mandi dulu, hahahahah. Enak bukan" ucap Laura dengan bahagia, dan terus menyemprotkan air tersebut kepada Ayah dan Ibunya.

Ayahnya pun langsung mengambil selang air lainnya, dan menyalakannya. Setelah menyalakannya, Ayahnya langsung mengarahkan selang tersebut ke ayah Laura, dan Laura pun basah kuyup, "kamu juga harus kena air, hahahahah" tertawa puas Ayahnya, melihat Laura basah.

"Hahahahah, semprot lagi Ayah, biar Laura nya kalah" teriak Ibunya dengan bahagia, sambil bertepuk tangan.

Merekapun adu air dengan selang air yang mereka pegang dan mereka bertiga basah kuyup bersama dan sekitarnya juga ikut basah. Akhirnya merekapun selesai merapikan halaman rumah dan Laura sudah berada di kamarnya, untuk langsung mandi, karena badannya sudah habis basah kuyup, akibat bermain air dengan Ayah dan Ibunya.

Setelah beberapa menit, Laura pun selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian rapi untuk pergi ke cafe. Laura pun langsung keluar kamar, dan turun menuju meja makan untuk sarapan.

"Apa butuh bantuan Bu?" tanya Laura menghampiri Ibunya yang sedang memasak.

"Tidak perlu, Sayang. Ibu sudah hampir selesai kok, mending kamu duduk aja, atau panggilkan Ayah kamu yang ada di ruang kerja, untuk sarapan bersama" jawab Ibunya.

"Biarin aja deh Bu, Ayah kan sudah besar, bisa datang sendiri nanti dianya" ucap Laura sambil tersenyum tipis dan langsung duduk dikursi biasanya.

"Oh ya Bu, apa hari ini Ibu bekerja?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

"Tidak, Sayang. Ibu mau istirahat dulu, karena Ibu lelah saja. Hari ini Ibu mau istirahat dulu di rumah, Nak" jawab Ibunya dengan santai.

"Yaudah deh Bu, Ibu juga harus jaga diri Ibu, karena Ibu kan bukan muda lagi, jadi Ibu harus banyak istirahat"

"Tapi Ibu masih muda ya. Kan Ibu masih cantik, heheheh" tidak terima dirinya dikatakan tua.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang