Episode 34: Tidak Datang

13 6 1
                                    

Setelah semuanya sudah beres. Laura pun langsung keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Saat di bawah, ternyata Ayah dan Ibunya sudah berdiri di depan pintu rumah, untuk menunggunya.

Laura pun menghampiri Ayah dan Ibunya, dengan berdiri dihadapan mereka, "kenapa berdiri di depan pintu?" tanya Laura yang heran.

"Kamu mau makan malam dengan pacar mu kan?" tanya Ibunya kembali, dengan pertanyaan yang sama beberapa menit yang lalu.

"Iya Ibu. Kenapa memangnya, apa ada masalah?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Ouh, apa ini pakaian yang akan kamu kenakan untuk bertemu dengan pacarmu itu?" tanya Ibunya kembali, sambil melipat kedua tangannya.

"Iya. Kenapa sih memangnya, Laura jadi bingung dengan Ayah dan Ibu nih?" jawab Laura kembali, dan kembalo bertanya, karena ia benar-benar bingung.

"Kalau begitu, hati-hatilah dan cepatlah pulang. Kamu benar-benar cantik hari ini" jawab Ibunya langsung tersenyum, setelah datar saat Laura menghampiri mereka berdua.

"Astaga, membuat jantungan saja deh, Laura kira kenapa. Kalau begitu, Laura pergi dulu ya, "assalamualaikum".

"Waalaikumsalam" menyalam tangan Ayah dan Ibunya, lalu ia langsung keluar dari rumah tersebut.

Setelah di luar, Laura pun bergegas masuk ke dalam mobilnya, dan menjalankan mobilnya.

Kembali ke Ayah dan Ibunya yang langsung duduk disofa kembali, dan saling bertatapan, "semoga pacar Laura benar-benar pria yang baik ya Mas, karena Laura belum pernah merasakan pacaran. Semoga saja dia pria yang menyayangi Laura dengan sepenuh hati" ucap Ibunya.

"Benar itu sayang. Jangan sampai Laura anak kita meneteskan air matanya, hanya karena pria yang tidak menyayanginya. Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi kepada anak kita" tutur Ayahnya sambil mengelus bahu istrinya.

Disisi lain, Laura pun sampai di restoran tersebut dan ia langsung keluar dari mobil tersebut dan bergegas masuk ke dalam restoran tersebut, karena tidak mau membuat Candra menunggunya.

Saat Laura masuk ke dalam, Laura tidak ada melihat ada Candra di dalam restoran tersebut, "di mana Candra. Kenapa dia tidak ada di sini. Apa dia masih di jalan, lebih baik aku hubungi dia dulu deh" mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Candra.

Saat menghubungi Candra, panggilan tidak dijawab, "kenapa tidak dijawabnya. Apa dia masih di jalan. Tapi, biasanya kalau dia di jalan kan masih punya waktu untuk mengangkat teleponku. Apa lebih baik aku tunggu saja dia, yaudah deh, aku tunggu aja deh, mana tahu lagi macet di jalan dianya" langsung duduk dikursi dan menunggu Candra.

"Selagi menunggu Candra, lebih baik aku pesan minuman dulu deh. Mbak" panggil Laura kepada pelayan dan pelayan pun langsung datang menghampirinya, lalu Laura segera memesan minuman yang ia inginkan.

"Mohon ditunggu minumannya kak" menundukkan kepalanya dan kembali ke dapur.

"Kenapa Candra lama banget ya. Apa di jalan benar-benar macet. Tapi tadi aku gak ada macet deh, kenapa dia bisa macet?" bertanya-tanya.

1 Jam pun berlalu, di mana Laura sudah menghabiskan minumannya dan Candra tak kunjung datang menemuinya, "kenapa Candra gak datang juga. Gak mungkin macetnya selama ini. Dia pasti ada kesibukan, sampai tidak bisa menjawab teleponku dan tidak datang menemuiku. Aku harus menghubunginya kembali" mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Candra kembali.

Hal yang sama terjadi seperti yang pertama. Candra tidak menjawab panggilan dari Laura dan Laura terus menghubungi Candra hingga kali. Namun, Laura tidak mendapatkan jawaban, karena Candra tidak menjawab panggilannya, "apa dia sebegitunya sibuk ya, sampai tidak bisa menyempatkan dirinya untuk menjawab panggilan dari pacarnya ini. Astaga Candra" mengerutkan keningnya, dan rasa khawatir muncul dibenaknya.

"Apa aku harus menunggunya lagi. Yaudah deh, aku tunggu beberapa menit lagi. Kalau dia benar-benar tidak datang, lebih aku langsung pulang saja" ucap Laura menunggu beberapa menit lagi.

Jam 23.00 WIB pun tiba, di mana Candra tak kunjung datang dan Laura jadi hampir tertidur, "ini sudah jam berapa" melihat ponselnya dan jam benar-benar menunjukkan 23.00 malam.

"Dia benar-benar keterlaluan. Dia tidak datang, lebih baik aku pulang saja" ujar Laura yang sudah kesal dan langsung membayar minuman yang ia minum.

Setelah itu, Laura pun bergegas keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang begitu kesal karena dibohongi dan tidak diberi kabar apapun.

Sepanjang perjalanan, Laura terus memasang wajah cemberut, "menyebalkan. Kenapa dia membohongiku, kalau dia cepat datang. Nyatanya, dia sama sekali tidak datang ke restoran. Kalau jadinya seperti ini, lebih baik aku tidur saja di rumah ataupun melakukan hal yang berguna. Menyebalkan" begitu kesal, sambil mengerutkan keningnya.

Sesampainya di rumah, Laura turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, "assalamualaikum" ucapnya dan di dalam rumah, ternyata sudah tidak ada orang, lalu Laura pun bergegas masuk ke dalam kamarnya.

"Aku tidak mau bertemu dengannya. Aku lagi kesal dengannya, menyebalkan" kesal Laura sambil berbaring di atas tempat tidur dan menatap ke atas.

Saat Laura sedang kesal. Tiba-tiba saja ada sebuah panggilan masuk. Sontak Laura mengambilnya dari tasnya, dan melihat. Ternyata yang menghubunginya adalah Candra.

"Eh, kenapa dia menghubungiku. Sudah pulang begini, baru dia hubungi aku. Aku lagi badmood untuk berbicara dengannya" menolak panggilan tersebut dan meletakkannya di atas meja yang berada disampingnya.

"Lebih baik aku istirahat aja deh. Aku tidak boleh memikirkannya, karena aku lagi kesal dengannya" memeluk bantal gulingnya dan menutup kedua matanya.

Saat Laura hampir tertidur. Tiba-tiba saja ada sebuah suara yang terdengar dari luar kamarnya. Suara tersebut membuat Laura tidak bisa fokus tidur dan ia pun langsung membuka matanya kembali, lalu duduk dengan mengusap kedua matanya.

"Suara apa sih itu. Seperti ada yang menggaruk-garuk sofa suaranya. Apa ya, lebih baik aku lihat deh. Nanti maling lagi" ujar Laura mengecek siapa yang ada di bawah dengan mengendap-endap.

Laura pun keluar dari kamarnya dan turun tangga dengan pelan-pelan, "siapa yang di bawah itu?" tanya Laura dengan nada cukup keras.

"Hei, kenapa diam saja. Siapa yang di bawah itu!" gertak Laura.

Saat Laura sudah turun tangga dan menghampiri sofa tersebut. Sontak Laura kaget, "arghhh" teriak Laura sambil menutup kedua matanya.

"Apa itu tadi?" bertanya-tanya Laura dan sedikit membuka matanya perlahan-lahan.

"Eh, Miko" kaget Laura.

"Ini beneran kamu, Sayang" menghampirinya dan langsung memeluk Miko.

"Sudah lama banget kita gak bertemu. Akhirnya kamu sembuh juga, Sayang. Aku benar-benar merindukan kamu tahu. Kamu makin tampan saja ya" begitu bahagia terlukis diwajah Laura dan ia terus memeluk Miko yang tidak lain lagi ialah

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang