Saat sedang merias dirinya, tiba-tiba saja ponselnya berdering, dan Laura pun mengambil ponselnya yang ada di mejanya.
"Eh, ada apa Nathalie menghubungiku" langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, ada apa menghubungiku pagi-pagi begini?" tanya Laura memperkeras suara tersebut, dan meletakannya di atas mejanya, lalu kembali merias dirinya.
"Kau sedang apa. Apa kau sibuk?" tanya balik Nathalie.
"Aku lagi makai riasan, dan hari ini aku sibuk banget, karena cafe akan buka. Apa kau bisa datang untuk membantuku. Tapi sepertinya kau sibuk deh" jawab Laura.
"Kebetulan banget. Kebetulan aku lagi libur sehari, karena bos lagi ada acara dan dia menyuruh semua karyawannya untuk libur. Maka sebab itu, aku tidak ada kerjaan, makanya aku menghubungimu. Kalau begitu aku datang nanti deh ke cafemu. Udah dulu ya, Sayang, dah" ucap Nathalie bahagia, dan langsung mematikan panggilan tersebut.
"Belum lagi mengucap apapun, dia sudah langsung mematikan panggilannya. Mau bagaimana lagi, gitu-gitu dia sahabatku yang terbaik" tersenyum tipis dan selesai merias dirinya.
Laura pun mengambil tasnya, lalu menyandangnya. Setelah itu, ia langsung keluar dari kamarnya, lalu turun ke bawah, "Bu, aku pergi dulu ya" ucap Laura mengenakan helsnya.
"Nyonya sudah pergi kerja non" jawab Bi Iyem menghampiri Laura.
"Ouh, kalau begitu Laura pergi dulu Bi. Assalamualaikum" melambaikan tangannya.
"Waalaikumsalam" Laura pun langsung keluar dari rumah, dan bergegas masuk ke dalam mobilnya.
Laura bergegas pergi menuju cafenya, di perjalanan, "hm, apa aku harus beli cakenya. Iya deh, beli di tempat anak-anak. Sekalian bisa dibagikan untuk barista yang ada. Iya deh" menuju toko kue anak-anak.
Sesampainya di toko cake tersebut, Laura langsung turun dari mobilnya, dan masuk ke dalam toko tersebut, "assalamualaikum anak-anak" sapa Laura sambil tersenyum dan Laura melihat pelanggan yang sedang mengantri untuk membeli cake.
"Waalaikumsalam" jawab Bu Riska, Bu Layla, dan anak-anak yang sedang merapikan meja yang kotor.
"Eh, Tante, Tanteee" bahagia anak-anak, dan langsung memeluk Laura.
"Kenapa kalian begitu bahagia. Apa kalian rindu dengan Tante?" tanya Laura sambil mengelus rambut anak-anak.
"Tentu saja kami rindu dengan Tante. Beberapa hari ini Tante tidak datang ke toko, maka sebab itu, kami sangat rindu dengan Tante" jawab Bella terus tersenyum, dan menatap wajah Laura, bersama dengan anak lainnya.
"Tante juga rindu banget sama kalian anak-anak, dan beberapa hari ini Tante tidak bisa datang, dikarenakan Tante sibuk mengurus cafe Tante yang terbakar waktu itu, Sayang. Dan baru ini Tante bisa datang, dan kelihatannya toko kalian benar-benar ramai orang ya" ucap Laura kembali tersenyum.
"Benar Tante. Kami sangat kelelahan, tapi kami bahagia melakukannya, karena bisa membantu Ibu" jawab Vino.
"Kalian benar-benar anak yang baik. Kalau begitu, Tante akan bantu sedikit deh. Kalian lanjutkan pekerjaan kalian, dan Tante mau melihat Ibu kalian dulu ya anak-anak" ujar Laura kembali mengelus rambut anak-anak, dan menghampiri Bu Riska, dan Bu Layla yang sedang melayani orang-orang yang membeli cake mereka.
"Annyeong Ibu, apa kalian sedang sibuk. Sepertinya kalian benar-benar sibuk ya?" tanya Laura muncul disamping Bu Riska dan Bu Layla yang sedang membungkus cake.
Sontak Bu Riska dan Bu Layla menatap Laura secara serentak, "eh, Nak Laura. Kenapa kamu ada di sini, nanti kamu kotor lagi, karena di sini banyak cake cream. Nanti kamu terkena creamnya lagi" ucap Bu Riska khawatir Laura akan terkena cream.
"Tidak akan kena kok Bu. Bagaimana kalau Laura bantu. Kelihatannya kalian kesusahan. Mari Laura bantu" ujar Laura langsung membantu mengambilkan cake pesanan pelanggan yang sudah dikatakan oleh Bu Layla.
Setelah beberapa menit. Akhirnya usailah pelanggan yang membeli cake. Laura dan yang lainnya pun istirahat, "lelah juga, tapi menyenangkan" ucap Laura sambil tersenyum bahagia.
"Ini cake pesanan kamu, Sayang" ujar Bu Riska langsung memberikan cake pesanan Laura di atas meja.
"Terima kasih banyak Bu. Berapa Bu harga cakenya?" tanya Laura langsung berdiri.
"Gratis untuk kamu, Nak. Karena kamu sudah membantu kami. Anggap saja sebagai rasa terima kasih kami, karena kamulah yang membuat kami sukses seperti ini" jawab Ibunya sambil tersenyum.
"Makasih banyak Bu. Ibu memang yang terbaik deh. Lain kali Laura akan datang kembali, dan hari ini cafe Laura kembali buka, makanya Laura membeli cake untuk barista Laura. Terima kasih banyak ya Bu, dan anak-anak" tersenyum bahagia, dan memeluk Bu Riska dan Bu Layla, setelah itu, ia lanjut memeluk anak-anak.
"Kalau begitu Laura pergi dulu ya. Sampai jumpa anak-anak, dah" melambaikan tangannya.
"Dah Tante" anak-anak ikut melambaikan tangannya dengan bahagia, dan Laura langsung keluar dari toko cake tersebut, sambil membawa cake yang ia inginkan.
Laura pun langsung masuk ke dalam mobilnya, dan pergi menuju cafenya.
Setelah beberapa menit, sampailah Laura di cafenya dan cafenya sedang dibersihkan oleh barista yang sudah datang, "annyeong semuanya" sapa Laura sambil membawa cake tersebut dengan bahagia.
Sontak semua barista langsung menatap ke arah Laura, "eh, Bu Laura. Selamat pagi" menundukkan kepalanya.
"Apa kalian sedang bersih-bersih?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.
"Iya Bu Laura. Biar semakin rapi dan harum. Alhamdulillah cafe sudah dipel dan semua kaca sudah dilap dengan semprotan khusus. Pokoknya cafe sudah harum dan nyaman untuk pelanggan" jawab Monika ikut tersenyum.
"Ini ada cake untuk kalian dan cafe ini akan ganti nama. Kebetulan saya sudah membeli papan nama mini cafe ini, untuk diletakkan diatas cafe, agar semua tahu, kalau cafe ini sudah ganti nama" ucap Laura langsung masuk ke dalam cafe tersebut, dan yang lainnya menyusul dari belakang.
"Cafe ini mau diganti dengan nama apa Bu Laura?" tanya Monika sambil menaikkan alisnya.
"Cafe happiness exists (kebahagiaan itu ada)," jawab Laura sambil tersenyum.
"Maaf ya Bu, aku tidak mengikuti saran Ibu. Aku baru teringat dengan nama cafe yang cocok untuk cafeku. Semoga dengan digantinya nama cafe ini, cafe ini akan menjadi lebih baik" ucap batin Laura.
"Wah, itu nama yang bagus Bu Laura. Semoga, cafe ini semakin sukses, dengan digantinya nama baru cafe ini" ucap barista lainnya.
"Aminn" serentak semuanya.
"Permisi" ucap seseorang dari luar cafe.
Sontak Laura dan semua barista langsung menatap ke arah keluar, "siapa itu. Coba kamu cek Monika" perintah Laura dan Monika langsung memeriksa orang yang ada di luar cafe.
Disisi lain, ternyata yang ada di luar cafe adalah pengantar papan nama cafe, "ada apa ya Kak?" tanya Monika sambil menaikkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya Laku Juga
Roman d'amour"Namaku Laura Xaviera, biasa dipanggil Laura. Sudah 25 tahun aku single, dan tinggal bersama kedua orangtuaku yang masih utuh. Mereka terus mengatakan soal pernikahan kepadaku. Padahal aku hanya ingin fokus mengejar karir dulu." "Sampai di mana aku...