Pasca

211 12 2
                                    

"Iya.. maaf yah kek, aku juga pengen banget ngadain tahun baru disana, tapi aku udah janji sama temen-temen sekolah," kata Erlangga memelas.

"Hahaha yaudah.. Jidan sama Nanda pasti pulangnya besok pagi tuh, soalnya pasti bakal macet. Lagian kalo kamu pulang, di rumah kan ga ada orang, coba minta nginep di rumah temen kamu dulu aja yah. Apa mau kakek yang minta ijin ke orang tuanya?" Tawar seorang pria tua yang jadi lawan bicara Erlangga.

"Dih gausah, nanti aku bilang sendiri aja. Udah yah kek, aku lagi beres-beres rumah, takut temen aku keburu Dateng. Mau masukin ayam juga hehehe.."

Setelah telpon menutup, Erlangga yang duduk di teras rumah terdiam dan wajahnya berubah murung. Tapi tidak lama, dia kembali tersenyum bahkan terkekeh lucu.

"Semenjak tinggal disini, ada banyak hal yang terjadi. Yang sedih ada, tapi lebih banyak yang serunya. Aku sama bang Tria juga udah baikan berkat bang Jon," gumam Erlangga.

Erlangga kembali terdiam dengan bibir menekuk lalu dia melihat langit cerah dan juga merasakan angin yang menyelimuti kulitnya.

"Bang Jon kapan bangun sih.. masa bang Jon ga ngerayain tahun baru.." gumam Erlangga dengan suara serak menahan tangis.

Erlangga menarik nafas panjang, menahannya sebentar, lalu membuangnya lagi.

Saat sedang melamun, Erlangga terheran karna langit yang cerah tiba-tiba mendung.

"Ih!! Ko tau-tau mendung sih. Kebiasaan kalo malem tahun baru pasti gini. Ayam sama bebeknya!!" Kata Erlangga panik bergegas bangkit dan pergi ke belakang untuk memasukkan ayam-ayam dan bebeknya ke dalam rumah yang ada di sebelahnya.

Tidak jauh dari sana, seorang pria tua bertubuh kekar menyeringai melihat Erlangga melalui binokular.

"Ah.. anak yang menggemaskan itu panik karna mau hujan hahaha. Kira-kira tahun ini akan ada hal menarik apa yah?" katanya tertawa.

"Tapi aku harus tetap waspada, cucu dari Hasbirawan itu kelewat cerdas. Bisa-bisa dia tau soal aku dan rumah itu," kata orang itu menyeringai lebar.

*****************************

Di depan rumah Toro, Erlangga tiba di antar oleh Olivia menggunakan motornya.

"Ini rumah temen kamu?" Tanya Olivia.

"Iya mba Oliv. Kenapa?" Tanya Erlangga sambil memberikan helmnya.

"Mba boleh masuk?" Tanya gadis itu lagi sambil tersenyum.

"Ngga, nanti pasti ada yang ilang. Makasih mba Oliv.." kata Erlangga tersenyum dan pergi dengan penuh semangat.

Olivia mematung karna ucapan Erlangga yang sangat pedas, dia ucapkan dengan wajahnya yang ceria.

"Toro.. Jaya.. Tiara.. Ob-"

Erlangga yang hendak menyapa teman-temannya, terheran karna Obi tersentak melihat Erlangga dan langsung pergi menjauh darinya.

"Obi kenapa?" Tanya Erlangga heran.

"Kalian berantem lagi?" Tanya Toro menghampiri Erlangga dan memberikannya segelas minuman soda.

Erlangga yang tidak tau itu apa, langsung meminumnya dan terkejut sampai wajahnya berubah kecut karna dia tidak tidak terlalu suka soda yang memiliki rasa asam.

"Ngga, kami ga berantem. Obi aneh banget yah," kata Erlangga heran sambil mengecap mulutnya.

"Yaudah terserah. Itu siapa?" Tanya Tiara melihat ke arah Olivia yang sedang memutar motornya di gerbang depan.

"Kenapa? Cantik kan?" Tanya Erlangga dengan mata terbinar-binar.

Tiara terheran melihat raut wajah Erlangga yang tampak mencurigakan.

Pewaris part 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang