Dalam satu waktu, semua orang terpaku melihat ke arah pintu masuk kelas.
"Iya beneran.. kalo ga percaya nanti gua bawa-"
Toro dan Jaya yang tadinya baru sampai, langsung mematung di ambang pintu saat melihat ada Erlangga di depan mereka.
"Kalian.. kenapa diem?" Tanya Erlangga heran.
Seluruh kelas seketika bersorak ramai dan langsung mengerubungi Erlangga.
"Elu beneran Gapapa?"
"Tangan elu patah kan?""Hehehe iya gapapa," kata Erlangga terkekeh sambil mencoba menjaga jarak agar tangannya yang masih terbalut perban tidak tersenggol.
Sudah seminggu lebih sejak Erlangga tidak masuk sekolah, jadi mereka semua merasa sangat merindukannya.
"Padahal rencananya hari ini kita semua mau ke rumah elu," kata Tiara berdiri di samping Erlangga.
"Semuanya? Satu kelas?" Tanya Erlangga.
"Iya!!" Jawab mereka serempak.
Erlangga menelan ludah karna membayangkan kalau rumahnya tidak akan muat menampung semua orang. Apalagi sekarang Jidan sudah pulang dari pekerjaannya di Bali kemarin.
"Katanya luka Obi juga gara-gara kejadian barengan sama elu?" Tanya salah satu temannya.
"Iya,"
"Ini pasti ulah Anggi lagi,"
"Iya bener, ini pasti ulah Anggi lagi," kata yang lain juga.
"Ngga ko!!" Teriak Erlangga sampai membuat semua orang terdiam.
"Justru Anggi sama Obi di culik sampe luka-luka karna sebenernya mereka ngincer gua. Obi sama Anggi itu di jadiin umpan," kata Erlangga dengan nafas terengah-engah.
"Di jadiin umpan? Ko gua gatau cerita yang ini? Emang elu ada apa sama penculiknya?"
Erlangga tersentak mendengar pertanyaan Toro.
"Kenyataan Artefak ga boleh sampe ke sebar luas," pikir Erlangga menelan ludah.
"Soalnya Erlangga nangkep temennya yang mau nyulik bocah di pasar,"
Semua orang menoleh ke arah Obi yang baru tiba.
"I-Iya.. terus Anggi luka parah sampe bisa aja lumpuh karna dia nolong gua," kata Erlangga gelagapan.
"Nolong dari apa?" Tanya Tiara heran.
"Erlangga hampir di tusuk pake tombak. Udah bubar.. elu semua ga kasian apa liat nih anak yang tangannya di perban berdiri lama sampe keringetan?" Tanya Obi mengusir semua orang.
Sekali lagi mereka semua menyapa Erlangga lalu memberikan jalan padanya ke tempat duduknya.
"Ko elu bisa dateng? Emang di bolehin sama bang Jon?" Tanya Obi sambil duduk di sebelah Erlangga.
Erlangga langsung mematung karna tadi pagi sebenarnya dia merengek pada Jidan kalau dia sangat ingin pergi ke sekolah. Jidan yang akhirnya menyerah karena Jonathan sudah pergi mengambil tugasnya sebagai Big Star tadi pagi-pagi buta, dan Nanda sudah pergi mengamen.
"Iya," jawab Erlangga tersenyum.
Saat Erlangga ingin melepas tasnya, dia terkejut karna Obi membantunya dan mengambilkan bukunya dari tas.
Saat guru sedang menerangkan, Erlangga hanya bisa memperhatikannya tanpa bisa mencatatnya karna tangan kanannya yang patah.
"Tugasnya bisa kalian kerjakan sekarang dari halaman 64. Emm.. Erlangga, kamu bisa kerjain nanti ko," kata gurunya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.