Tidak sesuai ekspektasi. Ternyata Jidan benar-benar pulang lebih cepat. Jidan dan Jonathan merasa sangat malu karna sikap mereka yang sangat berlebihan saat kepergian Jidan kemarin.
"Oh iya Jon.."
Jonathan yang hendak masuk ke dalam mobil Olivia, menoleh ke arah Jidan.
"Gua.. disana ga minum alkohol sama sekali," kata Jidan malu sambil menggaruk pipinya.
Jonathan terdiam sejenak lalu dia tersenyum berseri.
"Bagus. Ayo masuk, nanti siang aku mau pergi lagi ke luar kota," kata Jonathan.
"Big Star?" Bisik Jidan.
"Emm.. iya. Entah kenapa akhir-akhir ini kami sangat sibuk setelah peristiwa Seketh bulan lalu," ucap Jonathan dengan wajah sedikit khawatir.
**********************************
"Yo, makasih bang.."
Gerald yang tadinya sedang belajar untuk sekolahnya siang nanti, melihat Nanda baru saja turun dari ojek motor.
"Wes masih semangat banget belajarnya hahaha," kata Nanda tertawa.
"Hehe iya bang," kata Gerald tertawa dan kembali membaca buku.
"Erlangga kemana?" Tanya Nanda berjalan ke arah ruang tengah.
"Katanya mau langsung ke rumah sakit buat check up," kata Gerald.
"Sendiri? Bisa dia emangnya?" Tanya Nanda kembali ke depan sambil menepuk susu kotak miliknya yang dia tinggalkan di kulkas 2 hari yang lalu.
"Di antar temennya katanya. Disana juga ada istrinya Gama, paling nanti di temenin,"
Nanda terdiam sejenak lalu dia pun duduk di samping Gerald.
"Elu ngerti?" Tanya Nanda sambil kembali minum.
"Ngerti dikit-dikit mah. Abang?"
"Gua mah lulus SD aja udah syukur hahaha. Belajar yang bener yah," kata Nanda mengelus kepala Gerald.
Gerald terkekeh lalu dia terdiam memikirkan sesuatu.
"Bang Nanda, aku mau nanya dong," kata Gerald.
"Hmm.." sahut Nanda.
"Jadi.. aku tuh kan hidupnya kaya lompat gitu yah. Aku tuh pengen.. gitu kaya bang Jidan sama bang Nanda punya penghasilan sendiri. Ga enak di kasih jajan terus sama bang Jon. Aku juga ngerasa kalo harusnya aku udah dewasa buat hidup sendiri," kata Gerald menunduk.
"*CK apaan dah. Mau elu dewasa kek, mau elu masih anak-anak kek, kita ini keluarga. Kalo soal pemasukkan beda lagi dong pembahasannya," kata Nanda.
"Abang ada saran ga?"
"Elu berharap apa sama pengamen kaya gua?" Tanya Nanda menyeringai.
"Ya.. ga gitu bang. Gimana kalo aku jualan?" Tanya Gerald wajahnya berubah ceria.
"Kalo dia jualan, pasti langsung abis dagangannya sejam. Nanti di kira pake tuyul lagi," pikir Nanda.
"Aku tuh dari dulu suka banget sama bakso. Sampe-sampe pengen punya usaha bakso gerobakan sendiri," kata Gerald mendongak tersenyum membayangkan.
"Hahaha ada-ada aja. Elu kan dulu orang kaya, masa punya angan-angan kaya gitu," kata Nanda tertawa.
"Iya ko bener. Tanya aja ke bang Jon deh, aku pernah ngomong gitu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.