"Saya mohon Bu.. tolong ijinin saya.. cuman sehari ini aja ko," kata Erlangga menunduk memelas di hadapan wali kelasnya.
Guru perempuan yang duduk di ruang guru, terheran mendengar permintaan muridnya ini yang terdengar aneh.
"Ibu sih ga masalah karna kayanya anak yang mau kamu bawa itu baik. Tapi hari ini kan ibu ga ngajar di kelas kamu, mending kamu ijin ke guru yang ngajar hari ini, nanti soal ijin anak itu di bawa kesini, biar ibu yang ngomong ke kepala sekolah," kata guru itu tersenyum.
"Wah makasih Bu.. kalo gitu saya permisi dulu," kata Erlangga bergegas pergi.
Saat melihat anak muridnya sudah keluar, guru itu mendengus tersenyum menggeleng.
Teman-teman seisi kelas Erlangga, terdiam karna mereka melihat Erlangga berdiri di depan kelas bersama dengan seorang anak perempuan yang masih mengenakan baju pasien dan juga selang infus yang menggantung di sebelahnya.
"Nama aku Rika.. maaf temennya ka Angga, aku ga bakal ganggu ko, cuman pengen tau gimana sekolah," kata Rika tersenyum ceria.
Mereka semua awalnya terdiam lalu tiba-tiba saja semua orang langsung bersorak dan mendekati mereka.
"Rika cakep banget.. lucu lagi,"
"Kamu umur berapa?"
"Kamu sodaranya Erlangga? Ko kalian sama-sama cakep sih! Bikin iri deh.."Erlangga terkekeh mendengar semua ocehan teman-temannya. Tapi Rika terlihat senang dengan teman-temannya yang terus melontarkan pertanyaan. Erlangga yang tadinya memegangi tiang infus, perlahan menjauh lalu dia melihat ke arah Tiara, Obi dan Anggi yang tampak tidak tersenyum sama sekali.
"Kapan dia bangunnya Ga?" Tanya Toro berjalan mendekat bersama Jaya.
"Kemaren siang pas balik sekolah, dia udah bangun ternyata hahaha. Dia pengen banget tau sekolah itu gimana, soalnya kan tahun ini nanti dia mulai masuk sekolah," jelas Erlangga.
"Tapi bekas operasinya gapapa tuh?" Tanya Tiara berjalan mendekat.
"Emm? Oh katanya gapapa asal Rika ga banyak gerak. Makanya dari tadi kalo jalan pasti gua tuntun," kata Erlangga tersenyum.
"DI TUNTUN!!" Pikir Anggi, Tiara dan Obi terkejut sekaligus iri.
Saat melihat 5 menit lagi kelas akan di mulai, Erlangga membubarkan teman-temannya dan menuntun sekaligus membawakan tiang infus Rika ke mejanya yang ada di belakang.
Erlangga juga sudah mengambilkan meja dan bangku tambahan untuk dirinya dan meletakkannya di tengah-tengah antara mejanya dan meja Toro. Tapi karna merasa tidak enak, Obi pun mengalah dan duduk di bangku baru itu agar Erlangga bisa duduk bersebalahan dengan Rika.
"Jangan cemburu.." bisik Toro meledek Obi.
"Apa sih lu, berisik.." umpat obi kesal.
Selama guru menerangkan, Obi terus melirik ke arah Erlangga yang juga menjelaskan apa yang gurunya terangkan di depan kelas sambil menunjukkan bukunya. Obi juga melihat Rika tampak serius mendengarkan pelajaran, tidak seperti anak yang ingin bermain-main.
"Rika ngerti yang ibu jelasin sampe sini?" Tanya guru itu sambil tersenyum ke arah Rika.
Rika tersentak lalu dia langsung menjawab.
"I-iya Bu guru.. Rika ngerti," katanya gelagapan.
"Ngerti apanya. Nulis sama baca aja paling belom bisa," celetuk Anggi yang ada di sudut lain.
"Rika bisa nulis sama baca ko," sahut Rika protes.
"Coba dong jelasin ulang," kata Anggi tersenyum menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.