"Ah, halo ka Angga.. hahaha sini sini," panggil Rika dengan cerianya.
Bibir Erlangga gemetar hebat. Tapi dia berbalik menyeka air matanya dan kembali melihat ke arah Rika sambil tersenyum.
"Halo Rika.." sapa Erlangga balik sambil berjalan masuk.
Erlangga merasa begitu bahagia melihat Rika tertawa dan tersenyum lagi padanya.
"Kamu mau minum apa? Tante mau beli minum," kata Irina turun dari tempat tidur.
"Gausah Tante, aku udah bawa minum dari rumah. Terus ini dari bang Jon, dia bikin semur kentang daging," kata Erlangga memberikan rantang yang dia bawa ke Irina.
"Jonathan udah sadar? Ko ga ada yang ngabarin?" Tanya Irina heran.
"Katanya nanti Minggu bang Jon mau mampir kesini sendiri,"
"Kebiasaan. Dari dulu Jonathan sering banget di rawat terus tau-tau pulang. Gataunya dia anggota Big Star," kata Irina menghela nafas sambil berjalan keluar dari sana.
"Aku denger ka Angga yang selametin aku yah sampe bikin hampir ngorbanin ka Angga sendiri?" Tanya Rika.
Rika yang duduk di atas tempat tidurnya, terus saling menatap dengan Erlangga yang berdiri di sebelahnya. Semakin lama mata mereka bertemu, mata Erlangga tampak semakin berkaca-kaca.
"Jangan nangis dong.. nanti.. nanti Rika juga.. HUAAA!! KA ANGGA!!"
Erlangga yang air matanya mulai mengalir jatuh, langsung menangkap Rika yang menjatuhkan diri untuk memeluknya. Dengan nafas berat, Erlangga terdiam mematung mendengar tangisan Rika yang begitu keras di pelukannya.
Erlangga mendengus tersenyum lalu dia menepuk-nepuk ringan punggung Rika kaena dia takut lula bekas operasinya masih sangat sensitif.
"Aku takut.. aku takut banget.. kirain aku udah mati.."
Erlangga mengusapkan pipinya ke pipi Rika lalu dia menarik diri sedikit.
"Aku juga sama takutnya. Tapi untung gapapa," kata Erlangga tersenyum sambil menempelkan dahi mereka.
Rika yang masih menangis tersedu-sedu, terdiam melihat Erlangga.
"Ka Angga.. bikin suatu perjanjian sama tongkat Maestro yah makanya bisa nyelametin Rika?" Tanya Rika.
Erlangga tersenyum semakin lebar lalu dia menyapu air mata Rika yang masih mengalir berjatuhan.
"Udah gausah di bahas lagi. Ngomong-ngomong Eva gimana?" Tanya Erlangga.
"Oh iya! Sini naik deh," kata Rika sambil mengambil sebuah rangkaian akar merambat yang membentuk sebuah mahkota berbentuk cincin dan memakainya di kepalanya.
Erlangga yang sudah melepas sepatunya, langsung naik dan duduk di hadapan Rika. Erlangga melihat Rika tersenyum sambil menyodorkan kedua tangannya.
Saat Erlangga memegang kedua tangan Rika, matanya langsung terbuka lebar karna mereka tiba-tiba berada di suatu tempat yang berbeda.
Begitu sejuk dan asri. Udaranya yang segar, suara air mancur kecil yang menenangkan hati, sampai sebuah patung peri yang tampak menuangkan air dari kendi yang di pegang nya.
"Rika!! Ka Angga!! HUAAAA!!!"
Erlangga terkejut karna tiba-tiba ada sesuatu yang terbang begitu cepat, menangkapnya dan memeluknya tinggi di udara.
Erlangga yang sempat panik, baru menyadari kalau sesuatu tadi ternyata adalah Eva.
Peri kecil berperawakan layaknya anak perempuan, menangis tersedu-sedu menatap mata Erlangga. Rika yang ada di bawah, terkekeh melihat mereka di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.