"Starla.."
Seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam rumahnya dengan riang, menoleh lalu tersenyum pada pria berkumis yang duduk di sofa bersama pemuda di sebelahnya.
"Papah.. Rendi.." kata Starla menyapa mereka sambil menghampiri dan duduk di sebelah ayahnya.
"Kamu dari mana tadi?" Tanya pria yang tampak berumur 50 itu padanya.
"Aku kayanya udah bilang deh kalo mau benerin HP di mall," kata Starla heran.
"Tapi katanya Rendi liat kamu kecopetan di pinggir jalan. Kamu ga bawa mobil emangnya?" Tanya pria itu dengan nada lembut.
Starla berkedip cepat lalu dia menoleh ke arah Rendi yang berada di belakang ayahnya, menyeringai sambil melambaikan tangannya.
"Aku tadinya mau beli rujak jambu kristal tapi kelupaan, jadi aku beli di pinggir jalan. Pas lagi nunggu aku kecopetan. Tapi untung ada Gerald yang bantu," kata Starla tersenyum berseri.
"Gerald? Papah baru denger namanya. Temen Kamu?"
"Hehe iya, kami kenalan. Udah ah aku mau istirahat,"
Starla mencium pipi ayahnya lalu dia pun bangkit.
"Aku ke kamar dulu yah. Dadah ayah, dah Rendi.." kata Starla tersenyum lalu dia pergi sambil bersenandung.
Senyuman ayahnya hilang saat putrinya sudah pergi.
"Kamu tau siapa Gerald?" Tanyanya.
"Tau om, dia anak penjual baso disitu," kata Rendi.
"Penjual baso?? Aduh.. orang kaya gitu pasti cuman ngincer hartanya Starla doang," katanya sambil memijat kepala.
"Aku juga mikirnya gitu om. Malah kemaren tuh aku liat Gerald ini minta di beliin makanan gitu ke Starla," kata Rendi.
"Ga bisa di biarin,"
Kedua alis Rendi terangkat melihat ayahnya Starla bangkit berdiri.
"Rendi, besok bisa anter om kesana?"
"Oh bisa om bisa.. bisa banget!!" Kata Rendi langsung semangat berdiri.
*********************************
"Nah yang itu om,"
Ayahnya Starla yang di dalam mobil bersama Rendi dan dua pengawalnya, menyipitkan matanya melihat ke arah sebuah gerobak baso dan pedagangnya yang merupakan seorang bapak-bapak tua.
"Hah? Masa Starla suka sama kakek-kakek sih. Yang bener aja kamu?" Tanya Felix heran.
"Yah om Felix gimana sih. Gerald bantu-bantu disana, mana ada sih orang tua namanya keren, paling Suparjo, Agus atau Salim gitu," kata Rendi sebal.
"Bener juga kamu. Yaudah kita tunggu aja,"
Berjam-jam berlalu, setelah semua orang mulai kesal menunggu akhirnya Rendi melihat Gerald datang.
"Om!! Om!! Itu Gerald," kata Rendi menunjuk ke arah Gerald yang tampak tertawa berbicara pada pemilik baso itu.
"Maaf pak Agus.. saya tadi sekolah dulu, jadi paling bisa bantu dari jam 2. Gapapa kan?" Tanya Gerald.
"Hahaha gapapa.. kamu udah makan?" Tanya pria tua yang bernama Agus itu.
"Udah pak. Gimana dari pagi? Rame?" Tanya Gerald dengan mata terbinar-binar.
Saat sedang menunggu jawaban dari pak Agus, tangan kanan Gerald reflek bergerak lurus ke samping. Gerald yang heran pun menoleh lalu dia terkejut karna dia memegang tangan seseorang yang tampaknya baru saja ingin menangkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.