Beberapa hari berlalu. Tiap kali Jonathan pergi ke tempat kerja Tria, dia tidak pernah muncul menemui nya. Tiap kali di telpon, dia tidak pernah menjawabnya. Tiap kali datang ke rumahnya, Tria tidak pernah ada di rumah.
Jonathan sangat yakin kalau Tria mencoba menjauh darinya tanpa dia ketahui penyebabnya.
"Jadi hari ini bakal pulang telat?" Tanya Jonathan yang sedang membuatkan sarapan.
"Iya.. soalnya di sekolah tempat aku numpang terapin peraturan baru. Jadi jam sekolahnya tambah panjang. Selama aku numpang, aku bakal pulang jam 3," kata Erlangga.
"Hmm.. lumayan lama. Jam sekolahnya jadi seperti anak SMA," kata Jonathan.
"Makanya itu.. aku mau minta bekal lebih yah, istirahatnya 2x soalnya," kata Erlangga lagi.
Jonathan tersenyum mendengus lalu dia membelai rambut Erlangga.
"Kamu ke depan aja, nanti aku siapin bekalnya," kata Jonathan.
Erlangga memeluk Jonathan lalu dia berlari pergi ke depan.
Setelah Erlangga pergi, Jonathan memukul sedikit punggungnya lalu dia kembali masak.
"Sebenarnya tubuhku ini kenapa sih.." keluh Jonathan merasakan ngilu di sekujur tubuhnya.
Jonathan membawa makanan ke depan.
"Maaf semuanya, karna kaget harus buat bekal lebih untuk Erlangga, aku hanya buat ini," kata Jonathan.
Jonathan melirik ke arah semuanya. Dia terheran karna tidak ada satupun yang menyahutnya, termasuk Gerald.
"Ada.. masalah?" Tanya Jonathan.
"Ga ada," jawab mereka bertiga bersamaan.
"Oh begitu,"
Saat Jonathan ingin perlahan duduk di lantai, Gerald, Nanda dan Jidan tersentak ingin bangkit memegangi Jonathan.
"Kalian kenapa?" Tanya Jonathan heran.
Mereka bertiga tersipu lalu kembali duduk dengan perasaan malu.
"Jon, ada yang mau kita diskusiin," kata Jidan.
"Emm?? Katakan saja," kata Jonathan sambil menuangkan nasi ke piringnya.
"Ga bisa, nanti kalo Erlangga udah berangkat," kata Nanda.
"Dih.. ko aku ga di kasih tau.." protes Erlangga sebal.
"Mungkin ini hanya boleh di ketahui oleh orang dewasa," kata Jonathan tersenyum pada Erlangga.
"O-emm.. yaudah gapapa. Tapi bang Jidan bisa anter aku kan? Jalan dari angkutan umum ke sekolah jauh banget.." keluh Erlangga.
"Iya nanti gua anter," kata Jidan.
Usai sarapan, Erlangga pun pamit dan pergi bersama Jidan.
Jonathan yang tadinya melambaikan tangan mengantar kepergian Erlangga, terkejut karna melihat Tria datang dengan motornya.
"Bang Tria dari mana saja? Aku dari kemarin hubungi tidak ada kabar," kata Jonathan heran.
"Nanti kita omongin di dalem,"
Jonathan tersentak mendengar Tria berbicara dengan nada ketus padanya sambil berjalan melewatinya begitu saja.
Jonathan menelan ludah lalu dia pergi mengikuti Tria masuk ke dalam.
Setelah menunggu Jidan, Jonathan terdiam melihat Tria, Jidan dan Nanda duduk berbaris di hadapannya. Bahkan Gerald juga ikut duduk meski dia berada di sudut lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris part 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman mohon untuk tidak melanjutkannya.